Voice Of Merta Mupu

Voice Of Merta Mupu

Voice Of Merta Mupu : Cerita Tak Tertata

Voice Of Merta Mupu

Motivasi Menulis

Channel Youtube

Pengaruh Posisi Matahari Terhadap Kesehatan Manusia di Bumi

 


Tahukah anda, berdasarkan petunjuk niskala bahwa ternyata posisi matahari ketika berada di belahan bumi  utara atau pun berada di belahan bumi selatan, akan mempengaruhi kesehatan manusia yang ada di bumi? Lalu apa saja dampaknya terhadap kesehatan kita?

----

Matahari adalah pusat dari Tata Surya dan merupakan bintang yang paling dekat dengan Bumi, yang berjarak 150 juta Km, yang mana tarikan gravitasinya menahan planet yang kita tinggali ini tetap berada pada orbitnya.

Matahari memancarkan cahaya dan panas. Energi matahari inilah yang memungkinkan kehidupan ada di Bumi. Tanpa adanya panas Matahari, Bumi akan membeku, tidak akan ada angin, arus laut, atau awan untuk mengangkut air.

Seperti yang kita ketahui, dari bumi kita melihat matahari terbit di timur dan terbenam di barat. Akan tetapi banyak yang tidak tahu, bahwa matahari itu juga bergerak dari utara ke selatan dan juga sebaliknya. Dalam ajaran Hindu hal tersebut dikenal dengan Istilah Daksinayana dan Utarayana, yang mana daksinayana merupakan malam di alam dewa dan pintu surga tertutup, sedangkan utarayana merupakan siangnya di alam dewa dan pintu surga terbuka. Jadi, satu hari di alam dewa sama dengan satu tahun manusia. Hal inilah yang menjadi dasar mencari Dewasa/pedewasaan untuk kegiatan keagamaan yang besar atau penting, seperti ngaben masal.

Daksinayana adalah dimana matahari bergerak dari utara ke selatan selama 6 bulan,  Utarayana adalah dimana matahari bergerak dari selatan ke utara, juga selama 6 bulan, sedangkan ketika matahari berada pada puncaknya disebut dengan istilah Wiswayana.

Wiswayana dalam pengetahuan modern dikenal fenomena ekuinoks atau titik balik Matahari. Ketika terjadi fenomena ekuinoks, Matahari bersinar tepat di atas kepala, serta panjang siang dan malam nyaris sama di seluruh dunia.

Fenomena Ekoinoks terjadi dua kali dalam setahun, yaitu di bulan Maret dan September, sehingga disebut dengan istilah Ekuinoks Maret dan Ekoinoks September.

Di Indonesia, ekuinoks Maret merupakan pertanda peralihan musim atau pancaroba dari musim hujan ke musim kemarau. Sedangkan ekuinoks September, menjadi penanda peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.

Berdasarkan posisi dan pergerakan matahari tersebut, ternyata berpengaruh terhadap kesehatan manusia di bumi. Berdasarkan petunjuk niskala atau dunia rohani, bahwa ketika matahari menjelang bergerak dari utara ke selatan maka banyak orang yang akan sakit mata atau telinga. Sedangkan, ketika matahari menjelang bergerak dari selatan ke utara maka banyak orang akan sakit batuk-batuk.

Sederhananya, penyakit mata atau penyakit telinga itu akan banyak terjadi sesudah ekoinoks September yaitu pada bulan September - Oktober, sedangkan sakit batuk akan banyak terjadi ketika sesudah Ekoinoks Maret yaitu bulan Maret-April.  Hal ini di Indonesia umum disebut musim Pancaroba.

Seperti yang kita ketahui, memang pada musim Pancaroba itu banyak orang yang mudah jatu sakit. Sebagaimana dikutip dari situs Orami, dinyatakan bahwa ketika memasuki musim pancaroba, banyak orang yang akhirnya jatuh sakit. Hal tersebut menjadi tanda berhasilnya virus menyerang tubuh dan mengalahkan imunitas kita. Penyakit yang sering dialami pada musim pancaroba seperti; hidung tersumbat, sakit tenggorokan, batuk-batuk, gangguan sistem pencernaan dan badan lemas.

Jadi, ketika memasuki pergantian musim, sangat disarankan untuk meningkatkan dan menjaga imunitas agar kesehatan kita bisa terjaga.

