BAB 1
KEBINGUNGAN ARJUNA
Jai: Aku ingin tahu dulu bagaimana mulanya pembicaraan Krishna
dan Arjuna yang terjadi di medan perang, nek.
Nenek: Ceritanya begini. Perang Mahābhārata dimulai setelah pembicaraan damai oleh
Krishna dan yang lain-lain gagal untuk menghindari perang. Ketika para prajurit
berkumpul di medan perang, Arjuna meminta Krishna untuk membawa keretanya di antara
kedua tentara, sehingga ia bisa melihat orang-orang yang siap untuk bertempur.
Melihat semua saudara, teman dan tentara di medan perang, Arjuna ngeri membayangkan
akibat yang akan terjadi. Timbullah belas kasih dihatinya.
Jai: Apa artinya belas kasih, nek?
Nenek: Belas kasih tidak sama artinya dengan kasihan, Jai. Kasihan artinya melihat
rendah pada orang lain sebagai orang miskin dan mahluk menyedihkan. Arjuna
merasakan rasa sakit mereka seakan-akan dialaminya sendiri. Arjuna seorang
pejuang besar yang telah memenangkan banyak perang dan sudah siap untuk perang,
tapi tiba-tiba belas kasih membuatnya tidak ingin berperang. Dia berbicara
tentang kejahatan perang dan terduduk di kursi keretanya, pikirannya penuh
kesedihan. Dia melihat tidak ada gunanya pertempuran. Dia tidak tahu apa yang
harus dilakukan.
Jai: Aku tidak menyalahkan dia. Aku juga tidak mau
berperang. Mengapa orang-orang bertengkar, nek? Mengapa ada perang?
Nenek: Jai, perang tidak hanya ada di antara bangsa-bangsa, tetapi pertengkaran
antara dua orang, pertengkaran antara kakak dan adik, antara suami dan istri,
antara teman dan tetangga. Alasan utamanya adalah karena orang tidak dapat
melepaskan rasa ego dan keinginan. Kebanyakan perang terjadi untuk
memperjuangkan kepemilikan dan kekuasaan. Tapi semua masalah bisa diselesaikan
secara damai jika orang bisa melihat kedua sisi dari masalah dan mencari
kesepakatan. Perang harusnya menjadi pilihan terakhir. Kitab suci kita
mengatakan: Orang tidak boleh melakukan kekerasan terhadap siapa pun.
Pembunuhan tidak dapat dibenarkan dalam situasi apapun. Krishna mendesak Arjuna
untuk memperjuangkan hak-haknya, tetapi tidak untuk membunuh secara sia-sia.
Adalah tugasnya sebagai prajurit untuk berperang dan menegakkan perdamaian dan
hukum dan ketertiban di bumi.
Kita manusia juga berperang di dalam diri kita masing-masing. Kekuatan negatif
dan kekuatan positif kita selalu berperang. Kekuatan negatif dalam diri kita
diwakili oleh para Kaurava dan kekuatan positif oleh para Pāndava. Gita tidak
memiliki cerita di dalamnya untuk mengilustrasikan ajaran-ajaran itu, jadi
nenek akan menambah beberapa cerita dari sumber-sumber lain untuk membantumu.
Berikut adalah sebuah cerita tentang pikiran-pikiran positif dan negatif
yang saling berperang yang dikatakan Krishna sendiri kepada Arjuna dalam Mahābhārata.
1. Tuan Jujur
Ada seorang pertapa yang hebat, yang terkenal karena selalu mengatakan yang
sebenarnya. Dia telah bersumpah untuk tidak berbohong dan dikenal sebagai
"Tuan Jujur." Tak peduli apa yang dia katakan, semua orang percaya
padanya karena ia telah mendapatkan reputasi luar biasa di masyarakat tempat ia
tinggal dan melakukan praktek spiritualnya.
Suatu malam, seorang perampok sedang mengejar seorang pedagang untuk dirampok
dan dibunuh. Pedagang itu berlari menyelamatkan hidupnya. Dia lari menuju hutan
di mana pertapa ini tinggal.
