Perjalan kemarin rada-rada lucu, gara-gara macet di tegalalang,
kabupaten Gianyar, ada upacara ngaben. Kirim stand bunga ke Villa Puri
Jati, berangkat jam 3 sore. Rencananya sudah balik jam 5 sore tetapi
balik jam 7 malam, padahal mau kundangan ke Selemadeg, kabupaten
Tabanan.
Setelah pulang langsung mandi hanya 5 menit, hahaha,
biasanya mandi sampai 20 menit. Jam 8 baru berangkat dari Denpasar,
sampai di Selemadeg jam setengah 10, maklum perjalanan lintas 3
kabupaten, dan lokasinya belum pernah saya kunjungi, dengan kata lain
tempat upacaranya tidak tahu.
Janji adalah hutang, dan harus
dibayar, itulah prinsipku, karena sudah janji akan datang atas undangan
mantan kekasih (sebut saja begitu). Sampai di rumah dia, sudah sepi.
Jadilah tamu undangan terakhir. Disambut sama orang tuanya, seorang
pejabat di kabupaten Tabanan. Rada-rada malu juga, bersyukur beliau baik
sekali. Dan juga sudah kenal dulu waktu SMK, karena beliau pernah
menguji saya waktu SMK. Begitu juga pernah pacaran sama anaknya waktu
anaknya kelas 3 SMP, saya sudah kelas 2 SMK.
Bapaknya asik juga
diajak ngobrol, tak terasa sampai lebih dari setengah jam. Aku tak
dikasih pulang, pokoknya harus nginap disana, begitu juga dia (anaknya)
memintaku untuk nginap. Malu juga sih nginap di rumah orang.
Seusai
ngobrol, gue ditinggal hanya berduaan sama anaknya, Asiiikk..! terus
makan berdua, sambil ngobrol ngalor ngidul. Tak lupa kasih kado special
bunga mawar import, padahal upacaranya potong gigi, mesangih. Aku kasih
bunga, gara-gara dia minta boneka. Ada-ada saja, masak upacara mesangih
minta boneka?
Terus aku juga kasih amplop, tapi isinya cuma 3
lembar uang kertas. Aku bilang, ‘Jangan lihat nilainya, yang penting aku
datang’. Gemes juga lihat wajah dia saat tersenyum, langsung aku cubit
pipinya, Haihai.. Sekarang dia imuts banget! padahal sudah semester 7 di
UNUD.
Sempat juga ngobrolin tentang undangan yang datang,
katanya tiga hari tiga malam ramai terus. Maklum saja sih, kegiatan
dilaksanan seorang pejabat, biasa seperti itu. Undangan yang paling
pertama datang bupati Tabanan, tapi undangan yang datang paling terakhir
lelaki kampung seperti gue. Huahaha.. memalukan!
Jam setengah
tujuh gue baru bangun, bangun kepupungan, padahal mau kerja. Dia gak mau
bangunin, kasihan kecapekan, begitu katanya. Bangun kesiangan gara-gara
nyamuknya galak banget, padahal sudah dikasih selimut. Terbangun jam 1
malam, dicium nyamuk centil, sampai merah-merah.
Hanya cuci muka
di kamar mandi, langsung pamitan mau pulang karena mau kerja, sedangkan
perjalanan lumayan jauh. Sempet juga ditawari makan pagi disana, tapi
gak mau, malu! dan pulangnya dikasih jajan satu kantong plastik sama
dia. Ehemm.. kenang-kenangan sang mantan.
Sampai saat ini, aku
tak pernah musuh-musuhan dengan mantan-mantan, semua baik denganku.
Bersyukur aku tak pernah merubah cinta menjadi benci. Kalau benci
menjadi cinta, itu pernah terjadi.
Labels:
catatan harian,
Facebook,
Fiksi
Thanks for reading Menginap di Rumah Mantan Kekasih. Please share...!
0 Komentar untuk "Menginap di Rumah Mantan Kekasih"