Larangan Pada Hari Suci Saraswati

 


Larangan membaca dan menulis ketika hari suci Saraswati sering menjadi pertanyaan dan perdebatan. Lalu bagaimana sebenarnya larangan ini menurut lontar Sunarigama dan bagaimana petunjuk niskala tentang ini?

Om Awignam Astu Namo Sidham

Umat Hindu di Indonesia dan Bali khususnya, memiliki berbagai jenis perayaan keagaamaan, mulai dari yang kecil hingga yang besar.  Sederhananya, perayaan keagamaan di Bali didasarkan pada dua jenis perhitungan yaitu berdasarkan pawukon  (wuku) dan berdasarkan sasih (bulan).

Salah satu hari besar umat Hindu di Indonesia yaitu hari suci Saraswati yang perhitungannya berdasarkan pada pawukon,  jatuh pada Saniscara Umanis wuku Watu Gunung, yang terjadi setiap 6 bulan dalam penanggalan Kalender Bali yaitu 210 hari. Yang mana pelaksanaan hari suci Saraswati melakukan pemujaan kepada Tuhan dalam manifestasinya sebagai Dewi Saraswati, yaitu penghormatan terhadap ilmu pengetahuan, khususnya pengetahuan suci.

Hari  suci ini kadang disebut  Rerahinan Penambunan atau lebih dikenal sebagai hari Saraswati. Dirayakan terutama oleh institusi pendidikan, pemerintahan, serta pengabdi-pengabdi ilmu pengetahuan. Dapat dikatakan hari Saraswati sebagai hari Pendidikan ala Hindu Nusantara.

Saraswati adalah dewi yang dipuja dalam Veda. Dewi Saraswati tercantum dalam Rg Veda dan juga Purana. Ia adalah dewi ilmu pengetahuan dan seni. Saraswati juga dipuja sebagai dewi kebijaksanaan.

Secara etimologi, kata "Saraswati" berasal dari kata 'saras' memiliki arti mata air, terus-menerus atau sesuatu yang terus-menerus mengalir, dan 'wati' berarti yang memiliki. Jadi, Dewi Saraswati adalah Dewi yang memiliki pengetahuan yang tidak pernah habis, yang mengalir terus menerus seperti air.

Salah satu hal yang sering dikritik dalam perayaan hari suci Saraswati adalah dilarang membaca dan menulis. Logikanya, dengan larangan membaca dan menulis maka akan semakin bodoh. Logika ini sangat dangkal dan menyesatkan, sebab dilarang membaca dan menulis dalam memperingati hari turunnya ilmu pengetahuan hanya berlaku sekali dalam 6 bulan. Tujuannya untuk memuja dan mengagungkan beliau yang Memiliki Ilmu, Sumber Segala Ilmu.

Larangan membaca dan menulis sebenarnya serupa seperti libur pada hari minggu bagi umat Kristen, karena menurut kepercayaan mereka, hari minggu Tuhan sedang beristirahat (dalam penciptaan alam semesta), maka beliau dipuja dalam kebhaktian, tidak ada aktivitas masyarakat, melainkan memuja beliau di gereja.

Terkait dengan larangan membaca dan menulis, Dalam Lontar Sunarigama, ternyata tidak hanya dilarang membaca dan menulis, akan tetapi juga dilarang mekidung dan membahas atau merenungkan tattwa aksara, seperti disebutkan sebagai berikut :

… tan wenang angreka aksara, amaca, anulis, tuwi makidung muang kekawin, tuwi arerasan saluwiring tatwa aksara suksema, kewalia amuja-muja walinin bhatara Saraswati juga wenang, apan sang pinuja sira amodgalaning sarwa dewa, kewala meneng juga sira ayoga, …. (Sunarigama).

Sederhananya, berdasarkan tuntunan Sunarigama bahwa kita dilarang merajah aksara, membaca, menulis, mekidung dan makekawain, bahkan dilarang merenungkan tattwa suksma aksara suci. Tetapi kita, khususnya pinandita ataupun sulinggih boleh melakukan puja untuk bhatari Saraswati karena itu termasuk amodgalaning para dewa saat ngaturin ida bhatara-bhatari.

