Voice Of Merta Mupu

Voice Of Merta Mupu : Cerita Tak Tertata

Motivasi Menulis

Channel Youtube

KEYAKINAN TIGA KALI LIPAT

KEYAKINAN TIGA KALI LIPAT


BAB 17
KEYAKINAN TIGA KALI LIPAT

Jai: Nenek, bagaimana aku tahu makanan apa yang baik untuk dimakan?

Nenek: Ada tiga jenis makanan, Jai. (Gita 17.07-10) Makanan yang memberikan umur panjang, kebajikan, kekuatan, kesehatan, kebahagiaan, dan kegembiraan yang lezat, halus, substansial, dan bergizi. Makanan sehat semacam ini yang terbaik. Makanan itu disebut Sattvik atau makanan sehat. Makanan yang sangat pahit, asam, asin, panas dan berminyak disebut makanan Rājasika atau makanan tidak berguna. Makanan seperti itu tidak sehat, menyebabkan penyakit, dan harus dihindari. Makanan yang tidak dimasak dengan baik, basi, hambar, busuk, dibakar, sisa, dan tidak murni (seperti daging dan alkohol) disebut makanan Tamasik atau buruk. Seseorang tidak boleh makan makanan seperti itu.

Jai: Bagaimana seharusnya aku berbicara kepada orang lain?

Nenek: Engkau tidak boleh berbohong. Kata-katamu tidak boleh kasar, pahit, keji, atau menghina. Kata-katamu harus manis, bermanfaat, dan jujur. (Gita 17,15). Seseorang yang berbicara sopan memenangkan hati semua dan disukai oleh semua orang. Orang yang bijaksana seharusnya mengatakan kebenaran jika bermanfaat dan tetap diam jika menyakitkan. Membantu mereka yang membutuhkan adalah ajaran universal.

Jai: Bagaimana seharusnya aku membantu orang lain?

Nenek: Adalah tugas kita untuk membantu mereka yang kurang beruntung dan tidak dapat menolong diri mereka sendiri. Bantu siapa saja yang membutuhkan bantuan, tetapi jangan pernah mengharapkan imbalan apapun. Beramal tidak hanya hal yang terbaik, tetapi juga merupakan satu-satunya kegunaan dari kekayaan. Kita semua harus membantu dengan tujuan baik. Memberi kembali apa yang menjadi milik dunia. Tapi ada tanggung jawab. Uang yang diberikan dalam amal harus diperoleh dengan benar. Dan kita harus pastikan bahwa penerima uang tidak akan menggunakan bantuan itu untuk tujuan kejahatan. (Gita 17.20-22)

Jai: Apakah Tuhan akan memberikan apa yang kita inginkan jika kita tulus berdoa untuk itu?

Nenek: Penuh keyakinan kepada Tuhan membuat sesuatu terjadi. Tidak ada yang mustahil bagi keyakinan. Keyakinan menimbulkan mukjizat. Kita harus memiliki keyakinan sebelum memulai pekerjaan. Dikatakan dalam Gita bahwa kita dapat menjadi apa pun yang kita mau jika kita selalu berpikir tentang hal itu dan berdoa kepada Tuhan dengan keyakinan. (Gita 17,03) Selalu pikirkan tentang apa yang engkau inginkan, dan impianmu bisa menjadi kenyataan.

Berikut adalah cerita tentang seekor burung gagak yang memiliki keyakinan.


23. Seeokor Burung Gagak yang Kehausan

Saat itu musim panas. Seekor gagak sangat haus. Ia terbang dari satu tempat ke tempat lain mencari air. Dia tidak bisa menemukan air di mana pun. Kolam, sungai, dan danau semua kering. Air di sumur terlalu dalam. Gagak itu sangat haus. Ia terbang dan terbang. Dia semakin lelah dan haus, tetapi ia tidak menghentikan pencariannya.

