BAB 7
KESADARAN DIRI DAN PENCERAHAN
Jai: Bagaimana seluruh alam semesta kita terbentuk, Nek?
Apakah ada yang mencipta?
Nenek: Ada seorang pencipta dibalik setiap ciptaan, Jai. Tidak ada yang dapat
tercipta tanpa seseorang atau suatu kekuasaan dibaliknya. Suatu kekuatan
diperlukan, tidak hanya untuk menciptakan, tetapi juga untuk memelihara dan
menjalankannya. Kita sebut semua kekuasaan Tuhan, Yang Mutlak, Maha Kuasa yang
dalam bahasa Sanskerta disebut dengan Krishna, Ishvara, Bhagavān dan Shiva.
Agama-agama lain menyebutNya dengan Allah, Bapa, Jehovā, Devi dan banyak lagi
nama yang lain. Dalam arti sebenarnya, Tuhan bukanlah pencipta alam semesta,
tetapi Ia sendiri menjadi segalanya di alam semesta. Dia memanifestasikan diri
sebagai Brahmā, yang kita sebut pencipta. Sebenarnya, Brahmā dan semua Deva dan
Devi hanya nama dari kekuatan yang berbeda dari satu Tuhan. Orang berpikir
orang Hindu menyembah banyak Deva dan Devi, itu karena kurangnya pengetahuan
yang benar. Seluruh alam semesta adalah manifestasi Tuhan. Ini adalah filsafat
tertinggi. Engkau mungkin tidak mengerti sepenuhnya sekarang.
Jai: Bagaimana satu Tuhan menjadikan begitu banyak hal di
alam semesta?
Nenek: Menurut Sāmkhya, teori penciptaan, kekuatan Tuhan (Atmā atau Roh) itu
sendiri menjadi alam atau materi, yang terdiri dari lima unsur dasar. Seluruh
ciptaan dilahirkan dan ditopang oleh berbagai kombinasi dari kedua kekuatan:
Roh dan material. (7,06 Gita). Dia ada dalam bentuk cahaya pada matahari dan
bulan; Dia ada dalam bentuk pikiran dan kekuatan dalam manusia. Ia mencerna
makanan dan mendukung hidup kita. Kita semua terhubung oleh Roh yang sama
seperti untaian mutiara pada kalung dihubungkan oleh benang yang sama. (Gita
7,07).
Jai: Jika Tuhan ada di mana-mana dan dalam segala hal,
mengapa tidak semua orang memahami dan mencintai dan menyembah Beliau?
Nenek:
Itu pertanyaan yang baik, Jai. Pada umumnya, orang
memiliki pemikiran yang salah tentang Tuhan karena tidak setiap orang diberi
kekuasaan untuk memahami-Nya. Sama seperti beberapa orang tidak mengerti
kalkulus atau matematika dasar, jadi orang-orang yang tidak mempunyai Karmā
baik, tidak bisa tahu, mengerti, cinta, atau menyembah Tuhan.
Jai:
Lalu siapa orang-orang yang memahami Tuhan?
Nenek:
Ada empat jenis orang yang menyembah atau berusaha
memahami Tuhan, yaitu: (1) orang-orang yang sakit atau sedang menghadapi suatu
masalah atau mencari pertolongan dalam studi atau pekerjaan, (2) orang-orang
yang berusaha untuk mendapatkan pengetahuan tentang Tuhan, (3) orang-orang yang
menginginkan uang, dan (4) orang yang bijaksana yang tahu Tuhan. (Gita 7.16). Krishna menganggap semua
ke-empat tipe orang ini sebagai pengikutnya. Orang yang bijaksana adalah yang
terbaik karena orang yang bijaksana menyembah Tuhan tanpa menginginkan apa pun
dari-Nya. Bahkan orang-orang bijaksana seperti itu benar-benar mengenal Tuhan
setelah melalui banyak kelahiran. (Gita 7.19).
Jai: Jika aku menyembah Krishna, apakah aku bisa
mendapatkan nilai bagus dalam ujian atau bisa menghilangkan penyakit?