Selain hal tersebut, pernah juga mendapat petunjuk dari niskala atau dunia rohani bahwa larangan itu benar-benar tidak boleh dilakukan ketika sedang akan memuja beliau atau akan ngaturin, serta tidak boleh melakukan puja dua kali pada hari itu. Jadi, benar bahwa anggapan boleh membaca dan menulis setelah usai melakukan puja atau selesai sembahyang. Dengan begitu buku-buku juga sebaiknya tidak boleh dibaca jika belum dipercikan tirta wangsuh pada ida bhatara.

Dari uraian tersebut di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa yang dilarang adalah menulis aksara, ngreka aksara, membaca sastra-sastra suci, makidung dan makekawin, serta tidak boleh melakukan puja dua kali dalam hari itu.

Demikianlah uraian singkat tentang larangan membaca dan menulis berdasarkan lontar Sunarigama dan petunjuk niskala, semoga bermanfaat.

Om Shantih, Shantih, Shantih, Om.

Undangan Pelatihan Pengobatan Tradisional Setelah Nyepi

Undangan Pelatihan Pengobatan Tradisional Setelah Nyepi


Saat aku melihat orang-orang sakit, terkadang hati terenyuh melihatnya, merasa prihatin, namun tak bisa berbuat apa, terutama ketika melihat keluarga jatuh sakit. Bahkan muncul niat untuk belajar pengobatan tradisional atau usada, Balian Usada. Ini hal yang paling memungkinkan yang bisa dipelajari mengingat usia sudah lumayan 'uzur'. Kalaulah misalnya kuliah lagi di kedokteran atau perawat tentu sulit, bahkan mustahil.

Menurut petunjuk mimpiku ya gaes, katanya bakat aku sesungguhnya adalah seorang perawat, dokter. Sedangkan pendidikan yang ditempuh selama ini dianggap salah jurusan. Miris deh! Tapi iya loh, aku mudah paham hal-hal bernuansa pengobatan. Kadang terobsesi memiliki isteri seorang bidan, perawat atau apalah, yang penting mengurus orang sakit. Andai kata, calon isteriku baru tamat SMA, terbesit keinginan membiayai isteri kuliah di bidang kesehatan. Ingin memadukan pengobatan medis - non medis, karena kenyataannya dalam masyarakat Bali bila kedua metode pengobatan ini dipadukan lebih baik hasilnya.

Keinginanku belajar pengobatan tradisonal sepertinya disambut baik alam semesta. Dipucuk ulam tiba, aku dapat undangan pelatihan pengobatan tradisional setelah Nyepi. Ada yang mau ikut? Simak ulasan lengkapnya:

Aku lagi santai di rumah, datanglah seseorang menghampiriku. Ia membawa surat undangan. Setelah dibaca, ternyata isi surat itu undangan Pelatihan Pengobatan Tradisional yang akan diselenggarakan oleh lembaga resmi pemerintah. Kegiatan pelatihan tersebut setelah Nyepi. Saya diberi mandat untuk mengundang masyarakat lainnya, turut juga diundang masyarakat penerima bantuan Program Keluarga Harapan. Bahagianya hatiku akan menghadiri pelatihan tersebut.
Sayangnya hanya dalam mimpi.

Kelihatannya mimpi ini terlihat sederhana, namun bila kita ditelusuri lebih dalam akan bernilai tinggi. Aku sih geli-geli sedap memaknainya, soalnya memang sempat berdoa menjelang tidur supaya dikaruniai kemampuan untuk menyembuhkan orang sakit. Mimpi di atas maknanya bahwa beliau Yang Di Atas berkenan mengabulkan keinginan saya itu, tetapi akan terjadi setelah menjalankan catur brata penyepian dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kelak bisa membantu masyarakat dan menjadi harapan keluarga (makna Program Keluarga Harapan). Yang sulit adalah menerapkan catur brata penyepian dalam kehidupan sehari-hari, sebab yang dimaksud catur brata penyepian sebenarnya bermakna sangat dalam. Uraian sederhananya sebagai berikut :

1. Amati Gni yaitu tidak menyalakan api dalam diri seperti; mengendalikan emosi, mengendalikan nafsu hewani, mengendalikan keinginan, sebagaimana ajaran sastra: Tiada api yang dapat menyamai nafsu, tiada cengkeraman yang dapat menyamai kebencian, tiada jaring yang dapat menyamai ketidaktahuan, dan tiada arus yang sederas nafsu keinginan. [Dhammapada, 251]

