Pagi hari berangkat kerja dengan antusias, ada rasa bahagia, gara-gara
waktu terbangun dari tidur habis memimpikan seorang gadis yang dikagumi.
Seorang gadis yang pernah menguasai pikiran dan menguasai hatiku meski
aku tak pernah berani untuk mengungkapkan rasa yang terpendam.
Dalam mimpi itu aku diminta menginap di rumah dia oleh ayahnya. Aku tidur di kamar yang berbeda. Rasanya bahagia sekali bisa berada di rumah gadis ini. Seakan mereka menjadi keluargaku.
Terbangun dari mimpi, aku tersenyum sendiri. Aku tepuk bantal 3x dan menyebut namanya 3x, lalu bantal yang dipakai tidur dibalikan. Harapannya agar mimpi terbalas. Sebenarnya ada mantranya, tapi aku lupa mantranya.
Aku tetap terbaring di tempat tidur memikirkan dia, entah kenapa gadis ini sudah dua kali muncul dalam mimpiku, padahal sebelum tidur sama sekali tak memikirkan dia. Dibalik mimpi itu, bukan kebahagiaan yang aku dapat.
Tiba di tempat kerja, baru sadar tak membawa dompet yang berisi KTP, SIM. Balik ke indekos, ternyata tak ada. Eh tahu-tahunya kemarin tertinggal di tempat kerja, aku temukan di atas kursi, tapi foto dia yang aku simpan di dompet telah hilang.
Entah siapa yang mengambilnya, aku curiiga sama temenku, namun hari ini dia tak bekerja. Kalau dia yang mengambilnya, itu tak masalah. Tapi yang aku kawatirkan, bagaimana jika yang menemukan ibu atau pak bos. Gawat! ketahuan kalau aku menyimpan foto anaknya. Foto yang aku curi di ruang kerja ibu bos waktu ibu dan pak bos ke Australia. Hihihi.. ternyata aku pencuri yeah! padahal pulang dari Australia dibawakan oleh-oleh baju.
Jujur saja sih, sebenernya aku jatuh hati sama gadis itu, dia tipe gue banget; cantik, tidak terlalu tinggi, masih muda, kuliah di kedokteran. Sempat ada chemistry (kemistri) di antara aku dan dia, terjadi reaksi kimia tanpa disadari. Kalau lewat di depan pintu rumahnya, sering pandangan mata bertabrakan, saling bertemu. Yang terasa aneh, kalau ada dia di ruang tamunya (tak jauh dari tempat kerja) bawaannya aku pengen bernyanyi, biar didengar suaraku bagus. Pamer! hiks. Tak kalah ketinggalan, sering mendengar dia mendadak bernyanyi kalau aku lewat, tapi bernyanyinya sebentar, mungkin dia cepat memasuki alam sadar.
Kalau mendengar suaranya rasanya gimana gitu, ada sensasi yang berbeda. Bahkan hanya mendengar dia menutup pintu mobilnya ada rasa bahagia. Sempat dia membuatku takut bertemu, kakiku gemetar ketika akan berpapasan.
Pernah ibu bilang kalau dia sakit, mendadak aku merasa sedih. Pulang kerja, aku kawatir dengan keadaan dia. Aku memberanikan diri sms dia dengan penuh rasa hormat, berharap dia cepat sembuh, padahal biasanya takut banget sms dia, takut kalau yang baca ibu atau pak bos.
Besoknya, aku ditanya sama ibu, ditemani pak bos, mereka sambil tertawa, ‘Tut mupu, kamu kok kayak artis sih? banyak banget punya nomor’’
‘Gaak kok bu, orang cuma dua.. ’
‘Apa dua..? ’ ledek pak bos.
Sepertinya ketahuan kalau aku sms anaknya, soalnya aku sms pakai nomor yang digunakan untuk modem. Tapi apalaha kalau ketahuan, lagi pula niatnya baik.
