Saya jalan bersama seorang gadis menuju jalan raya, datang dari arah
barat. Saya menggenggam erat jemari tangannya. Kebersamaan dengannya
cukup mesra, bergandengan tangan. Hal itu membuat saya bergairah. Saya
lihat ke sekitar, tidak ada siapa-siapa. Saya merayu gadis itu agar mau
menuruti nafsu bejatku. Lalu kusandarkan gadis itu di sengkedan, saya
pelorotkan celananya. Tanpa ba bi bu, langsung saya tusuk anunya dengan
pedang tak bertulang. Sekali hentakan bokong langsung menghujam ke dalam
rahim. Rasanya nikmat sekali. Saking nikmatnya sampai lupa ternyata ada
orang yang memperhatikan dari arah utara. Orang itu seakan mau bilang
ada orang di sebelah selatan. Ternyata ada beberapa orang lelaki sedang
berkumpul di pos ronda.
Gadis yang saya ajak ternyata masih ada hubungan dengan mereka. Salah satu dari mereka hendak mengejar saya. Untuk menghindarinya,
kami berdua lari ke arah utara. Setelah jauh, saya kepengen lagi, tadi
belum buas berhahhihhuh. Saya mengajak gadis itu untuk bersembunyi di
hutan sebelah barat. Ingin memuaskan hasrat disana. Tiba-tiba orang yang
mengejar saya sudah dekat. Orang itu ternyata Guru Gede MNK (inisial).
Lalu, kami berlari ke utara agar tidak diganyang guru Gede. Entah apa
yang terjadi, gadis yang saya ajak tadi telah hilang. Yang ada di
samping saya kini Luh Suba. Sedangkan yang hendak mengejar saya ayahnya.
Gara-gara mimpi bersanggama dengan gadis tak dikenal, selangkangan diterjang banjir bandang. Hari mimpinya jatuh pada Wraspati Pon nuju Was. Pon ngaran pondok (rumah). Jumblah uripnya 8+7+9= 24:4= 5, sisa 4, artinya dewa agung, sesuunan (dewata). Itu artinya bahwa mimpi tersebut petunjuk dari sesuunan di pondoke (dewata di rumah).
Berdasarkan kronologinya, awalnya mimpi tersebut pertanda buruk (ala). Mimpi bersanggama, ala dahat kojarnia (sangat buruk katanya). Hal buruk datang dari ulah manusia yaitu gurunya Gede M (dukun suruhannya cecunguk gede M) menyamar menjadi Guru Gede MNK. Hal ini didukung arah tempat mimpinya ada di arah selatan, searah dengan rumah orang itu, namun tempatnya disamarkan. Meski awalnya pertanda buruk, namun kronologi akhir pertanda baik, sehingga tidak akan terjadi apa-apa. Pertanda baik itu diterjemahkan dari bahasa sandi 'Luh Suba'. Kata tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa lokal 'aluh suba' (gampang sudah atau sudah dimudahkan). Jadi hal buruk sudah dimudahkan oleh dewata atau sesuunan yang dipuja di rumah. Jadi hal buruk ditiadakan dewa.
Sesaat kemudian saya mimpi lagi. Dalam mimpi itu saya baru habis membeli mouse. Lalu Mouse itu dipinjam oleh mbok Pepet istrinya bli jro Suba.
Mimpinya hanya segitu, namun cukup bermakna. Mimpi itu merupakan bahasa sandi: Mouse silih mbok pepet kurenan bli jro suba. Bila disusun kalimatnya menjadi 'musuh suba pepet atau puput' (musuh sudah berakhir).
Sebelum mimpi seperti itu, saya tidur jam sebelas malam dan sempat terbangun setengah sadar sekira jam satu dini hari. Saat itu saya kedutan di leher kiri keras sekali, seperti ditarik-tarik urat lehernya. Hal itu menandakan musuh hendak datang (satru mara). Akibat kedutan itulah menyebabkan saya setengah terbangun. Antara sadar dan tidur, saya berjapa mantra 'om namah shiwa ya' berulang. Lalu saya tertidur dan mimpi di atas. Bisa dikatakan japa mantra tersebut menyelamatkan saya dari serangan orang.
Gadis yang saya ajak ternyata masih ada hubungan dengan mereka. Salah satu dari mereka hendak mengejar saya. Untuk menghindarinya,
Gara-gara mimpi bersanggama dengan gadis tak dikenal, selangkangan diterjang banjir bandang. Hari mimpinya jatuh pada Wraspati Pon nuju Was. Pon ngaran pondok (rumah). Jumblah uripnya 8+7+9= 24:4= 5, sisa 4, artinya dewa agung, sesuunan (dewata). Itu artinya bahwa mimpi tersebut petunjuk dari sesuunan di pondoke (dewata di rumah).
Berdasarkan kronologinya, awalnya mimpi tersebut pertanda buruk (ala). Mimpi bersanggama, ala dahat kojarnia (sangat buruk katanya). Hal buruk datang dari ulah manusia yaitu gurunya Gede M (dukun suruhannya cecunguk gede M) menyamar menjadi Guru Gede MNK. Hal ini didukung arah tempat mimpinya ada di arah selatan, searah dengan rumah orang itu, namun tempatnya disamarkan. Meski awalnya pertanda buruk, namun kronologi akhir pertanda baik, sehingga tidak akan terjadi apa-apa. Pertanda baik itu diterjemahkan dari bahasa sandi 'Luh Suba'. Kata tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa lokal 'aluh suba' (gampang sudah atau sudah dimudahkan). Jadi hal buruk sudah dimudahkan oleh dewata atau sesuunan yang dipuja di rumah. Jadi hal buruk ditiadakan dewa.
Sesaat kemudian saya mimpi lagi. Dalam mimpi itu saya baru habis membeli mouse. Lalu Mouse itu dipinjam oleh mbok Pepet istrinya bli jro Suba.
Mimpinya hanya segitu, namun cukup bermakna. Mimpi itu merupakan bahasa sandi: Mouse silih mbok pepet kurenan bli jro suba. Bila disusun kalimatnya menjadi 'musuh suba pepet atau puput' (musuh sudah berakhir).
Sebelum mimpi seperti itu, saya tidur jam sebelas malam dan sempat terbangun setengah sadar sekira jam satu dini hari. Saat itu saya kedutan di leher kiri keras sekali, seperti ditarik-tarik urat lehernya. Hal itu menandakan musuh hendak datang (satru mara). Akibat kedutan itulah menyebabkan saya setengah terbangun. Antara sadar dan tidur, saya berjapa mantra 'om namah shiwa ya' berulang. Lalu saya tertidur dan mimpi di atas. Bisa dikatakan japa mantra tersebut menyelamatkan saya dari serangan orang.
Labels:
catatan harian
Thanks for reading Sedang Ngeseks Dilihat Orang. Please share...!
0 Komentar untuk "Sedang Ngeseks Dilihat Orang"