Kegagalan saya memprediksi tanggal meletusnya gunung Agung menambah
deretan panjang kegagalan saya menterjemahkan mimpi berupa angka maupun
bermakna angka. Barangkali karena saya tidak mahir di bidang Matematika.
Terkait dengan prediksi tanggal 30 meletusnya gunung Agung masih
memungkinkan larinya ke 30 oktober. Atau bisa jadi tanggal 30 September
baru peristiwa peringatan saja. Masalahnya berita Inews TV 30 September
mewartakan bahwa kawah gunung Agung alami keretakan. Selain itu, pada
pagi harinya sekira jam 7 pagi kepulan asap dari kawah gunung Agung
cukup besar, berbeda dari biasanya meskipun dari aktivitas kegempaan
tercatat menurun. Kesalahan prediksi tanggal 30 september erupsi gunung
Agung bukan berarti gagal total atau salah secara keselurahan, bisa jadi
hanya angka-angkanya saja yang salah.
Ada sekira tujuh kali saya pernah mimpi berupa angka-angka, akan tetapi tidak ada yang berhasil diterjemahkan, hanya sebatas diraba-raba. Ada juga yang hampir berhasil diterjemahkan, seperti mimpi berikut:
Berada di utara rumah di tegalan, disana sedang berlangsung ujian nasional di Sekolah Dasar. Peserta ujian hanya tiga orang yaitu; Widi Asih, Kecen Merta, dan saya. Guru pengawasnya pak Kadek (aslinya guru Matematika SMA). Akan tetapi saya telat datang ujian, sedangkan Widi Asih sudah bisa menjawab 10 soal dan Kecen Merta sudah berhasil menjawab 8 soal. Lalu saya bergegas menjawab soal, dalam hitungan setengah jam hampir berhasil menjawab sebagian dari 70 soal. Kira-kira di pertengahan soal Matematika itu menggunakan bahasa Inggris, bila diterjemahkan sebagai berikut:
Ada dua ekor harimau mengejar seorang anak. Anak itu melompati sebuah lubang, karena harimau tidak teliti, ketika hendak menerkam anak itu, harimau terjatuh ke dalam lubang. Oleh karena soalnya terlihat lucu saya tertawa bacanya, hingga tersenyum saat sadar dari mimpi.
Mimpi itu saya maknai begini: Widine asih ngicenin merta: Tuhan melimpah kasihnya berupa rejeki. Karena waktu itu saya habis panen bawang merah dan hasil panennya juga sangat memuaskan, akan tetapi harganya hanya 12 ribu per kilogram. Saya menduga angka-angka dalam soal Matematika itu adalah harga bawang merah yang akan datang. Saya menebak bahwa pada periode pertama kenaikan harga bawang merah akan mencapai 18 ribu (gabungan hasil dari soal kedua teman saya 10 dan 8). Lalu pada periode kedua mencapai 35 ribu (70:2 atau setengah dari soal keseluruhan).
Sekitar lima hari kemudian harga bawang merahnya sudah bergejolak, dan harganya melejit hingga 18 ribu selama tiga hari. Setelah 3 hari tidak berubah harganya, besoknya datang pembeli menawar bawang merah seharga 25 ribu per kg, mau dibeli sekalian sama daunnya. Keluarga saya tidak mau melepaskannya mengingat prediksinya 35 ribu. Selain itu di pasar encerannya sudah mencapai 27 ribu.Tahu-tahun
ya
hanya berselang dua hari harga bawang merahnya jebol sampai 20 ribu dan
tidak naik lagi. Akhirnya terjual seharga 20 ribu. Ternyata makna
harimau jatuh ke lubang itu menggambarkan anjeloknya harga bawang merah.
Pernah juga mimpi menghitung jumblah keluar masuk energi yang ada di dalam tubuh sambil berolahraga. Salah satu teman menyatakan bahwa berolahraga itu sangat penting karena saat berolahraga tidak hanya melancarkan peredaran darah dan membuang zat-zat kotor dari dalam tubuh, akan tetapi lebih penting dari itu saat berolahraga kita mengeluarkan energi negatif (prana negatif) dan memasukan energi positif (prana positif). Energi itulah yang dihitung dengan rumus Matematika diajari oleh teman yang jadi pemangku. Dalam mimpi ingat betul rumusnya, tetapi saat sadar dari mimpi lupa rumus Matematika dan angka-angkanya.
Ada juga mimpi hitung-hitungan
Matematika, tetapi ternyata maknanya sepele. Dalam mimpi itu saya
sedang nonton TV Edukasi. Di layar TV muncul huruf A-Z. Ternyata semua
huruf itu ada kepanjangannya dalam ilmu Matematika atau Fisika. Seperti
A= Aksiminator (tidak pernah dengar), C= Celcius, F= Fahrenheit, R=
Random Sampling. (Semua itu ada contoh-contoh soal dari A-Z, tetapi
hanya sepintas terlihat di layar TV). Lalu bapak saya bertanya tentang
Random Sampling yang sempat dilihatnya di layar TV. Kemudian saya
menjelaskan bahwa Random Sampling adalah menghitung jumblah benda yang
berjumblah banyak hanya dengan mengambil sampelnya secara acak.