Akhirnya dia pikir ajalnya sudah dekat. Dia ingat Tuhan dan mulai berdoa untuk memperoleh air. Dia melihat sebuah kendi air di dekat sebuah rumah. Hal ini membuatnya sangat bahagia karena dia pikir pasti ada air di dalam kendi. Dia duduk di atas kendi dan memandang ke dalamnya. Dengan kecewa ia melihat air dalam kendi tidak dapat dijangkaunya. Dia bisa melihat air, tetapi paruhnya tidak bisa mencapai air. Dia sangat sedih dan mulai berpikir bagaimana caranya mencapai air. Tiba-tiba sebuah ide muncul dalam benaknya. Ada batu di dekat kendi. Ia mengambil batu-batu itu, satu per satu, dan mulai memasukkannya ke dalam kendi. Air mulai naik. Tak lama kemudian burung gagak bisa mencapai air dengan mudah. Ia minum air, mengucapkan terima kasih kepada Tuhan dengan senang hati dan terbang menjauh.

Oleh karena itu dikatakan, "Dimana ada kemauan, pasti ada jalan." Burung gagak melakukan apa yang kita semua harus lakukan. Dia tidak menyerah. Dia memiliki keyakinan bahwa doanya akan dijawab.

Berikut ini adalah cerita yang bagus:


24. Kelinci dan Kura-Kura

Kura-kura selalu bergerak sangat lambat. Temannya, kelinci, sering mentertawakan kura-kura yang lambat. Suatu hari, kura-kura tidak tahan mendengar penghinaan dan menantang kelinci untuk berlomba. Semua binatang di hutan mentertawakan gagasan ini karena biasanya lomba diadakan diantara kekuatan yang sama. Seekor rusa mengajukan diri untuk menjadi hakim.
Perlombaan dimulai. Kelinci berlari cepat, dan tak lama kemudian ia berada jauh di depan kura-kura. Setelah si kelinci berada semakin dekat ke garis finish, ia merasa yakin akan menang. Ia kembali menatap kura-kura yang bergerak lambat, yang berada jauh di belakang.

Kelinci sangat yakin akan menang. Ia berpikir, "Aku akan duduk di bawah pohon dan menunggu kura-kura. Ketika ia sampai di sini, aku akan berlari cepat dan melintasi garis finish. Ini akan membuatnya marah, dan akan sangat menyenangkan melihat kura-kura terhina."

Kelinci kemudian duduk di bawah pohon. Kura-kura masih jauh di belakang. Angin sejuk bertiup lembut. Setelah beberapa waktu berlalu, kelinci tertidur. Ketika ia bangun, ia melihat kura-kura melewati garis finish. Kelinci itu kalah dalam pertandingan! Semua binatang di hutan mentertawakan kelinci, dan ia memetik pelajaran berharga:

"Pelan dan mantap memenangkan perlombaan."
Engkau bisa berhasil dalam pekerjaan apapun jika engkau bekerja keras dengan keyakinan yang kuat. Bersemangatlah dengan apa yang engkau inginkan, dan engkau akan mendapatkannya. Kita adalah ciptaan dari pikiran dan keinginan kita sendiri. Pikiran menciptakan masa depan kita. Kita menjadi apa yang selalu kita pikirkan. Jadi jangan pernah berpikir negatif atau membiarkan keraguan memasuki pikiranmu. Terus berjalan ke arah tujuanmu. Engkau tidak bisa mendapatkan apa-apa melalui kemalasan, kelalaian, dan menunda. Terus hidupkan impianmu dalam hatimu, dan itu akan menjadi kenyataan. Semua kesulitan dapat dihilangkan dengan keyakinan kepada Tuhan dan tekad yang kuat untuk berhasil. Tetapi buah-buah keberhasilan harus dibagi dengan orang lain. Jika engkau ingin mimpimu menjadi kenyataan, bantulah orang lain mewujudkan impiannya!