2. Amati Karya yaitu tidak berbuat (akarma). Yang dimaksud tidak berbuat bukanlah malas-malasan atau tidak bekerja, melainkan "Berbuat sebagai tidak berbuat", yaitu bekerja tanpa mengharapkan pahala, bekerja dengan tulus iklas, sehingga kita tidak terikat oleh karma. Inilah yang disebut Akarma: perbuatan yang tidak berbuah, perbuatan yang tidak menghasilkan Karma, yang mampu mengantarkan seseorang terbebas dari kelahiran dan kematian.
.
Sebagaimana ajaran Bhagavad Gita dikenal tiga jenis Karma yaitu Wikarma, Sukarma dan Akarma. 
Wikarma; perbuatan jahat, menghasilkan keburukan.
Sukarma ; Perbuatan baik, menghasilkan kebaikan.
Akarma ; Perbuatan yang tidak menghasilkan pahala dari perbuatan itu. 
Yang terakhir inilah yang dimaksud amati karya; berbuat sebagai tidak berbuat. Contoh sederhananya: tidak bahagia dikala mendapat kesenangan, tidak bersedih hati tatkala menderita. Tetap seimbang dalam keadaan suka-duka.

"Ini disebut perbuatan bukan gelap juga bukan terang dengan akibat bukan gelap juga bukan terang yang mengarah menuju hancurnya perbuatan/Nibanna." [MN 57/Kukkuravatika Sutta]

3. Amati Lelungaan yaitu tidak bepergian; tidak membiarkan pikiran liar pergi kesana kemari. Seperti disebutkan dalam Dhamapada: Sukar dikendalikan pikiran yang binal dan senang mengembara sesuka hatinya. Adalah baik untuk mengendalikan pikiran, suatu pengendalian pikiran yang baik akan membawa kebahagiaan. [Dhammapada Syair 35]

4. Amati Lelanguan yaitu tidak mencari hiburan. Dalam menapaki kehidupan kecendrungan kita suka menghibur diri melalui panca indera kita. Menikmati pemandangan 'indah' melalui mata. Mendengarkan berita yang tak seharusnya didengarkan, seperti gosip, berita houks (hoax), dan lainnya.
Merasakan kenikmatan berlebihan dengan kemewahan melalui indera peraba. Menikmati makanan enak secara berlebihan dengan mulut, bahkan menjadikan perut sebagai kuburan hewan. Dan menikmati bau enak berlebihan melalui hidung.
Kecendrungan-kecendrungan inilah yang hendaknya kita kendalikan.

Apakah kita bisa menerapkan catur brata penyepian dalam kehidupan sehari-hari? Bila kita siap, dewata akan mengundang kita untuk mengabulkan doa kita setelah Nyepi. Bahkan seseorang yang mampu demikian akan sakti sidhi ngucap.
Mimpi Melepas Burung Perkutut, Pertanda Batal Nikah

Mimpi Melepas Burung Perkutut, Pertanda Batal Nikah


Biasanya mimpi saya tentang jodoh bermakna baik, bahkan bisa dikatakan hari pernikahan itu sudah dekat. Namun semalam mimpi yang menegangkan, bila diterjemahkan pertanda akan batal menikah (?), bisa dibilang menyanggah mimpi-mimpi sebelumnya. Cerita mimpinya sebagai berikut:

Berada di timur laut rumah, dekat sungai. Disana saya melihat burung perkutut (kukur) bertengger di dahan kayu. Ingatnya, burung perkutut tersebut penjelmaan bapak Jero S (seorang pemangku, sekaligus calon dprd). Perkututnya lompat kesana kemari, tak mempedulikan saya.
"Kesini!" Panggilku. Ia tak mempedulikanku.
"Sombong banget kamu ya!" Gerutuku dalam hati.
Tiba-tiba perkutut itu sudah ada dalam genggamanku. Ternyata ia berbulu putih abu-abu, namanya Puteh (perkutut bulu putih). Ingatnya, dulu pernah melihat Puteh ini di suatu tempat. "Puteehh... Apakah engkau yang aku cari selama ini? ..... " Tanyaku padanya, merasa ragu. Aku melihat si Puteh merasa tertekan dan bersedih.