Nenek: Ya, Dia memenuhi keinginan semua orang yang percaya kepadaNya dan yang
selalu menyembah dan berdoa dengan tekun. Tuhan adalah Ayah dan Ibu kita. Engkau
harus meminta pada Tuhan apa yang engkau inginkan, dalam doa. Dia memenuhi
keinginan pemuja-Nya yang tulus. (Gita 7,21).
Jai: Lalu mengapa tidak semua orang menyembah Krishna?
Mengapa kita menyembah Deva Ganesha, Shri Hanumāna, Ibunda Saraswati dan banyak
Deva-Deva lainnya?
Nenek: Krishna adalah nama Tuhan yang Maha Kuasa. Beberapa sekte Hindu penyebut
Tuhan yang Maha Kuasa sebagai Tuhan Shiva. Orang-orang dari agama lain
menyebut-Nya Buddha, Yesus, Allah, Bapa, dll. Semua Deva-Deva adalah bagian
dari kekuatan-Nya. Sama seperti semua air hujan masuk ke laut, sehingga
penyembahan Deva apapun menuju ke Krishna, Yang Mutlak. Tetapi seorang pemula
harus memilih hanya satu dari banyak Deva dan membentuk suatu hubungan pribadi
dengan melakukan Poojā atau setidaknya Namaskāra setiap hari kepada Deva yang
dipilihnya. Deva pujaannya ini kemudian menjadi pemandu pribadimu dan
pelindungmu. Deva pujaanmu ini disebut IshtaDeva atau IshtaDevi-mu.
Jai: Nenek mengatakan bahwa seluruh alam semesta ini hanya
wujud lain dari Tuhan. Apakah Tuhan tak berwujud atau dapat mengambil suatu
wujud?
Nenek: pertanyaan besar ini tidak hanya membingungkan anak-anak, tetapi juga
teka-teki bagi orang dewasa. Jawaban untuk pertanyaan ini menciptakan berbagai
sekte atau kelompok dalam agama Hindu. Satu sekte, yang disebut Arya Samāj,
percaya bahwa Tuhan tidak dapat memiliki wujud dan tak berwujud. Kelompok lain
percaya Tuhan memiliki wujud. Kelompok ketiga percaya Tuhan itu tak berwujud
dan bisa mengambil wujud. Yang lain percaya bahwa Tuhan berwujud dan tanpa
wujud.
Aku yakin semuanya memiliki wujud. Tidak ada di dunia ini yang tak
berwujud. Tuhan memiliki wujud yang tak terlihat mata fisik kita. Dia tidak
dapat dipahami oleh pikiran manusia atau dijelaskan dengan kata-kata.
Mahatinggi, berwujud transendental (di luar dunia ini) dan memiliki Kepribadian
Agung. Dia tidak memiliki asal usul tetapi adalah asal dari segala sesuatu. Dia
tidak memiliki awal atau akhir. Tuhan yang tidak kelihatan adalah penyebab
dunia yang terlihat ini. Tak terlihat bukan berarti tak berwujud. Segala sesuatu
yang kita lihat adalah wujud lain dari Tuhan.
Berikut ini adalah cerita tentang penerapan praktis bagaimana melihat yang
Maha Tinggi dalam semua mahluk seperti yang disebutkan dalam Gita 7,19. 7.
7. Melihat
Tuhan pada Semua Mahluk
Di dalam hutan tinggal seorang orang suci yang memiliki banyak murid. Dia
mengajar mereka untuk melihat Tuhan dalam semua mahluk dan untuk sujud
menyembah di hadapan mereka. Suatu hari seorang murid pergi ke hutan untuk
mencari kayu bakar. Tiba-tiba dia mendengar teriakan. "Minggir! Seekor
gajah gila datang!"
Semua orang, kecuali murid orang suci, melarikan diri. Dia melihat gajah
sebagai Tuhan dalam bentuk lain, jadi mengapa ia melarikan diri darinya? Dia
berdiri diam, membungkuk di depan sang gajah, dan mulai bermeditasi pada Tuhan
dalam bentuk gajah.
Pawang gajah itu berteriak: "Lari! Lari!"
Tetapi murid orang suci itu tak bergerak. Hewan itu menyambarnya dengan
belalainya, melemparkan dia ke samping, dan berlalu dari tempat itu. Murid
orang suci itu terbaring di tanah, tak sadarkan diri. Mendengar apa yang telah
terjadi; saudara seperguruannya datang dan membawanya ke pertapaan. Dengan
bantuan beberapa jenis jamu, ia sadar kembali.
