Saat ini, generasi tua semakin kawatir terhadap generasi muda, terutama
remaja pada usia yang muda sudah mengenal seks pranikah, suka
membangkang, melawan orang tua, tidak lagi menaruh rasa hormat terhadap
orang tua, semakin pandai berbohong. Itu belum seberapa, yang lebih
mengherankan, remaja saat ini sudah ada yang berani menjadi pengedar
narkoba, pemerkosa, suka bikin onar di jalanan, menjadi penjambret,
pembunuh, begal, dan kriminal lainnya.
Sebagian masyarakat cenderung menyalahkan kemajuan teknologi dan informasi, namun sebenarnya tidak demikian. Menurut pemahaman saya, kenakalan remaja justru terjadi karena orang tuanya. Pada dasarnya, anak yang berbudi luhur lahir dari orang tua yang berbudi luhur, anak rusak lahir dari orang tua rusak. Sebagaimana orang tua, demikianlah anaknya. Apabila mengharap memiliki anak yang berbudi, penurut, dan lain sebagainya, maka jadilah calon orang tua yang demikian.
Anak-anak yang suka membangkang, melawan orang tua, suka berbohong, kebanyakan ini terjadi berawal dari orang tua yang pernah melakukan hubungan seks pranikah ketika muda, terlebih lagi jika hubungan seks pranikah berakibat pembuahan, maka cukup sempurna untuk membentuk karakter anak yang jauh dari harapan, lebih jelek dari karakter orang tuanya. Lalu bagaimana proses itu terjadi?
Menurut penelitian Dick Sutpen melalui regresi, bahwa roh yang akan merasuki janin jauh sebelum waktu kelahiran, ia akan menjadi dekat dengan yang akan menjadi orang tuanya, tak kelihatan oleh mereka tetapi secara konstan di sekitar mereka dan belajar untuk mencintai mereka.
Pernyataan di atas jika digabungkan dengan uraian-uraian kitab suci, maka akan membentuk pernyataan kira-kira seperti ini: Ketika seseorang atau pasangan suami istri cenderung berbuat yang menyimpang dari ajaran agama, berbuat dosa, lupa pada Yang Kuasa, terutama ketika mulai masa-masa akan terjadi pembuahan pada istri dan pada masa sedang hamil, maka roh atau jiwa-jiwa yang akan masuk ke janin adalah roh-roh yang berdosa. Disini terjadi tarik – menarik, artinya bagaimana perbuatan seseorang itu akan menarik roh yang sesuai dengan karmanya. Baik perbuatan orang tuanya, maka roh yang baik yang memasuki janin, jahat perbuatannya maka roh jahat yang memasuki janin, yang kemudian akan menjadi karakter bawaan dari sang anak. Oleh karena itu, agama sangat menegaskan betapa pentingnya berbuat kebajikan ketika istri sedang hamil, begitu pula ketika kita masih muda atau sebelum menikah.
Remaja-remaja nakal saat ini, sebagian dari mereka merupakan kelahiran berawal dari seks terlarang, seks menyimpang, seks diluar perkawinan yang sah atau mereka lahir dari orang tua rusak.
Jika kemudian hari mendapati anak kita tidak hormat pada kita, tidak menuruti perintah kita, maka usahakan jangan menyalahkan mereka, katakanlah pada diri bahwa itu salahku. Salahku yang tak bisa menjadi anak yang baik waktu menjadi anak atau sebelum menikah.
Sebenarnya saya masih bingung menjelaskannya biar mudah dipahami, untuk itu, cobalah renungkan sendiri, semoga bisa dipahami.
Sebagian masyarakat cenderung menyalahkan kemajuan teknologi dan informasi, namun sebenarnya tidak demikian. Menurut pemahaman saya, kenakalan remaja justru terjadi karena orang tuanya. Pada dasarnya, anak yang berbudi luhur lahir dari orang tua yang berbudi luhur, anak rusak lahir dari orang tua rusak. Sebagaimana orang tua, demikianlah anaknya. Apabila mengharap memiliki anak yang berbudi, penurut, dan lain sebagainya, maka jadilah calon orang tua yang demikian.
Anak-anak yang suka membangkang, melawan orang tua, suka berbohong, kebanyakan ini terjadi berawal dari orang tua yang pernah melakukan hubungan seks pranikah ketika muda, terlebih lagi jika hubungan seks pranikah berakibat pembuahan, maka cukup sempurna untuk membentuk karakter anak yang jauh dari harapan, lebih jelek dari karakter orang tuanya. Lalu bagaimana proses itu terjadi?
Menurut penelitian Dick Sutpen melalui regresi, bahwa roh yang akan merasuki janin jauh sebelum waktu kelahiran, ia akan menjadi dekat dengan yang akan menjadi orang tuanya, tak kelihatan oleh mereka tetapi secara konstan di sekitar mereka dan belajar untuk mencintai mereka.
Pernyataan di atas jika digabungkan dengan uraian-uraian kitab suci, maka akan membentuk pernyataan kira-kira seperti ini: Ketika seseorang atau pasangan suami istri cenderung berbuat yang menyimpang dari ajaran agama, berbuat dosa, lupa pada Yang Kuasa, terutama ketika mulai masa-masa akan terjadi pembuahan pada istri dan pada masa sedang hamil, maka roh atau jiwa-jiwa yang akan masuk ke janin adalah roh-roh yang berdosa. Disini terjadi tarik – menarik, artinya bagaimana perbuatan seseorang itu akan menarik roh yang sesuai dengan karmanya. Baik perbuatan orang tuanya, maka roh yang baik yang memasuki janin, jahat perbuatannya maka roh jahat yang memasuki janin, yang kemudian akan menjadi karakter bawaan dari sang anak. Oleh karena itu, agama sangat menegaskan betapa pentingnya berbuat kebajikan ketika istri sedang hamil, begitu pula ketika kita masih muda atau sebelum menikah.
Remaja-remaja nakal saat ini, sebagian dari mereka merupakan kelahiran berawal dari seks terlarang, seks menyimpang, seks diluar perkawinan yang sah atau mereka lahir dari orang tua rusak.
Jika kemudian hari mendapati anak kita tidak hormat pada kita, tidak menuruti perintah kita, maka usahakan jangan menyalahkan mereka, katakanlah pada diri bahwa itu salahku. Salahku yang tak bisa menjadi anak yang baik waktu menjadi anak atau sebelum menikah.
Sebenarnya saya masih bingung menjelaskannya biar mudah dipahami, untuk itu, cobalah renungkan sendiri, semoga bisa dipahami.
Labels:
Agama dan Budaya,
Facebook
Thanks for reading Kenakalan Remaja Berawal dari Seks Terlarang. Please share...!
0 Komentar untuk "Kenakalan Remaja Berawal dari Seks Terlarang"