Melihat keadaan itu, aku melepasnya. Meski saat melepasnya hanya satu, namun saat terbang jadi tiga ekor yaitu si Puteh, Ayah dan Ibunya. Terbanglah si puteh ke arah barat ke sebelah kiriku. Namun ia belum mampu terbang tinggi, karena masih muda, malah ia terjatuh. Sedangkan bapaknya terbang ke arah utara di tepi hutan. Sepintas aku melihat bapaknya si puteh hampir tersetrum listrik gara-gara terbang hampir menyentuh kabel listrik. Begitu pula ibunya terbang ke utara ke sebelah kananku. Sesaat aku melihat ibunya sedih saat melirikku. Aku juga sedih melihatnya. Aku berharap mereka bisa bersatu pada waktunya, meski saat ini mereka terbang berbeda haluan, terutama anaknya yang masih muda, yang terbang ke arah barat.

Tak lama kemudian aku berjalan ke utara, menanjak. Tak jauh berjalan, aku melihat dua ekor anjing. Di belakangnya aku melihat kakakku berdiru. Anjing itu galak dan menyerangku, sepertinya anjing rabies. Aku menghindar, lalu ku hantam mereka dengan gabus berulang kali. Salah satu anjing itu berhasil menerkam tangan kiriku hingga berdarah. Perasaanku begitu tegang menghalau dua anjing ganas sekaligus. Kuhantam lagi...
TAMAT.

Saat tersadar dari mimpi, masih terasa peristiwa menegangkan itu, kepala terasa panas. Setelah merenungkan artinya, aku sedih banget. Mungkin sudah nasibku mengalami perjalanan asmara seperti ini.
Kukur (perkutut) maknanya kurenan (isteri). Melepas perkutut maknanya melepas calon isteri, membiarkannya menjadi milik orang lain. Sedangkan obrolan dengan si puteh itu adalah peristiwa yang terjadi antara saya dan orang yang kusayangi, yang telah kurelakan bersama lelaki lain. Sedangkan ibu dan bapaknya simbolis dari orang tua si dia.
Yang agak ngeri itu makna berantem dengan anjing, ini sebuah simbolis akan adanya pertengkaran dengan seseorang, entah secara langsung atau pun serangan black magice. Namun saya dinasehati untuk tetap bersikap lembut seperti gabus, meski akan ada yang berhasil mencelakai. Namun kakakku yang telah tiada, dari alam sana akan selalu menjagaku.

Aku percaya, ketika kita iklas melepaskan seseorang yang disayang, Tuhan akan membawakan kita yang lebih baik dari dia, sepanjang kita tak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan hukum langit.

*Semoga kamu bahagia bersamanya.
Pengaruh Nama dalam Pernikahan

Pengaruh Nama dalam Pernikahan


Kemarin saya mimpi tentang penyebab penderitaan salah satu sepupuku, dimana salah satu penyebab penderitaannya adalah faktor nama antara dia dengan suaminya. Awalnya aku mimpi berada di depan rumah gadis pujaan hati, disana aku membuat adonan semen (luluh), lalu dipasangkan di halaman rumahnya. Tiba-tiba suasana berubah, namun lokasi masih sama, kali ini aku membuat adonan untuk membuat batako menggunakan alat kayu. Aku dibantu Wayan Alas, suami dari sepupuku. Setelah selesai beberapa cetakan, lalu wayan Alas menyemai beberapa biji semangka ke dalam batako. Dia berharap biji semangka itu tumbuh kembang disana.

Ketika aku sadar dari mimpi dan merenungkan, aku maknai bahwa mimpi ini pertanda baik-buruk. Adonan (Luluh) maknanya aluh (mudah), artinya akan diberikan kemudahan. Begitu pula membuat batako, artinya ada kemudahan yang akan terbentuk. Tetapi di balik kemudahan itu ada benih-benih penderitaan (makna biji semangka. Semangka maknanya bangka/mati, dalam konteks mimpi maknanya sakit atau derita).

Tentu hal itu membuatku sedih. Aku berpikir bahwa hubunganku dengan dia yang disayang akan mudah bersatu tetapi di balik kemudahan itu ada benih-benih penderitaan. Aku anggap bahwa dewata kurang merestui perjuanganku. Lalu aku berdoa dalam hati, "Tuanku, apa sebenarnya yang akan terjadi antara aku dengan dia, apakah Tuanku tak merestuiku untuk mencintainya?"