Umpamanya kita memiliki 8 karung bawang merah dengan berat yang
berbeda-beda, lalu kita ingin menghitung jumblah biji bawang merah
secara keseluruhan. Untuk mempercepat menghitungnya kita cukup
menghitung biji bawang merah dalam satu kg pada karung paling ringan
(berat 70 kg), menengah (berat 80 kg) dan terberat (90 kg). Dengan
menghitung biji bawang merah 3 Kg dari tiga karung sampel kita bisa
mengetahui seluruh biji bawang merah dari 8 karung dengan cepat dan
akurat.
Saya tidak paham dengan maksud mimpi tersebut padahal mimpinya seru, dapat pelajaran Matematika. Setelah memperhatikan yang terjadi, mimpi itu bahasa isyarat. Ternyata bawang merah yang dititipkan di salah satu pedagang tidak laku terjual.
Ada sekira tujuh kali saya pernah mimpi berupa angka-angka, akan tetapi tidak ada yang berhasil diterjemahkan, hanya sebatas diraba-raba. Ada juga yang hampir berhasil diterjemahkan, seperti mimpi berikut:
Berada di utara rumah di tegalan, disana sedang berlangsung ujian nasional di Sekolah Dasar. Peserta ujian hanya tiga orang yaitu; Widi Asih, Kecen Merta, dan saya. Guru pengawasnya pak Kadek (aslinya guru Matematika SMA). Akan tetapi saya telat datang ujian, sedangkan Widi Asih sudah bisa menjawab 10 soal dan Kecen Merta sudah berhasil menjawab 8 soal. Lalu saya bergegas menjawab soal, dalam hitungan setengah jam hampir berhasil menjawab sebagian dari 70 soal. Kira-kira di pertengahan soal Matematika itu menggunakan bahasa Inggris, bila diterjemahkan sebagai berikut:
Ada dua ekor harimau mengejar seorang anak. Anak itu melompati sebuah lubang, karena harimau tidak teliti, ketika hendak menerkam anak itu, harimau terjatuh ke dalam lubang. Oleh karena soalnya terlihat lucu saya tertawa bacanya, hingga tersenyum saat sadar dari mimpi.
Mimpi itu saya maknai begini: Widine asih ngicenin merta: Tuhan melimpah kasihnya berupa rejeki. Karena waktu itu saya habis panen bawang merah dan hasil panennya juga sangat memuaskan, akan tetapi harganya hanya 12 ribu per kilogram. Saya menduga angka-angka dalam soal Matematika itu adalah harga bawang merah yang akan datang. Saya menebak bahwa pada periode pertama kenaikan harga bawang merah akan mencapai 18 ribu (gabungan hasil dari soal kedua teman saya 10 dan 8). Lalu pada periode kedua mencapai 35 ribu (70:2 atau setengah dari soal keseluruhan).
Sekitar lima hari kemudian harga bawang merahnya sudah bergejolak, dan harganya melejit hingga 18 ribu selama tiga hari. Setelah 3 hari tidak berubah harganya, besoknya datang pembeli menawar bawang merah seharga 25 ribu per kg, mau dibeli sekalian sama daunnya. Keluarga saya tidak mau melepaskannya mengingat prediksinya 35 ribu. Selain itu di pasar encerannya sudah mencapai 27 ribu.Tahu-tahun
Pernah juga mimpi menghitung jumblah keluar masuk energi yang ada di dalam tubuh sambil berolahraga. Salah satu teman menyatakan bahwa berolahraga itu sangat penting karena saat berolahraga tidak hanya melancarkan peredaran darah dan membuang zat-zat kotor dari dalam tubuh, akan tetapi lebih penting dari itu saat berolahraga kita mengeluarkan energi negatif (prana negatif) dan memasukan energi positif (prana positif). Energi itulah yang dihitung dengan rumus Matematika diajari oleh teman yang jadi pemangku. Dalam mimpi ingat betul rumusnya, tetapi saat sadar dari mimpi lupa rumus Matematika dan angka-angkanya.
Ada juga mimpi hitung-hitungan
Saya tidak paham dengan maksud mimpi tersebut padahal mimpinya seru, dapat pelajaran Matematika. Setelah memperhatikan yang terjadi, mimpi itu bahasa isyarat. Ternyata bawang merah yang dititipkan di salah satu pedagang tidak laku terjual.
Labels:
Mimpi
Thanks for reading Memaknai Angka dalam Mimpi Paling Rumit. Please share...!
0 Komentar untuk "Memaknai Angka dalam Mimpi Paling Rumit"