Berikut ini adalah kisah tentang seorang laki-laki yang mengerti bahwa Tuhan menolong orang yang menolong diri mereka sendiri.


25. Pria yang Tidak Pernah Menyerah

Yava adalah putra dari seorang bijak yang melakukan tapa keras untuk mendapatkan berkat Deva Indra, Raja para Deva. Dia menyiksa tubuhnya dengan keras dan dengan demikian menimbulkan simpati Indra. Indra datang padanya dan bertanya mengapa ia menyakiti tubuhnya.

Yava menjawab: "Aku ingin menjadi seorang sarjana besar dalam Veda. Dibutuhkan waktu lama untuk belajar Veda dari seorang guru. Aku berlatih dengan keras untuk mendapatkan pengetahuan itu secara langsung. Berkatilah aku."

Indra tersenyum dan berkata:" Nak, engkau berada di jalan yang salah. Kembali ke rumah, cari guru yang baik, dan belajar Veda dari dia. Penyiksaan bukan cara untuk belajar; caranya adalah belajar dan hanya belajar." Setelah berkata begitu, Indra menghilang.

Tapi Yava tidak mau menyerah. Tetap saja dia melakukan praktek spiritual (penebusan dosa) dengan usaha yang lebih keras. Indra datang lagi di hadapan Yava dan memperingatkan dia lagi. Yava mengatakan bahwa jika doanya tidak dijawab, ia akan memotong tangan dan kakinya satu persatu dan mempersembahkannya ke api. Tidak, dia tidak akan pernah menyerah. Dia melanjutkan penebusan dosanya. Suatu pagi, selama penebusan dosanya, ketika ia pergi untuk mandi di sungai suci Gangā, ia melihat seorang lelaki tua di tepi melemparkan pasir ke dalam sungai.
"Kakek, apa yang engkau lakukan?" Tanya Yava.

Orang tua itu menjawab: "Aku akan membangun sebuah bendungan di sungai sehingga orang dapat menyeberangi sungai dengan mudah. Lihat betapa sulitnya sekarang untuk menyeberang. Pekerjaan yang berguna, bukan?"

Yava tertawa dan berkata: "Betapa bodohnya jika kakek pikir bisa membangun sebuah bendungan di sungai besar ini dengan segenggam pasir! Pulang dan lakukan pekerjaan yang lebih berguna."

Orang tua itu berkata:" Apakah pekerjaanku lebih bodoh daripada engkau yang belajar Veda, bukan dengan belajar, tapi dengan penebusan dosa?"

Yava sekarang tahu bahwa lelaki tua itu adalah Indra. Yava dengan sungguh-sungguh memohon kepada Indra untuk memberinya pelajaran secara pribadi.

Indra memberkatinya dan menghibur Yava dengan kata-kata berikut: "Aku mengabulkan permohonanmu. Baca Veda; engkau akan diajar."

Yava mempelajari Veda dan menjadi seorang sarjana besar dalam Veda.

Rahasia sukses adalah terus berpikir tentang apa yang engkau inginkan setiap saat dan jangan pernah menyerah sampai engkau mendapatkannya. Jangan biarkan pikiran negatif, seperti menunda untuk mulai bekerja, kemalasan, dan kecerobohan menghalangi jalanmu. Sebelum memulai atau mengakhiri sesuatu pekerjaan atau belajar, ulangi OM TAT SAT, tiga nama-nama Brahman.

Jai: Apa artinya OM TAT SAT, nek?

Nenek: Itu berarti Krishna, hanya Tuhan Yang Maha Esa, yang ada. OM digunakan sebelum memulai bekerja atau belajar apapun. OM TAT SAT atau OM shantih, shantih, shantih, juga digunakan pada akhir setiap tindakan.