Dalam hitungan detik aku langsung tertidur dan mimpi lagi. Dalam mimpi itu aku berada di rumah sepupuku (isterinya wayan), disana aku melihat tante dan sepupuku duduk malas-malasan. Melihat mereka aku merasa marah, lalu menuding tanteku dengan tangan kiri, "Dasar pengkung sing dadi orahin. Ba tuturin orahin nganti adan. Tawang sangkana rampen demen malas-malasan sing kitana ngudiang. Keto masi penderitaan selama ini. To nak ulian patemuan adani jelek." Ujarku membentak tanteku.

"Tawang artini (patemuan adan) Nyoman Rampen ajaka Wayan Alas? Menpen ala artini tow!" Ujarku lagi.

Begitu tersadar dari mimpi, aku mengelus dada dan bersyukur. Ternyata makna buruknya bukan ke saya, melainkan mimpi ini bercerita tentang keluarga sepupuku. Sebagaimana penafsiran di awal mimpi di atas, saya mengabaikan makna kehadiran suami sepupuku (Wayan Alas) dalam mimpi. Disitulah kekeliruan saya menterjemahkan mimpiku, kurang detail memaknai cerita lengkapnya. Disinilah rumitnya menterjemahkan mimpi. Seringkali mimpi itu kita anggap bercerita tentang diri sendiri, tetapi ternyata sebagian bercerita tentang orang lain. Mimpi di atas, baiknya bermakna ke saya, namun makna buruknya ke keluarga sepupu.

Setelah menyadari bahwa sepupuku disuruh ganti nama karena berdasarkan perjodohan nama bermakna buruk yaitu Nyoman Rampen - Wayan Alas maknanya 'Menpen Ala' (menimbun keburukan). Lalu aku berdoa lagi, supaya bila ditanya soal nama penggantinya bisa memberikan solusi. 'Tuanku, berkenanlah paduka memberi petunjuk, siapakah nama yang tepat untuknya agar perjodohannya jadi baik?"

Antara sadar dan tidak, aku merasa berada di rumah tanteku dan melihat wayan Alas, lalu muncul nama 'Arta Sasmita' dari pikiranku. Begitu buka mata, "Kok kayak nama cewek ya?" Pikirku. Lalu teringat bahwa nama menteri sosial juga begitu: Agus Gumiwang Karta Sasmita.

Lalu kumaknai nama Rampen - Arta Sasmita: Menpen Arta (menimbun kekayaan).

Percaya tak percaya, temu sorot berdasarkan nama dalam pernikahan itu berpengaruh dalam kehidupan kita. Pernah ada yang bercerita ke saya, dia bermimpi disuruh ganti nama karena nama mereka bermakna buruk bila digabungkan dengan nama suaminya. Tetapi tidak diganti karena kurang percaya.. yang terjadi kemudian hingga tiga kali melahirkan anaknya selalu meninggal. Dalam keputusasaan, dia bermimpi disuruh ganti nama lagi, bahkan namanya diberikan dalam mimpi. Lalu dituruti, dan setelah itu melahirkan hingga anak ke enam, semuanya selamat.

Ada juga kasus sebuah keluarga, selalu keguguran. Setelah konsultasi ke bapakku, disuruh ganti nama. Sekarang sudah melahirkan dengan selamat. 

Aku bersyukur, walau belum tahu siapa akan jadi isteriku, tetapi sudah disediakan nama yang kudapat dari dalam mimpi agar perjodohan berdasarkan nama bermakna baik. Bahkan nama anakku sudah ada.. didapat dari mimpi juga. Ngegemesin deh.. Itulah sebabnya aku begitu yakin bahwa aku akan punya isteri dan anak. 

Percaya tak percaya...
Sebelum 42 Hari, Anak Melik Jangan Diajak Keluar!

Sebelum 42 Hari, Anak Melik Jangan Diajak Keluar!


Sepulang dari hotel, melihat-lihat gudang bawang merah, lalu ke rumah nenek. Di halaman rumah kulihat isteri sedang menggendong anakku.

"Tadi aku minjem uang lima puluh ribu sama nenek, dibawa ke desa beli kue dua puluh ribu buat anaknya" Ujarnya lirih. Kebetulan setelah pernikahan kami, kami tinggal di rumah nenek.

