Kasih Tak Sampai..
‘Mengapa kita bertemu bila akhirnya dipisahkan. Mengapa kita berjumpa tapi akhirnya dijauhkan--- masihkah aku disana di relung hati dan mimpimu?’
Senandung sendu itu mengingatkanku padanya, perpisahan yang sulit aku lupakan. Cinta harus berakhir, meski masih saling mencintai.
Seiring perjalanan waktu, aku mencari penggantinya, aku menemukannya: gadis manis pujaan hati. Hanya aku yang mencintainya, cinta tulusku tak berbalas. Menggantung harapan pada bintang yang tak berpijar.
Setahun berlalu..
Aku berusaha melupakannya, berusaha tanpa memikirkan dia yang mengabaikan rasa sayang yang aku milikki. Teringat akan kenangan yang telah berlalu, dada sesak, hati bagai tersayat pisau belati, sakit, aku terluka.
Bayang-bayang wajah cantiknya menghias pikiran, senyum manisnya menyapaku, meski tambatan hati telah memilih lelaki lain.
Tinggi hayalku, berharap ia mengingatku, teringat akan kenangan ketika ia berulang kali melukai hatiku, membuat air mataku berlabuh ke tepian.
Akhir Desember lalu..
Keliling di pasar malam, aku melihat jam tangan, indah sekali. Pikiranku membayangkan sang pujaan hati. Aku menanyakan harga jam tangan berwarna keemasan, aku mengeluarkan uang untuk membayanya. Ingin ku memberikan kado tahun baru untuk dia yang aku sayang.
Logikaku menyerangku dengan pertanyaan yang membuatku ragu.
Untuk apa kau membelikan hadiah tahun baru untuk orang yang tak mencintaimu? jangan lakukan itu, sia-sia.
Hati melawan, kau tak boleh memikirkan apakah ia mencintai atau tidak, tetapi apakah kau mencintai dengan tulus? cinta adalah memberi tanpa mengharap imbalan.
Kata hatiku mengalah.. aku tak jadi membeli jam tangan. Biarlah aku melupakannya untuk selamanya. Cinta tak harus memiliki, membiarkan dia bahagia bersama lelaki lain. Biar bagaimanapun, kebahagiannya juga kebahagiaanku.
Tadi siang,..
Aku berbelanja buah-buahan ke Swalayan, Tiara Dewata. Mataku tertuju pada coklat berbentuk jantung, coklat valentine. Besar hasratku ingin membelikan pujaan hati kado special untuk hari valentine. Tetapi logikaku menolak.
Jangan.. jangan lakukan itu, jangan berikan kado untuknya, agar ia sadar akan kehadiranmu tahun lalu. Tak ingatkahkah ketika kado velentine-mu dikembalikan ibunya? dan dia sering menghinamu?
Antara kata hati dan logikaku bertolak belakang.
Dalam perjalanan, di dalam mobil. Ingatanku selalu pergi ke masa lalu, mengingat tentang cinta tulusku bertepuk sebelah tangan. Hatiku selalu bertanya, kenapa kau tak mempedulikanku, kenapa? tak bisakah kau rasakan kasih sayang yang aku milikki? kenapa kau biarkan cintaku kian menghilang?
---
‘Mengapa kita bertemu bila akhirnya dipisahkan. Mengapa kita berjumpa tapi akhirnya dijauhkan--- masihkah aku disana di relung hati dan mimpimu?’
Senandung sendu itu mengingatkanku padanya, perpisahan yang sulit aku lupakan. Cinta harus berakhir, meski masih saling mencintai.
Seiring perjalanan waktu, aku mencari penggantinya, aku menemukannya: gadis manis pujaan hati. Hanya aku yang mencintainya, cinta tulusku tak berbalas. Menggantung harapan pada bintang yang tak berpijar.
Setahun berlalu..
Aku berusaha melupakannya, berusaha tanpa memikirkan dia yang mengabaikan rasa sayang yang aku milikki. Teringat akan kenangan yang telah berlalu, dada sesak, hati bagai tersayat pisau belati, sakit, aku terluka.
Bayang-bayang wajah cantiknya menghias pikiran, senyum manisnya menyapaku, meski tambatan hati telah memilih lelaki lain.
Tinggi hayalku, berharap ia mengingatku, teringat akan kenangan ketika ia berulang kali melukai hatiku, membuat air mataku berlabuh ke tepian.
Akhir Desember lalu..