Bab 17 Ringkasan: Ada tiga jenis makanan --- Sāttvik, Rājasik dan Tāmasik --- dan ketiganya mempengaruhi kesejahteraan kita. Katakan kebenaran dengan cara yang menyenangkan. Memberi sedekah kepada orang yang layak, dan memberi dengan bijak untuk menghindari penyalahgunaan. Engkau bisa menjadi apapun yang engkau inginkan jika engkau bekerja keras ke arah tujuanmu.
KARAKTER ILAHI DAN KARAKTER IBLIS

KARAKTER ILAHI DAN KARAKTER IBLIS


BAB 16
KARAKTER ILAHI DAN KARAKTER IBLIS

Jai: Aku bertemu berbagai jenis siswa di kelas. Ada berapa banyak jenis orang, nek?

Nenek: Umumnya, hanya ada dua jenis (atau kasta) orang-orang di dunia ini, yang baik dan yang buruk. (Gita 16,06).  Kebanyakan orang memiliki kedua sifat, baik dan buruk. Jika engkau memiliki lebih banyak sifat baik, engkau akan disebut orang baik, dan jika engkau memiliki lebih banyak sifat-sifat buruk, engkau disebut orang jahat.

Jai: Jika aku ingin menjadi orang yang baik, kualitas apa yang harus aku miliki?

Nenek: engkau harus jujur, tanpa kekerasan, benar, tanpa amarah, tenang, tanpa bicara menyakitkan, baik hati, tidak serakah, lembut, pemaaf, dan rendah hati. Ini juga disebut sifat-sifat ilahi karena sifat ini membawa kita kepada Tuhan.

Jai: Apa kebiasaan buruk yang perlu aku hindari?

Nenek: kemunafikan, kebohongan, kesombongan, iri hati, keegoisan, kemarahan, keserakahan, kekerasan, tidak bersyukur --- ini semua sifat buruk yang akan membawa kita jauh dari Tuhan. Kualitas buruk juga menuntun kita untuk melakukan hal-hal buruk dan menjerumuskan kita dalam kesulitan. Jangan berteman dengan orang-orang yang memiliki kualitas buruk karena mereka tidak tahu apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Selalulah berterima kasih kepada mereka yang telah membantumu. Tidak tahu berterima kasih adalah dosa besar yang tidak ada obatnya.

Nafsu, kemarahan, dan keserakahan sangat merusak. Krishna menyebutnya tiga pintu gerbang ke neraka. (Gita 16,21). Berikut adalah cerita tentang bagaimana keserakahan mengakibatkan kesedihan.


21. Kisah Seekor Anjing dan Tulang

Suatu hari seekor anjing menemukan sepotong tulang. Dia membawanya di mulutnya dan pergi ke sudut yang sepi untuk mengunyahnya. Dia duduk di sana dan mengunyah tulang selama beberapa saat. Kemudian anjing itu merasa haus dan membawa tulang itu di mulutnya dan berjalan di atas jembatan kayu kecil untuk minum air di sungai.

Ketika ia melihat bayangannya sendiri di air, ia pikir ada anjing lain dengan tulang di sungai. Karena mulai serakah, dia ingin memiliki tulang lain itu juga. Dia membuka mulutnya untuk menyalak dan mengambil tulang dari anjing lain. Begitu ia membuka mulut untuk mengambil tulang lainnya, tulang yang ada di mulutnya jatuh ke sungai. Anjing itu menyadari kesalahannya, tetapi terlambat.

Keserakahan dapat diatasi dengan menjadi puas dengan apa yang telah dimiliki. Orang yang puas adalah orang yang sangat bahagia. Seseorang yang serakah tidak dapat menemukan kedamaian sejati dan kebahagiaan dalam hidup.

Jai: Bagaimana aku bisa tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan?

Nenek: Ikuti buku-buku suci, Jai. Orang suci dan bijak memberi tahu kita apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan dalam kitab suci kita. Miliki keyakinan pada Tuhan, dan dengarkan orang tua dan para tetua.