Meski ekonomi sedang 'kere', aku merasa bersyukur isteriku masih berusaha untuk membahagiakan anaknya. Apalagi sepulang dari hotel saya rasa cukup uang yang kudapatkan, sehingga secepatnya aku akan mengembalikan uang itu. Lalu aku masuk kamar nenekku, aku melihat banyak 'kesindek' (uret) di bantalnya, tapi aku gak heran, biasa saja melihatnya.
'Tadi isteriku belanja keluar, berarti anakku juga diajak keluar.' Pikirku. 

"Ajak sanga panake was busan (Berarti tadi diajak keluar anaknya)?" Tanyaku padanya. Isteriku mengiyakan.
"Setonden abulan pitung dina, ngidih olas panake da ajaka pesu! Panak beline nak melik cara bapanni. Musuhanga teken leyake.(sebelum 42 hari, kumohon anak kita jangan diajak keluar! Anakku 'melik' sebagaimana ayahnya. Suka dicari leyak)" ujarku dengan nada emosi. Aku berpikir anakku harus dipingit selama 42 hari. Anak-anak yang lain mungkin saja sudah boleh diajak keluar sebelum 'tutug brata' (tutug kambuhan), tetapi anakku tidak boleh diperlakukan seperti itu.
Tak lama kemudian, aku mendekati isteriku. Kukecup keningnya sebagai permohonan maafku, karena barusan sempat memarahinya. Tersamar isteriku adalah adikku yang sudah menikah.

*Edisi romantis dalam mimpi. Haha!

Nilai yang terkandung dalam mimpi tersebut bahwa saya diajari bagaimana berkeluarga, dan kelak bila memiliki anak harus dipingit selama 42 hari.

Ada kasus menarik yang terjadi setelah mimpi ini, dimana adikku yang sudah menikah anakknya jatuh sakit, dan dua ekor hewan peliharaannya seharga 15juta mati. Setelah nunas raos, ternyata dia 'sisip' salahang sang wengi dan salahang dewa Hyang. Hal itu terjadi karena waktu odalan dewa hyang dan ngaturin sang wengi, suaminya bayar urunan, padahal anaknya belum tutug kambuhan, belum 42 hari, sehingga urunan itu dianggap 'urunan cuntaka', kasebelan. Katanya, dia melakukan itu dengan logika yang cuntaka adalah isteri, sedangkan suami tidak cuntaka, sehingga dia beranggapan boleh melaksanakan yadnya. Namun sebenarnya tidak dibolehkan meski yang cuntaka hanya isteri dan anak.

Dari segi pemaknaan, sebenarnya mimpi ini bicara harga barang, bicara rejeki, dimana saya harus menunda menjual barang tersebut selama 42 hari sejak dimasukan ke gudang. Mungkin saja orang-orang akan menjual barangnya, tetapi saya tidak diijinkan untuk melakukan hal itu bila mau beruntung.
Ngeri dan Takut!

Ngeri dan Takut!

Dalam keadaan tertentu, kadang kita tiba-tiba merasa ngeri melihat sesuatu bila mereka berbanyak, yang sebenarnya biasa kita lihat bila hanya sedikit. Seperti kemarin malam, saya melihat banyak 'kesindek' (uret) di tembok kamar. Mereka bergerombol dan membentuk lingkaran. Melihat begitu banyak kesindek di tempat tak biasa, saya merasa ngeri dan takut. Lalu berteriak histeris.. 


'Hooo... hoo.. ' dengan nafas tersengal-sengal. Hal itu, membuat bapakku bergegas masuk buka pintu kamarku.
"Engken tow (Kenapa tuh)?" Tanyanya. Karena ada bapak, saya perhatikan tembok dengan seksama. Ternyata hanya baju yang menggantung. 
"Sing engken.. (gak kenapa) baju laja tepuk kesindek (ternyata baju kulihat 'kesindek')." Ujarku lemas pada bapak.
Setelah menyadari kenyataan bahwa tadi seperti setengah bermimpi, aku sedih banget, 'ternyata parah sakitku' pikirku. Jadi teringat masa kecil waktu sakit demam, kadang seperti melihat mahkluk besar mendekatiku, padahal sebenarnya gak ada apa-apa. Itu terjadi gara-gara panas terlalu tinggi. Itulah contoh mimpi yang bukan mimpi.