Sekarang aku sudah berhasil menjauhkan rasa yang pernah muncul. Dan entah kenapa dia juga mulai berubah. Mungkin dia juga menyadari kalau aku dan dia jauh berbeda. Aku anak melarat, dia anak konglomerat. Meski begitu, dia masih mampu menguasai pikiranku: senyumnya begitu mudah muncul dalam pikiranku, rambutnya, caranya berjalan mudah terbayang-bayan
Dalam mimpi itu aku diminta menginap di rumah dia oleh ayahnya. Aku tidur di kamar yang berbeda. Rasanya bahagia sekali bisa berada di rumah gadis ini. Seakan mereka menjadi keluargaku.
Terbangun dari mimpi, aku tersenyum sendiri. Aku tepuk bantal 3x dan menyebut namanya 3x, lalu bantal yang dipakai tidur dibalikan. Harapannya agar mimpi terbalas. Sebenarnya ada mantranya, tapi aku lupa mantranya.
Aku tetap terbaring di tempat tidur memikirkan dia, entah kenapa gadis ini sudah dua kali muncul dalam mimpiku, padahal sebelum tidur sama sekali tak memikirkan dia. Dibalik mimpi itu, bukan kebahagiaan yang aku dapat.
Tiba di tempat kerja, baru sadar tak membawa dompet yang berisi KTP, SIM. Balik ke indekos, ternyata tak ada. Eh tahu-tahunya kemarin tertinggal di tempat kerja, aku temukan di atas kursi, tapi foto dia yang aku simpan di dompet telah hilang.
Entah siapa yang mengambilnya, aku curiiga sama temenku, namun hari ini dia tak bekerja. Kalau dia yang mengambilnya, itu tak masalah. Tapi yang aku kawatirkan, bagaimana jika yang menemukan ibu atau pak bos. Gawat! ketahuan kalau aku menyimpan foto anaknya. Foto yang aku curi di ruang kerja ibu bos waktu ibu dan pak bos ke Australia. Hihihi.. ternyata aku pencuri yeah! padahal pulang dari Australia dibawakan oleh-oleh baju.
Jujur saja sih, sebenernya aku jatuh hati sama gadis itu, dia tipe gue banget; cantik, tidak terlalu tinggi, masih muda, kuliah di kedokteran. Sempat ada chemistry (kemistri) di antara aku dan dia, terjadi reaksi kimia tanpa disadari. Kalau lewat di depan pintu rumahnya, sering pandangan mata bertabrakan, saling bertemu. Yang terasa aneh, kalau ada dia di ruang tamunya (tak jauh dari tempat kerja) bawaannya aku pengen bernyanyi, biar didengar suaraku bagus. Pamer! hiks. Tak kalah ketinggalan, sering mendengar dia mendadak bernyanyi kalau aku lewat, tapi bernyanyinya sebentar, mungkin dia cepat memasuki alam sadar.
Kalau mendengar suaranya rasanya gimana gitu, ada sensasi yang berbeda. Bahkan hanya mendengar dia menutup pintu mobilnya ada rasa bahagia. Sempat dia membuatku takut bertemu, kakiku gemetar ketika akan berpapasan.
Pernah ibu bilang kalau dia sakit, mendadak aku merasa sedih. Pulang kerja, aku kawatir dengan keadaan dia. Aku memberanikan diri sms dia dengan penuh rasa hormat, berharap dia cepat sembuh, padahal biasanya takut banget sms dia, takut kalau yang baca ibu atau pak bos.
Besoknya, aku ditanya sama ibu, ditemani pak bos, mereka sambil tertawa, ‘Tut mupu, kamu kok kayak artis sih? banyak banget punya nomor’’
‘Gaak kok bu, orang cuma dua.. ’
‘Apa dua..? ’ ledek pak bos.
Sepertinya ketahuan kalau aku sms anaknya, soalnya aku sms pakai nomor yang digunakan untuk modem. Tapi apalaha kalau ketahuan, lagi pula niatnya baik.