Kita harus mengembangkan kebiasaan yang baik sebanyak mungkin. Tapi tak seorang pun hanya punya kebiasaan baik dan tidak punya kebiasaan buruk sama sekali. Tuhan memberikan kebiasaan baik dan buruk dalam satu paket yang sama.

Berikut adalah cerita tentang bagaimana Ratu Draupadi menemukan kebenaran ini dari pengalamannya sendiri.


22. Cerita tentang Ratu Draupadi

Draupadi adalah istri dari kelima Pāndava. Dia adalah putri seorang Rsi di masa lalunya. Dia sangat cantik dan berbudi luhur, tetapi dalam masa lalunya, karena Karmā masa lalunya, dia tidak bisa menikah. Ini membuatnya tidak bahagia. Jadi dia mulai bertapa untuk menyenangkan Deva Shiva. Setelah lama melakukan tapa yang sulit, Deva Shiva senang dan bertanya berkat apa yang diinginkannya. Dia minta seorang suami yang sangat spiritual, kuat, tentara yang sangat baik, tampan, dan lembut. Deva Shiva mengabulkan keinginannya.
Dalam kehidupan berikutnya, dia menikah dengan lima bersaudara, tetapi dia tidak begitu senang dengan situasi aneh ini. Draupadi adalah pemuja Krishna, yang mengetahui masa lalu, sekarang dan masa depan semua mahluk. Krishna tahu penyebab kesedihannya dan menjelaskan bahwa itulah yang ia minta pada kehidupannya yang lalu. Krishna mengatakan tidak mungkin bagi satu orang untuk memiliki semua kualitas yang ia inginkan untuk menjadi suaminya, jadi dia menikah dengan lima suami dalam kehidupan ini, yang memiliki semua sifat yang dimintanya. Setelah mendengarkan penjelasan dari Tuhan Krishna sendiri, ia, orangtuanya, dan kelima suaminya gembira dan menerima nasib yang telah diberikan kepada mereka dan hidup bahagia.

Pesan moral dari cerita ini adalah bahwa orang tidak dapat menemukan seorang suami atau istri dengan semua sifat-sifat baik atau buruk, sehingga seseorang harus belajar hidup dengan apa pun yang diberikan oleh nasib. Tidak ada pasangan yang sempurna karena tidak ada oang yang hanya punya kebiasaan baik dan tidak ada kebiasaan buruk.

Bab 16 Ringkasan: Secara umum, hanya ada dua jenis manusia: yang baik dan yang buruk atau jahat. Kebanyakan orang memiliki keduanya, kualitas baik dan kualitas buruk. Menyingkirkan kebiasaan buruk dan menumbuhkan kebiasaan yang baik diperlukan untuk kemajuan spiritual.

YANG MAHA AGUNG

YANG MAHA AGUNG


BAB 15
YANG MAHA AGUNG

Jai: Nek, aku bingung dengan perbedaan antara Roh Agung, Roh, Mahluk Tuhan dan jiva individu. Tolong jelaskan lagi ya nek?

Nenek: Ya, Jai, ini adalah istilah-istilah yang kau harus mengerti dengan baik. Roh Agung juga disebut Ia Yang Maha Tinggi, Yang Mutlak, Bapa, Ibu, Tuhan, Ishvara, Allah dan banyak nama lain. Roh Agung disebut ParaBrahma, Paramātmā, ParamaShiva, atau Krishna dalam bahasa Sanskerta. Roh Agung adalah sumber atau akar dari segalanya. Tidak ada yang lebih tinggi dari Roh Agung.

Roh (Brahman atau Atmā) adalah bagian dari Roh Agung yang memnyebar dan mendukung seluruh kosmos.

Mahluk Ilahi (Deva, Devi), seperti Brahmā, Shiva dan Vishnu, dan yang lainnya, adalah perluasan Brahman (Roh).

Masing-masing jiva, seperti semua mahluk hidup, adalah perluasan Mahluk Ilahi.