Awalnya kukira sakitku hanya faktor alam, tetapi ternyata papas kala (gangguan dari setan), hal ini berdasarkan petunjuk mimpi setelah mengalami hal ngeri di atas. Ceritanya saya lagi membaca kitab Siva purana, berkisah tentang raksasa Tarakasura berperang melawan dewi durga. Di akhir cerita saya membaca tulisan 'Kala Tiga', tulisan itu begitu jelas.

Saat tersadar dari mimpi, saya maknai bahwa sakit saya papas kala rangkep, bukan sekedar sakit biasa. Soalnya sakitnya rada-rada aneh.. awalnya sakit batuk, lalu diobati, sempat sembuh. Lalu sakit migrain, nyiksa banget kalau merunduk. Diobati, hilang siangnya. Sorenya sakit kepala biada ditambah batuk, kaki selalu terasa dingin, meski pakai selimut. Berlarut sampai besoknya, gak makan, terbaring aja di kamar, gak kuat berdiri, kalau berdiri terhuyung, dan mau mual-mual, hingga malamnya mengalami hal seram seperti ceritaku di awal. Padahal sudah minum obat batuk, tablet penurun panas, dikompres, dan minum tablet flutamol. Bahkan sempat diobati dengan tenaga prana oleh adikku, sempat sembuh 15 menit, namun lagi meradang.

Setelah menceritakan mimpi di atas dan saya maknai bahwa sebenarnya saya bukan sakit karena alam, lalu minta diobati sama bapakku dengan mantra 'pamiak kala'. Hanya butuh waktu 10 menit, tubuh terasa ringan, sakit kepala hilang, dinginnya kaki langsung lenyap, berubah jadi terasa hangat. Malam itu juga, saya langsung bisa makan. Waktu tidur malamnya, saya bermandikan keringat, sampai basah bajuku. Dan bangun besoknya sudah sembuh, walau tidak bertenaga, bahkan sudah bisa bawa motor.

*Gak rugi belajar menterjemahkan mi
Kecupan Sayang

Kecupan Sayang

Lagi jalan-jalan sama doi di seputaran kaki gunung Batur, mencari panorama indah untuk bercengkrama, menghabiskan waktu bersama pujaan hati, ***** Karisma namanya. Aku melihat salah satu obyek wisata yang sedang dibangun yaitu berupa taman. Sekarang sedang ngetrennya orang-orang membuat taman, terutama bernuansa 'cinta'.


Setelah lelah menikmati panorama alam, aku dan dia berbaring di atas pasir, dekat bebatuan. Dia berbaring bersandar di lengan kiri saya, seolah lengan saya jadi bantal. Kemesraan ini membuat hatiku adem, merasa nyaman. Lalu ku kecup pipinya dengan lembut. Namun entah kenapa dia membiarkannya, meski dia tak berani menoleh ke arahku, mungkin malu. Lalu dia bercerita, katanya sudah banyak mengunjungi tempat-tempat indah di Bali. Aku pun bercerita hal senada, kukatakan bahwa sudah pernah berkunjung ke taman Harmoni A, taman Bukit Asah dan taman Edelweis.
Usai bercerita, aku masih penasaran dengan kecupan tadi, dan ingin mengulangi. Kukecup lagi pipinya, dan dia membiarkannya....

Andaikan saja, gadis yang kukecup pipinya dalam mimpi adalah orang yang disayang, saya berani ngajakin dia menikah, sayangnya gadis itu malah tak pernah kupikirkan, tetapi dalam mimpi begitu mesra. Uniknya gadis ini sering hadir ke dalam mimpi sekitar lima kali. Kalau dia hadir ke dalam mimpi pertanda baik, pertanda bahwa dewata memberi karunia berupa karisma atau wibawa supaya gadis yang saya cintai tertarik pada saya, lebih-lebih dalam mimpi saya kecup pipinya itu pertanda ada seorang gadis yang mencintai saya. Gadis itu (bukan gadis dalam mimpi, melainkan orang yang disayang) akan mendatangkan perasaan nyaman atau hubungan harmonis (makna taman harmoni), memiliki strata sosial yang setara (makna bukit asah), dan selalu tulus (makna taman edelweis, dilihat dari warna bunganya warna putih).

Mudah-mudahan dengan petunjuk mimpi ini saya tidak salah memilih pasangan hidup di masa depan.
Back To Top