Seorang anak lelaki dan dua gadis abg bau kencur bolak-balik bawa
sepeda lewat di dekat tempatku kerja. Mereka ketawa-ketiwi sambil lalu
mencuri pandang. Gue perhatiin yang lebih dewasa, lebih cantik, aduhai,
rambutnya hitam panjang, wajahnya manis unyu-unyu. Penasaran, aku
keluar, bersandar di belakang mobil yang diparkir. Yang lelaki mendekati
gue, kayaknya dia masih SD. Aku tersenyum, dia malah hendak lari, gue
tarik tangannya.
“Hai.. sini dulu.. kenapa ketawa-ketawa gitu tadi?”
“Tuh temenku nyuruh nemenin dia kesini.. katanya mau titip salam sama om!”
“Haa! .. salam apaan tuh?”
“Salam I Love you”
“Hahhaha..”Aku tertawa kegirangan dalam hati.
“Dia kelas berapa sih?”
“Masih SMP”
“Namanya?”
“Indah, nama panggilannya..”
“Ohh.. Bilang ya, salam balik, salam sayang.. jangan lupa tanyain nomor HP-nya”
Anak
itu berlari mendekati temennya yang bersembunyi di garasi rumahnya.
Terdengar suara ketawa-ketiwi, suasana jadi ramai, berisik. Anak itu
datang lagi.
“Ini nomornya, om.. 081565373****. Pacar omm nitip salam lagi, salam Cup muachhh…katanya”
“Wooww.. boleh juga ini cewek” pikirku. Gue semakin bergairah, cewek seperti dia sudah masuk ke dalam seleraku.
Kemarin,
waktu dia mau ke mesjid, aku lirik dia malu-malu, pas waktu bertatapan
mata, aku merunduk, tersenyum malu. Aku mengaguminya, aku ingin
mengenalnya. Tetapi terlalu muda untuk digodain.
“Ya dah..
makasih ya.. bilang aja nanti kakak akan telpon dia” selorohku. Anak itu
berlalu, aku kembali ke tempat kerja. Dua gadis itu lagi mondar-mandir,
setiap lewat melirik gue. Kesempatan tak gue lewatkan, gue kasih ciuman
angin. Ciuman melalui tangan itu lohh.. sontak saja mereka tertawa
lepas dan mempercepat jalannya.
Dia lewat lagi, gue kasih lagi ciuman angin dengan tulus. “Wueeekkk..”
balasnya sambil menjulurkan lidah. Aku pun tertawa sendiri melihat
sikapnya. Baru mau keluar mendekati mereka, tiba-tiba bos datang. Adeehhhh.. mau diajak ke rumah duka, Rumah Sakit Angkatan Darat.
Sepulang
dari rumah duka, gue pulang ke rumah sewa. Tapi karena sudah cuntaka
(tidak suci karena sempat melihat mayat), aku tak langsung masuk kamar,
cuci muka dulu, setelah memandang rembulan dan bintang-bintang di langit
sebagai penyucian diri, karena kamarku aku anggap kamar suci, ada
‘pelangkiran’ sebagai tempat sembahyang pribadi. Akan saya ulas
tersendiri perihal ini pada status selanjutnya.
Seusai mandi, aku
tak sembahyang melainkan membeli canang terlebih dulu karena tadi belum
beli (sebab masih cuntaka). Di tempat beli canang, ada cewek muda,
tampangnya biasa saja, rambutnya pendek. Iseng-iseng aku ingin
menggodanya, sekedar basa-basi.
“Ini cucunya ya, bu!”
“Anak aja belum nikah, apa lagi cucu. Dia tetangga ibu..”
Aku memperhatikan gadis itu, dia merunduk malu.
“Kenalan
dong! namamu siapa?” aku mengajaknya salaman. Tetapi dia tak mau.
Padahal gue pingin menggenggam erat tangannya. Lama tak dijawab, aku
tanya lagi.
“Gak mau ya kenalan sama cowok ganteng sepertiku!.. hahaha. Kamu dari mana sih?”
“Karang**em, mas darimana?” ujarnya, sambil bersidekap tangan.
“Aits… emang tampang gue tampang orang Jawa apa?”
Dia diam sejenak, tak menjawab pertanyaanku.
“Kamu sekolah dimana?”
“Gak sekolah, nyari kerja.. ” ujarnya, seperti orang ngeyel.
“Masih kecil kok sudah kerja, kerja dimana?”
“Emang gak boleh??? mas kerja dimana?” selorohnya, berlagak semakin sombong.
“Saya..
ehem, saya gak kerja” ujarku pelan. Males gue ngomong sama cewek
seperti ini. Yang sok-sokan, kalau cantik sih mendingan.
“Kamu pasti kerja di proyek ..?”“Mimih.. tampang saya seperti pekerja proyek ya?”
“Adehh..
ketut, ketut.. kamu dibilang bekerja di proyek. Dia gak tahu kamu
sebenarnya, dia sok aja, padahal dia pembantu tetangga ibu” bisik ibu
yang jual canang, wajahnya kesel juga melihat cewek berlagak sombong
itu.
“Saya duluan ya… saya masih muda loh” ujarku pada cewek itu, aku pun berlalu.
Sampai
di rumah kontrakan, gue berpikir sejenak. Mengingat kejadian tadi sore
dan barusan. Gue digodain cewek cantik, SMP. Akan tetapi gue diremehkan
cewek bertampang pas-pasan, pembantu rumah tangga lagi. Aku jadi
teringat dengan prinsip sendiri, “ketika kita mengungkapkan ‘perasaan’
dari hati yang tulus, ungkapan itu akan meluluhkan perasaan orang itu,
tetapi jika hanya sekedar basa-basi, maka tak akan maksimal, hanya
bualan yang tak berguna dan diremehkan”.
Iseng-iseng gue mau nelpon nomornya Indah, cewek abg itu, tapi syangnya.. ‘Nomor yang anda putar salah..’
Buseeeetttt..! gue dikasih nomor salah nih! garuk-garuk kepala.
1 Komentar untuk "Digodain Cewek SMP"
hahaha... ketawa dalam hati aku bacanya mas... eh mas atau om nih manggilnya ? :P .. jadi inget juga waktu lalu ane pulang dr tempat kerja.. di bus ane digodain ama sekelompok cewe SMP,,,, entah cuman iseng atau karena gadis2 sekarang suka ama brondong tua kwkwk