Roh tertinggi tidak berubah dan ada selamanya. Mahluk ilahi keluar dari Roh dan memiliki rentang hidup yang sangat panjang. Sedangkan jiva individu atau mahluk hidup memiliki hidup sangat terbatas.

Jika engkau umpamakan penciptaan dengan pohon, maka Krishna (Roh Agung) sebagai akar pohon. Atmā atau Brahman (juga ditulis Brahma, Brahm) adalah batang pohon. Kosmos adalah cabang-cabang pohon, dan kitab suci, seperti Veda, Upanisad, dan Gita, Dhammapāda, Taurat, Alkitab, Quran, dll adalah daunnya. Masing-masing jiva, seperti mahluk hidup, adalah buah-buah dan bunga-bunga dari pohon. Bisakah engkau melihat bagaimana semuanya terhubung dan menjadi bagian dari Yang Mahatinggi?

Jai: Bagaimana dengan planet-planet, seperti matahari, bulan dan bintang-bintang?

Nenek: Seluruh dunia yang kelihatan, seperti matahari, bulan, bumi, planet-planet lain , dan galaksi, diciptakan oleh Deva Brahmā dan didukung oleh Deva Vishnu dan dihancurkan oleh Deva Shiva. Ingatlah bahwa, Brahmā, Vishnu, Shiva adalah bagian dari energi dari Roh Mahatinggi atau Brahman. Energi cahaya matahari juga datang dari Brahman, dan Brahman adalah bagian dari Yang Mahatinggi, Krishna. Para bijak mengatakan kepada kita bahwa segala sesuatu tidak lain hanyalah bentuk lain Krishna, Yang Mahatinggi. Krishna ada di dalam dan di luar segalanya. Dia menjadi segalanya. Yang Satu telah menjadi semua. Dia juga turun ke dunia dalam bentuk manusia untuk menetapkan hukum dan ketertiban (Dharma) bila diperlukan. (Gita 4.07-08).

Berikut adalah sebuah cerita ketika Tuhan yang Agung sendiri menjelma sebagai Krishna sekitar 5.100 tahun yang lalu.


19. Cerita tentang Krishna Kecil

Krishna Kecil mempunyai kakak angkat laki-laki bernama Balarāma. Keduanya biasa bermain bersama-sama di desa Gokul. Krishna dilahirkan oleh ibu Devaki. Nama ayahnya adalah Vāsudeva. Krishna juga disebut Vāsudeva. Krishna menghabiskan masa kecil-Nya di bawah asuhan Bibi Yashodā. Balarāma dan Krishna adalah anak-anak kesayangan para pemerah susu di desa itu. Ibu mereka sangat mencintai mereka. Yashodā dan Rohini (Ibu Balarāma) memberikan pakaian berwarna-warni pada mereka. Krishna dengan pakaian kuning dengan mahkota bulu merak pada rambut-Nya, dan Balarāma dengan warna biru. Kedua anak laki-laki ini pergi dari satu tempat ke tempat lain, mempunyai teman di mana pun mereka pergi. Kemanapun mereka pergi selalu membuat masalah!

Suatu hari, mereka bermain di luar dengan beberapa anak laki-laki lainnya, menggali tanah, membuat kue lumpur sehingga menjadi sangat kotor. Setelah beberapa saat, salah seorang anak laki-laki yang lebih tua berlari ke ibu Yashodā dan berkata, "Krishna sangat nakal, Dia makan tanah liat!" Yashodā kesal pada kelakuan putranya. Dia juga pernah mendengar keluhan dari warga desa lain bahwa Krishna  telah mencuri mentega dari rumah mereka.
Dia keluar dari rumahnya dan bertanya dengan marah kepada Krishna, "Apakah engkau benar-benar memakan tanah liat, Krishna? Berapa kali aku bilang jangan makan sembarangan!"

Krishna tidak mau dihukum, sehingga ia menggoda ibu Yashodā. . Dia membuka mulut-Nya lebar dan berkata, "Lihat, Ibu, aku belum makan apa-apa. Anak-anak ini hanya berbohong agar aku kena hukum."