Sekarang aku sudah berhasil menjauhkan rasa yang pernah muncul. Dan entah kenapa dia juga mulai berubah. Mungkin dia juga menyadari kalau aku dan dia jauh berbeda. Aku anak melarat, dia anak konglomerat. Meski begitu, dia masih mampu menguasai pikiranku: senyumnya begitu mudah muncul dalam pikiranku, rambutnya, caranya berjalan mudah terbayang-bayan
Hanya sekejap menutup mata, seakan dia berada di dekatku. Itu artinya, sebenarnya dia layak diperjuangkan karena besar kemungkinan sama-sama memendam rasa. Tapi aku merasa tak pantas, terlalu jauh berbeda status. Aku malu, aku takut, minder. Dan yang terakhir yang membuat aku menjauh, aku cemburu berat melihat dia dijemput pakai mobil sama cowoknya. Wajar saja sih, orang kaya memang cocoknya dengan orang kaya. Distulah kadang aku merasa sedih lahir dari keluarga pas-pasan. Nyesek!
Tapi biar bagaimana pun, aku tetap belajar untuk menjadi lelaki sederhana. Tak mau merepotkan orang tua terlalu jauh, misalnya minta dibelikan mobil atau motor yang lebih keren, masih PD bawa motor renteg, kwekeekk.
Mau ditanggung biaya kuliah saja sudah bersyukur. Urusan jodoh biarlah menjadi kehendak-Nya. Aku memang harus memilih wanita dari keluarga sederhana juga. Tak mau berkayal terlalu jauh untuk memiliki gadis idaman.
Ihhh.. aku kok jadi kesana sih curhatnya? tapi nikmati sajalah.. kembali pada judul.
Tadi aku sial banget. Siang hari di Kuta hampir terlindas mobil. Dari arah jl Sunset Road, aku mau ke Jl Raya Kuta. Di perempatan By Pas Sunset Road, berhenti karena lampu merah menyala. Tak lama kemudian, lampu hijau menyala. Aku langsung tancap gas belok kanan. Ternyata jalur belok kanan lampu merah masih menyala.
Sontak saja membuat dua polisi yang berjaga berteriak keras ’awasssss’’. Aku mendadak ngerem, tetapi motornya tak mau langsung berhenti karena hanya rem belakang saja yang berfungsi. Sedangkan aku sudah berada di tengah jalan (jalan agak sepi). Dari arah timur ada mobil melaju kencang karena lampu hijau masih menyala. Aku lepas rem dan tancap gas sampai full. Dua detik saja telat tancap gas sudah dilindas mobil.
Rasanya mobil itu sudah menyentuh motor bagian belakang, dan mobil itu tidak ngerem. Mungkin gak dilihatnya. Kejadian itu hanya beberapa detik. Setelah lewat jantungku berdebar-debar.
Sampai tujuan, jantungku masih berdebar-debar,
Setelah jauh dalam perjalanan, tak ku sadari barang yang dibungkus plastik ternyata terjatuh. Disadari jatuh setelah ada pengendara lain yang memberitahunya.
Aku kaget, ternyata benar, barang yang dibungkus plastik sudah hilang. Karena sambil jalan, yang memberitahu cepat hilang, tak sempat nanya lagi lokasinya. Kok bisa-bisanya aku tak menyadari barang bawaan terjatuh. Aku langsung balik, tapi sampai basah berkeringat tak jua ketemu. Barang yang jatuh juga lumayan harganya, 200ribu. Tekor sudah..
Aku masih bersyukur, untung aku tak mati ditabrak mobil. Kalau aku mati berapa kerugian yang ditanggung keluarga? belum lagi menanggung rasa sedih. Soal kehilangan barang yang bisa diganti dengan uang, itu hanya urusan kecil.
Oleh karena itulah meski mengalami kesialan, di tempat kerja masih bisa tertawa-tawa, sambil cerita-cerita sama temen-teman yang lainnya. Katanya, dulu ada karyawan yang disuruh mengambil barang, sampai di tempat kerja mau nurunin barang yang diikat di belakang motor tapi ternyata barangnya tak ada. Sudah hilang, terjatuh di jalan tanpa disadarinya. Huahahaha..
Menikmati kerja sampingan..
Labels:
Facebook
Thanks for reading Terhindar dari Maut Tapi Langsung Kehilangan. Please share...!