Keliling di pasar malam, aku melihat jam tangan, indah sekali. Pikiranku membayangkan sang pujaan hati. Aku menanyakan harga jam tangan berwarna keemasan, aku mengeluarkan uang untuk membayanya. Ingin ku memberikan kado tahun baru untuk dia yang aku sayang.
Logikaku menyerangku dengan pertanyaan yang membuatku ragu.
Untuk apa kau membelikan hadiah tahun baru untuk orang yang tak mencintaimu? jangan lakukan itu, sia-sia.
Hati melawan, kau tak boleh memikirkan apakah ia mencintai atau tidak, tetapi apakah kau mencintai dengan tulus? cinta adalah memberi tanpa mengharap imbalan.
Kata hatiku mengalah.. aku tak jadi membeli jam tangan. Biarlah aku melupakannya untuk selamanya. Cinta tak harus memiliki, membiarkan dia bahagia bersama lelaki lain. Biar bagaimanapun, kebahagiannya juga kebahagiaanku.
Tadi siang,..
Aku berbelanja buah-buahan ke Swalayan, Tiara Dewata. Mataku tertuju pada coklat berbentuk jantung, coklat valentine. Besar hasratku ingin membelikan pujaan hati kado special untuk hari valentine. Tetapi logikaku menolak.
Jangan.. jangan lakukan itu, jangan berikan kado untuknya, agar ia sadar akan kehadiranmu tahun lalu. Tak ingatkahkah ketika kado velentine-mu dikembalikan ibunya? dan dia sering menghinamu?
Antara kata hati dan logikaku bertolak belakang.
Dalam perjalanan, di dalam mobil. Ingatanku selalu pergi ke masa lalu, mengingat tentang cinta tulusku bertepuk sebelah tangan. Hatiku selalu bertanya, kenapa kau tak mempedulikanku, kenapa? tak bisakah kau rasakan kasih sayang yang aku milikki? kenapa kau biarkan cintaku kian menghilang?
---
Nostalgia: Ingat loh! Benci Bisa Jadi Cinta
Malam telah tiba, iseng-iseng aku kirim rekaman lagu dengan suara sendiri dari nomor lamaku. “Takan mungkin ada yang lain di sisi, segenap jiwa hanya untukmu. Bagiku, semua sangat berarti. Ku ingin kau disini, tepiskan sepiku bersamamu. Hingga akhir waktu…. semoga suatu saat kebencianmu menjadi sebuah cinta”
“Mamaa,, papaa,, ” Dia membalasnya dengan rekaman suara adiknya yang masih kecil.
“Maaf, yang tadi hanya sebuah lagu. Aku sudah menemukan gadis yang jauh lebih sempurna darimu, dan tentunya lebih dewasa. Dibandingkan dengan dia, kamu tak ada apa-apanya”
“Ohh naahh. Jangan gitu dong!”
“Aku percaya, rasa sakit yang pernah kau beri padaku, suatu saat kau akan merasakannya. Ohya, jujur, bli gak bisa menghapus rasa sayangku begitu saja. Mungkin karena Wi masih dibawah umur, belum mengerti betapa hancurnya perasaanku, ketika rasa sayang yang tulus dicampakkan. Bulir’ air mata selalu mengiringi”
“Ow nah.. sabar bli, mungkin belum waktunya”
“Oya, maafin bli udah hampir setahun menganggumu, Wi. Sering bikin Wi jengkel, marah. Sekali lagi, maafin Bli! mudah-mudahan Wi memaafkannya. Mungkin Tuhan punya rencana lain yang lebih indah dari apa yang bli harapkan. Hanya doa yang bisa bli titipkan, semoga Wi bahagia nanti”
“Makasih dah, bli…”
Hari sudah larut malam, jam menyudut menunjukan pukul setengah dua belas. Aku membalas sms dia mumpung dia mau membalasnya, aji mumpung.
“Ya, sama-sama. Ada pesan bli; Jaga diri baik-baik, jadilah diri sendiri, jangan meniru cewek lain, apalagi meniru pergaulan bebas. Semoga Tuhan selalu menjagamu, adik sayang..”
Sms tak dibalas, aku sms lagi, aku ingin suasana mencair. Dari tadi aku merasa kikuk dia mau membalas smsku, biasanya hampir tak pernah mau balas sms dariku, kalau dibalas berantem melulu.
“Oya, kok belum tidur sampai jam segini? nanti ibu peri bersayap ngantuk loh jagain kamu.”
