"Kamu sudah dewasa, sudah seharusnya belajar mencari cewek yang sudah
dewasa. Kalau kamu mencintai ABG melulu, kapan akan menikah?' Nasehat
itu cukup membuat hati terketuk, tersadar dari ilusi yang pernah
dialami. Sehingga belajar untuk dekat dengan wanita yang sudah dewasa.
Nasib
sial menjadi lelaki single, mencoba menuruti nasehat teman.Namun apa
daya, beberapa kali kecantol dengan cewek yang sudah dewasa, setelah
ditelusuri, ingin kenal lebih dekat, selalu menemukan wanita sudah
memiliki pasangan serius, bahkan sudah kumpul kebo.
Dalam kenyataan, sering kali menemukan mahasiswa-mahasiswi kumpul kebo, ngekost satu kamar berdua, tanpa diketahui keluarganya.
Berulang
kali menemukan fenomena seperti itu, menjadi alergi dengan wanita
dewasa. Terlebih lagi agama menyatakan, seorang yang sudah melakukan
hubungan seks diluar nikah atas dasar suka sama suka, dinyatakan sudah
menikah. Terlebih lagi kumpul kebo.
Seseorang yang sudah pernah
melakukan hubungan seks diluar pernikahan, dianggap tidak layak mendapat
upacara Veda ketika ia menikah. Hal ini akan membuatnya menjadi orang
berdosa, hingga kemudian hidupnya menjadi lebih sulit, sering dirundung
masalah, hingga tak jarang timbul perceraian yang tak dibenarkan agama.
Intinya
perkawinan yang sudah ternoda seks diluar nikah, akan membawa masalah,
terutama yang melakukan hubungan seks dengan banyak orang. Kalau hanya
dengan satu pasangan, dan pasangan itu menjadi suami-istri, itu masih
mendingan.
Kekecewaan lelaki melihat fakta-fakta ini, kadang
berasumsi janda lebih menarik daripada wanita yang terlihat masih gadis
tetapi sudah salome, satu lobang rame-rame.
Pemikiran seperti ini
pun pernah menggerogoti diriku, hingga tak hayal pernah memiliki
kekasih yang sudah menjanda (pisah ranjang), janda kembang.
Tidak
salah bila seseorang mencari pasangan yang masih murni, dalam tanda
kutip belum terjamaah lelaki lain. Hal ini mengacu pada konsep bahwa
untuk melahirkan anak yang baik, anak yang budiman, anak yang penurut,
lahir dari seorang ibu yang baik, yang berahklak.
Lebih ekstrim lagi, dinyatakan bahwa dari wanita yang rusak, maka lahirlah generasi rusak.
Mencoba
merenung kembali, apa sebenarnya aku sudah alergi dengan cewek dewasa?
ah, semoga saja tidak. Tetapi hayalanku, sering membayangkan dan
berharap, dan semoga terjadi, istriku nanti masih muda, berhati mulia,
dan mencintai suami dengan sepenuh hati. Huahahaha... Kayalan lebay.
Entah
kenapa gadis itu, yang pernah mencampakkanku, masih aku harapkan untuk
menemani hidupku kelak nanti. Berharap kebenciannya menjadi cinta di
kemudian hari.
"Aku akan menunggumu hingga dikau tamat sekolah",
janji yang masih terngiang dalam ingatan. Apa mungkin janji itu bisa
ditepati? sedangkan dia masih kelas 1 SMA.
"Biarkan waktu yang menjawab," kilah seekor anjing yang menggonggong.
2 Komentar untuk "Alergi Wanita Dewasa "
Saya sendiri berpendapat jika seorang anak dilahirkan dari ibu yang rusak, maka anaknya tidak lantas demikian jika diasuh orang lain :D ...Tapi, menikah itu sendiri bukan hanya menyatunya 2 orang saja, tapi 2 keluarga. Jadinya... sedih pula jika tanpa restu meski soal janda atau tidak, tentang itu saya juga sependapat... cuma kadang... si janda yang jaga jarak :) mungkin trauma.
Saya sendiri berpendapat jika seorang anak dilahirkan dari ibu yang rusak, maka anaknya tidak lantas demikian jika diasuh orang lain :D ...Tapi, menikah itu sendiri bukan hanya menyatunya 2 orang saja, tapi 2 keluarga. Jadinya... sedih pula jika tanpa restu meski soal janda atau tidak, tentang itu saya juga sependapat... cuma kadang... si janda yang jaga jarak :) mungkin trauma.