Lalu seorang rekannya bertanya, "Engkau kan tahu gajah gila itu
datang, kenapa engkau tidak melarikan diri?"
Dia menjawab: "guru mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan ada di dalam
semua mahluk, binatang dan juga manusia. Oleh karena itu, aku pikir itu gajah-Deva
yang akan datang, jadi aku tidak lari."
Mendengar penjelasannya, Sang guru berkata:"Ya, nak, memang benar
gajah-Deva yang datang; tapi pawang-Deva meminta engkau untuk keluar dari
jalan. Mengapa engkau tidak mempercayai kata-kata pawang? Dan juga, gajah-Deva
tidak memiliki kesadaran diri bahwa semua adalah Tuhan!"
Tuhan bersemayam di dalam semua mahluk. Tuhan bahkan dalam harimau, tetapi engkau
tidak bisa memeluk harimau karenanya! Dekatlah hanya dengan orang-orang baik,
jauhkan diri dari orang yang berpikiran jahat. Jauhkan diri dari orang yang
tidak murni, yang jahat, dan yang kejam.
8. Yang Gaib
Suatu hari, di suatu ruang kelas, duduk seorang anak gadis berusia 6 tahun.
Guru akan menjelaskan tentang evolusi kepada anak-anak.
Sang guru bertanya kepada seorang anak kecil: "Manav, apakah engkau
melihat pohon di luar?"
Manav: "Ya"
Guru: "Manav, apakah engkau melihat rumput di luar?"
Manav: "Ya"
Guru: "Pergilah ke luar dan lihat ke atas. Lihat apakah engkau dapat
melihat langit."
Manav: "Baiklah. (Dia kembali beberapa menit kemudian.) Ya, aku
melihat langit."
Guru: "Apakah engkau melihat Tuhan di mana-mana?"
Manav: "Tidak"
Guru: "Itulah maksudku. Kita tidak dapat melihat Tuhan karena Dia
tidak ada. Dia benar-benar tidak ada."
Si gadis kecil mengangkat tangannya. Ia ingin menanyakan beberapa
pertanyaan kepada anak yang sama. Guru setuju, dan si gadis kecil mulai
bertanya kepadanya:
"Manav, Apakah engkau melihat pohon di luar?"
Manav: "Ya"
Gadis kecil: "Manav, apakah engkau melihat rumput di luar?"
Manav: "Yaaaa!"
Gadis kecil: "Apakah engkau melihat langit?"
Manav: "Yaaaa!"
Gadis kecil: "Manav, apakah engkau melihat guru?"
Manav: "Ya"
Gadis kecil: "Apakah engkau melihat pikiran atau otaknya?"
Manav: "Tidak"
Gadis kecil: "Kalau begitu, sesuai dengan apa yang diajarkan pada kita
hari ini, dia pasti tidak punya pikiran atau otak!"
Tuhan tidak dapat dilihat dengan mata fisik kita. Dia hanya dapat dilihat
oleh mata pengetahuan, iman, dan pengabdian saja. (Gita 7.24-25). Karena kita
berdoa dengan iman, bukan dengan penglihatan, Dia menjawab doa kita!
Bab 7 Ringkasan: Hanya ada satu Tuhan, yang disebut dengan banyak nama. Deva, Devi, atau
para Deva lain dalam agama kita tidak lain hanyalah nama-nama kekuatan yang
berbeda dari Satu Kekuatan Mutlak, Tuhan. Deva merupakan nama dan wujud yang
berbeda dari kekuatan Tuhan untuk membantu kita menyembah dan berdoa. Ada empat
tipe orang yang menyembah Tuhan. Seluruh ciptaan ini terdiri dari lima elemen
dasar dan Roh. Tuhan berwujud dan tanpa wujud.
Tuhan dapat mengambil wujud apa pun. Seseorang tidak dapat mengetahui
hakikat Tuhan kecuali dia memiliki pengetahuan rohani.
Labels:
Bhagavad Gita Untuk Pemula
Thanks for reading KESADARAN DIRI DAN PENCERAHAN. Please share...!
0 Komentar untuk "KESADARAN DIRI DAN PENCERAHAN"