“O.. ”
“Pasti asal balas tuh! Tahu gak, kalau sms ‘O’ artinya jomblo, loh! Sedangkan sms kosong artinya kangen”
“Hahaha.. Oya, Bli. Aku mohon, jangan guna-guna aku. Aku takut…”
“Mimih Dewa ratu,, kenapa negative banget pikiranmu, Nona kecilku? Bli sudah sering bilang, aku tak akan pernah menyakiti orang yang aku sayangi. Lebih baik aku menderita karena rasa sayangku padamu. Aku pasti sedih jika melihat orang yang aku sayang hidup menderita” Balasku.
Aku duduk termangu di tempat tidur, memikirkan hal itu. Memang kadang menyakitkan bila cinta tak terbalas, apalagi sering dihina. Dalam keadaan seperti itu, terkadang perasan orang menjadi terbalik; sedih melihat orang bahagia, dan senang melihat orang lain menderita.
“Janji ya..”
“Masih ragukah akan hal itu? bukankah bli sudah membuktikannya selama ini?”
“Ya bli.. makasih dah. Dan maafkan aku selama ini”
“Bli gak pernah marah kok, kalau kecewa, Iya. Tetapi inget loh, benci sering menjadi cinta. Kalau tidak begitu, akan lebih menyedihkan lagi yaitu disakiti orang yang disayang”
“Mudah-mudahan gak begitu..”
“Harapan bli juga begitu. Gak mau melihat Wi menderita. Sebab, deritamu adalah deritaku. Kebahagianmu adalah kebahagianku juga, tetapi penderitaanku bukanlah deritamu”
“Haaa?”
Aku tertidur, tak sempat balas smsnya lagi.
Malam telah tiba, iseng-iseng aku kirim rekaman lagu dengan suara sendiri dari nomor lamaku. “Takan mungkin ada yang lain di sisi, segenap jiwa hanya untukmu. Bagiku, semua sangat berarti. Ku ingin kau disini, tepiskan sepiku bersamamu. Hingga akhir waktu…. semoga suatu saat kebencianmu menjadi sebuah cinta”
“Mamaa,, papaa,, ” Dia membalasnya dengan rekaman suara adiknya yang masih kecil.
“Maaf, yang tadi hanya sebuah lagu. Aku sudah menemukan gadis yang jauh lebih sempurna darimu, dan tentunya lebih dewasa. Dibandingkan dengan dia, kamu tak ada apa-apanya”
“Ohh naahh. Jangan gitu dong!”
“Aku percaya, rasa sakit yang pernah kau beri padaku, suatu saat kau akan merasakannya. Ohya, jujur, bli gak bisa menghapus rasa sayangku begitu saja. Mungkin karena Wi masih dibawah umur, belum mengerti betapa hancurnya perasaanku, ketika rasa sayang yang tulus dicampakkan. Bulir’ air mata selalu mengiringi”
“Ow nah.. sabar bli, mungkin belum waktunya”
“Oya, maafin bli udah hampir setahun menganggumu, Wi. Sering bikin Wi jengkel, marah. Sekali lagi, maafin Bli! mudah-mudahan Wi memaafkannya. Mungkin Tuhan punya rencana lain yang lebih indah dari apa yang bli harapkan. Hanya doa yang bisa bli titipkan, semoga Wi bahagia nanti”
“Makasih dah, bli…”
Hari sudah larut malam, jam menyudut menunjukan pukul setengah dua belas. Aku membalas sms dia mumpung dia mau membalasnya, aji mumpung.
“Ya, sama-sama. Ada pesan bli; Jaga diri baik-baik, jadilah diri sendiri, jangan meniru cewek lain, apalagi meniru pergaulan bebas. Semoga Tuhan selalu menjagamu, adik sayang..”
Sms tak dibalas, aku sms lagi, aku ingin suasana mencair. Dari tadi aku merasa kikuk dia mau membalas smsku, biasanya hampir tak pernah mau balas sms dariku, kalau dibalas berantem melulu.
“Oya, kok belum tidur sampai jam segini? nanti ibu peri bersayap ngantuk loh jagain kamu.”