Yashodā melihat ke dalam mulut Krishna. Di sana, di mulut anak kecil itu, ia melihat seluruh alam semesta --- Bumi dan bintang-bintang, ruang kosong yang lebar, dan seluruh galaksi Bima Sakti, lautan dan gunung-gunung, matahari dan bulan. Semua ada di dalam mulut-Nya. Ia sadar bahwa Krishna adalah jelmaan Deva Vishnu, dan ia segera menjatuhkan diri di hadapan-Nya dan menyembah-Nya.

Tetapi Krishna tidak ingin disembah olehnya. Dia hanya ingin ia mencintai-Nya sama seperti seorang ibu mencintai anak-anak mereka. Dia bisa saja turun ke dunia dalam bentuk apapun untuk melawan kejahatan, tetapi Dia suka menjadi seorang anak kecil bagi seorang ibu dan seorang ayah yang telah melakukan banyak praktek spiritual yang sulit untuk memiliki Tuhan sebagai anak mereka. Krishna kecil menyadari bahwa trik-Nya merupakan kesalahan besar!

Dengan cepat, Dia menyebarkan kekuatan Māyā-Nya. Menit berikutnya Yashodā memangku anaknya seperti biasa, tanpa ingat sama sekali apa yang baru saja dilihatnya di mulut Krishna.

Engkau sebaiknya membaca cerita-cerita menarik dari petualangan dan trik Krishna dengan pemerah susu di desa jika punya waktu.

Tuhan juga datang sebagai orang suci atau guru untuk mengajar kita dari waktu ke waktu. Berikut adalah kisah tentang seorang suci:


20. Cerita tentang Shri Ramakrishna

Tuhan turun ke dunia ini sebagai Ramakrishna, lahir pada 18 Februari 1836, di desa Kamarpukur di Bengal Barat. Sebagian besar kisah-kisah yang nenek ceritakan kepadamu berasal dari "Kisah dan Perumpamaan Shri Ramakrishna." Swami Vivekananda adalah salah satu muridnya yang paling terkenal. Swami Vivekananda adalah yogi Hindu pertama yang datang ke Amerika Serikat pada tahun 1893. Ia mendirikan Vedanta Society di New York. Ramakrishna menjalani kehidupan yang sangat sederhana, tergantung pada Tuhan untuk makanan dan kebutuhan hidup lainnya sehari-hari. Ia tidak mau menerima uang. Ia menikah dengan Sarada Ma, yang ia perlakukan seperti ibunya dan tidak punya anak. Sarada Ma biasa memberitahu muridnya: "Jika engkau ingin ketenangan pikiran, jangan melihat kesalahan orang lain, melainkan lihat ke diri sendiri. Tidak seorang pun orang asing; seluruh dunia adalah dirimu sendiri." Sarada Ma juga memperingatkan murid-nya untuk tidak terlalu dekat dengan orang-orang dari lawan jenis, bahkan jika Tuhan datang dalam bentuk itu. Ramakrishna menyembah Devi Kali sebagai Deva pribadinya di sebuah kuil di Dakshineshvar dekat Kolkatta. Kuil ini masih ada hingga sekarang.

Bab 15 Ringkasan: Ciptaan bisa berubah dan tidak bertahan selamanya. Ciptaan memiliki jangka hidup terbatas. Brahman atau Atmā tidak berubah dan abadi. Ia adalah penyebab dari segala sebab. Krishna disebut ParaBrahma atau Yang Mahatinggi. Dia juga disebut Mutlak karena Dia tidak memiliki asal usul. Dia adalah sumber Brahman. Segala sesuatu di alam semesta berasal dari Brahman. Seluruh dunia dan semua mahluk diciptakan oleh Brahmā, sang pencipta; dipelihara oleh Vishnu dan dihancurkan oleh Shiva.

Back To Top