Pedagang itu merasa sangat aman karena tidak mungkin si perampok bisa tahu
di mana ia bersembunyi di hutan. Tetapi pertapa itu melihat kearah mana larinya
si pedagang.
Para perampok datang ke pondok pertapa dan memberi hormat. Perampok itu
tahu bahwa pertapa itu hanya akan mengatakan kebenaran dan dapat dipercaya,
maka ia bertanya kepadanya apakah ia telah melihat seseorang melarikan diri.
Pertapa itu tahu bahwa si perampok sedang mencari seseorang untuk dirampok dan
dibunuh, karena itu ia menghadapi masalah besar. Jika dia mengatakan yang
sebenarnya, pedagang pasti akan dibunuh. Jika ia berbohong, ia akan menanggung
dosa berbohong dan kehilangan reputasinya. Setiap tindakan yang tidak bermoral
dapat membahayakan orang lain disebut dosa. Ahimsā (anti kekerasan) dan
kejujuran adalah dua ajaran yang paling penting dari semua agama yang kita
harus ikuti. Jika kita harus memilih antara dua, mana yang harus kita pilih?
Ini adalah pilihan yang sangat sulit.
Karena kebiasaan mengatakan yang sebenarnya, pertapa itu berkata: "Ya,
aku melihat seseorang melarikan diri." Jadi, perampok berhasil menemukan
pedagang dan membunuhnya. Pertapa itu sebenarnya bisa menyelamatkan hidup
seseorang dengan menyembunyikan kebenaran, tetapi ia tidak berpikir dengan baik
dan membuat keputusan yang salah.
Tujuan Krishna menceritakan cerita ini kepada Arjuna untuk mengajar Arjuna
bahwa kadang-kadang kita harus memilih antara batu dan tempat yang keras. Krishna
mengatakan kepada Arjuna bahwa pertapa bersama dengan perampok sama berdosanya
karena membunuh. Perampok tidak bisa menemukan pedagang jika pertapa tidak
mengatakan yang sebenarnya. Jadi ketika dua prinsip mulia bertentangan satu
sama lain, kita harus tahu mana yang merupakan prinsip yang lebih tinggi. Ahimsā
memiliki prioritas tertinggi, sehingga pertapa seharusnya berbohong dalam
situasi ini untuk menyelamatkan kehidupan. Seseoang seharusnya tidak mengatakan
suatu kebenaran yang merugikan orang lain. Tidak mudah untuk menerapkan Dharma
(kebenaran) dalam situasi kehidupan nyata, karena Dharma dan Adharma
(kejahatan) terkadang bisa sangat sulit untuk diputuskan. Dalam situasi seperti
ini, saran ahli harus diminta.
Krishna memberi contoh lain tentang seorang perampok yang mendatangi sebuah
desa untuk merampok dan membunuh penduduk desa. Dalam situasi ini, membunuh
perampok akan menjadi sebuah tindakan anti kekerasan karena menewaskan satu
orang dapat menyelamatkan banyak nyawa. Krishna sendiri, dalam beberapa
kesempatan, harus membuat keputusan seperti itu untuk memenangkan perang
Mahabhrata dan mengakhiri semua orang-orang yang lalim.
Ingat, Jai, jangan berbohong, dan jangan membunuh mahluk hidup atau
menyakiti siapa pun, tapi menyelamatkan kehidupan adalah prioritas utama.
Bab 1 Ringkasan: Arjuna minta kepada kusir keretanya, yang juga temannya, Krishna, untuk
membawa keretanya di antara dua tentara sehingga ia bisa melihat tentara Pāndava.
Arjuna merasa sangat belas kasih melihat teman-temannya dan kerabat di sisi
yang berlawanan yang harus ia bunuh untuk memenangkan perang. Dia menjadi
bingung dan menolak untuk berperang.
Labels:
Bhagavad Gita Untuk Pemula
Thanks for reading KEBINGUNGAN ARJUNA. Please share...!
0 Komentar untuk "KEBINGUNGAN ARJUNA"