“O.. ”
“Pasti asal balas tuh! Tahu gak, kalau sms ‘O’ artinya jomblo, loh! Sedangkan sms kosong artinya kangen”
“Hahaha.. Oya, Bli. Aku mohon, jangan guna-guna aku. Aku takut…”
“Mimih Dewa ratu,, kenapa negative banget pikiranmu, Nona kecilku? Bli sudah sering bilang, aku tak akan pernah menyakiti orang yang aku sayangi. Lebih baik aku menderita karena rasa sayangku padamu. Aku pasti sedih jika melihat orang yang aku sayang hidup menderita” Balasku.
Aku duduk termangu di tempat tidur, memikirkan hal itu. Memang kadang menyakitkan bila cinta tak terbalas, apalagi sering dihina. Dalam keadaan seperti itu, terkadang perasan orang menjadi terbalik; sedih melihat orang bahagia, dan senang melihat orang lain menderita.
“Janji ya..”
“Masih ragukah akan hal itu? bukankah bli sudah membuktikannya selama ini?”
“Ya bli.. makasih dah. Dan maafkan aku selama ini”
“Bli gak pernah marah kok, kalau kecewa, Iya. Tetapi inget loh, benci sering menjadi cinta. Kalau tidak begitu, akan lebih menyedihkan lagi yaitu disakiti orang yang disayang”
“Mudah-mudahan gak begitu..”
“Harapan bli juga begitu. Gak mau melihat Wi menderita. Sebab, deritamu adalah deritaku. Kebahagianmu adalah kebahagianku juga, tetapi penderitaanku bukanlah deritamu”
“Haaa?”
Aku tertidur, tak sempat balas smsnya lagi.
Aneh Tapi Nyata!
Kemarin sekitar jam 11 malam, seorang gadis berumur 17 tahun menjadi korban penusukan oleh pacarnya sendiri. Anehnya, menurut keterangan saksi mata yang mengintipnya, gadis itu tidak melakukan perlawanan, sebaliknya ia mengatakan, "Tusuk aja lagi, bli. Yang penting bli bahagia, aku rela, walaupun sedikit sakit yang aku rasakan".
Mengutip status Jero Di.
Sungguh pengorbanan mulia dari seorang gadis yang rela mati demi cintanya. Dan betapa kejamnya seorang lelaki tega membunuh gadis yang mencintainya.
Selama aku memiliki kekasih hati, memarahinya pun jarang. Prinsipku, mencintai seorang gadis itu dari hati, bukan dari mata atau bukan karena nafsu. Dengan cara itu, kita akan mendapatkan rasa cinta yang mendalam, meski adakalanya kita terluka karenanya. Dan membawanya pada linangan air mata.
Untuk menggambarkan hal itu, sesuai dengan apa yang dinyatakan penyair dunia Kahlil Gibran, tentang Cinta yang Agung:
Cinta Yang Agung
Adalah ketika kamu menitikkan air mata
Dan masih peduli terhadapnya
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu
Dan kamu masih menunggunya dengan setia
Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain
Dan kamu masih bisa tersenyum sembari berkata..
Aku turut berbahagia untukmu
Apabila cinta tidak berhasil..
Bebaskan dirimu…
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya
Dan terbang ke alam bebas lagi..
Ingatlah…
Bahwa kamu mungkin menemukan cinta
Dan kehilangannya..
Tapi.. ketika cinta itu mati..
Kamu tidak perlu mati bersamanya
Orang terkuat bukan mereka yang selalu menang..
Melainkan mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh..
(Kahlil Gibran) [Dikutip dari novel Kasih Tak Sampai]
Jagalah orang yang kita sayangi semasih ia ada, sebelum kepergiannya menjadi duka bagi kita.
Kemarin sekitar jam 11 malam, seorang gadis berumur 17 tahun menjadi korban penusukan oleh pacarnya sendiri. Anehnya, menurut keterangan saksi mata yang mengintipnya, gadis itu tidak melakukan perlawanan, sebaliknya ia mengatakan, "Tusuk aja lagi, bli. Yang penting bli bahagia, aku rela, walaupun sedikit sakit yang aku rasakan".
Mengutip status Jero Di.
Sungguh pengorbanan mulia dari seorang gadis yang rela mati demi cintanya. Dan betapa kejamnya seorang lelaki tega membunuh gadis yang mencintainya.
Selama aku memiliki kekasih hati, memarahinya pun jarang. Prinsipku, mencintai seorang gadis itu dari hati, bukan dari mata atau bukan karena nafsu. Dengan cara itu, kita akan mendapatkan rasa cinta yang mendalam, meski adakalanya kita terluka karenanya. Dan membawanya pada linangan air mata.
Untuk menggambarkan hal itu, sesuai dengan apa yang dinyatakan penyair dunia Kahlil Gibran, tentang Cinta yang Agung:
Cinta Yang Agung
Adalah ketika kamu menitikkan air mata
Dan masih peduli terhadapnya
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu
Dan kamu masih menunggunya dengan setia
Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain
Dan kamu masih bisa tersenyum sembari berkata..
Aku turut berbahagia untukmu
Apabila cinta tidak berhasil..
Bebaskan dirimu…
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya
Dan terbang ke alam bebas lagi..
Ingatlah…
Bahwa kamu mungkin menemukan cinta
Dan kehilangannya..
Tapi.. ketika cinta itu mati..
Kamu tidak perlu mati bersamanya
Orang terkuat bukan mereka yang selalu menang..
Melainkan mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh..
(Kahlil Gibran) [Dikutip dari novel Kasih Tak Sampai]
Jagalah orang yang kita sayangi semasih ia ada, sebelum kepergiannya menjadi duka bagi kita.
Ketika Cinta Tak Bertemu
Baru aku sadari, aku memang harus pindah ke lain hati, tapi aku belum mampu. Secercah cinta kini mulai mengembara mencari tempat berlabuh, namun aku terjebak kembali dalam cinta berlintas.
Telah ku alami cinta lintas kasta, cinta lintas perkawinan [mencintai janda kembang], cinta lintas sekolah [Mahasiswa mencintai gadis SMP], dan kini memendam cinta untuk cinta lintas status, dia anak konglomerat, aku anak melarat. Dia kuliah bawa mobil, aku bawa motor renteg, sebuah status bagaikan Matahari vs bintang kecil. Salahkah aku mencintai anak orang kaya? Sedih! aku harus mengubur rasa ini.
Aku berharap gadis lain hadir dalam hidupku, yang aku dambakan. Aku ingin melupakan dia seutuhnya, tapi aku masih terjerat cinta buta pada gadis abg.
Nona yang manis, bantulah aku, datanglah dan temani aku. Biar aku tak seperti sebuah melodi kenangan.
Titik-titik noda tertinggal di dalam dada
Guratan hatiku masih ada
Tergores di mata pahit kurasakan
Hari ini hati masih suka
Telah aku coba melupakan segalanya
Namun titik terang tiada datang
Langit makin kelam, luka makin parah
Hati ini hancur jadi debu
Hanya satu yang ku sayangi
Tiada terganti sampai saat ini
Hari-hari langit kelabu
Menutup hatiku serasa tak mati
Bukit kan ku daki laut pun ku seberangi
Agar dapat lupakan dirimu
Namun apa daya aku manusia
Gagal menghapus kenangan lama
Baru aku sadari, aku memang harus pindah ke lain hati, tapi aku belum mampu. Secercah cinta kini mulai mengembara mencari tempat berlabuh, namun aku terjebak kembali dalam cinta berlintas.
Telah ku alami cinta lintas kasta, cinta lintas perkawinan [mencintai janda kembang], cinta lintas sekolah [Mahasiswa mencintai gadis SMP], dan kini memendam cinta untuk cinta lintas status, dia anak konglomerat, aku anak melarat. Dia kuliah bawa mobil, aku bawa motor renteg, sebuah status bagaikan Matahari vs bintang kecil. Salahkah aku mencintai anak orang kaya? Sedih! aku harus mengubur rasa ini.
Aku berharap gadis lain hadir dalam hidupku, yang aku dambakan. Aku ingin melupakan dia seutuhnya, tapi aku masih terjerat cinta buta pada gadis abg.
Nona yang manis, bantulah aku, datanglah dan temani aku. Biar aku tak seperti sebuah melodi kenangan.
Titik-titik noda tertinggal di dalam dada
Guratan hatiku masih ada
Tergores di mata pahit kurasakan
Hari ini hati masih suka
Telah aku coba melupakan segalanya
Namun titik terang tiada datang
Langit makin kelam, luka makin parah
Hati ini hancur jadi debu
Hanya satu yang ku sayangi
Tiada terganti sampai saat ini
Hari-hari langit kelabu
Menutup hatiku serasa tak mati
Bukit kan ku daki laut pun ku seberangi
Agar dapat lupakan dirimu
Namun apa daya aku manusia
Gagal menghapus kenangan lama
Labels:
Facebook
Thanks for reading Kasih Tak Sampai. Please share...!