Simantonayana Samskara
Rakamaham suhavam sustuti huve srnotu nah subhaga bodhatu tmana, Swyatvapah sucyacchidyamanaya dadatu viram sata dayamukthayam.
(Rgveda : 2.32.4)
Saya sebagai suami (aham) dengan sopan (suhavam) dan bahasa yang halus (sustuti) memanggil (huve) istriku yang bercahaya seperti bulan purnama (rakam). Demikian juga yang beruntung (subhaga) mendengarkan kata-kata kami (nah srnotu) dan selalu menerima keinginan kami dalam hatinya (bodhatsucya) demikian juga istri ini melakukan tugas sehari-hari (grihastha) dengan baik (apah sivyatu) istriku seperti ini melahirkan anak yang menolong dunia dengan ratusan tangan (sata dayam) dan mendapat sanjungan dari masyarakat (ukh-thyam) supaya lahir putra yang kuat (viram) yang akan dapat menyumbangkan kemampuannya untuk masyarakat (dadatu).
“Saya sebagai seorang suami
dengan sopan dan dengan bahasa yang lemah lembut, memanggil istriku
yang bercahaya bagaikan bulan purnama. Demikian pula halnya yang telah
mendengarkan kata-kata kami dan menerima keinginan kami dalam hati yang
tulus ikhlas. Seperti halnya jarum yang menjahit kain tebal, demikian
juga dengan istriku yang menjalankan tugas grihastha sehari-hari dengan
baik. Seperti halnya seorang istri melahirkan anak yang dapat menolong
dunia dengan ratusan tangan dan mendapatkan pujian dari masyarakat.
Semoga lahir putra yang kuat agar nanti dapat menyumbangkan
kemampuannya untuk masyarakat”.
Pumsavana Samskara perlu dilakukan demi kesehatan bayi agar berkembang dengan baik, demikian juga Simantonayana Samskara perlu dilakukan demi perkembangann mental bayi, agar sehat (mental development). Simant berarti perkembangan pikiran, dengan demikian Simantonayana berarti melalui samskara tersebut ibu memperhatikani bayinya supaya dapat berkembang dengan mental yang sehat.
Para rsi percaya bahwa melalui samskara (upacara) tersebut, manusia bisa diubah sesuai dengan keinginan ayah ibu mereka. Susruta menjelaskan bahwa samskara tersebut
perlu dilakukan bulan keempat atau kedelapan. Dikatakan bahwa pada
bulan kelima, pikiran bayi yang berada dalam kandungan mulai
berkembang, sedangkan bulan keenam budi, bulan ketujuh anggota badan,
dan bulan kedelapan cahaya ojas (pancamane manah prati budhataram bhavati). Dengan demikian sampai bulan kedelapan bayi yang ada dalam kandungan telah memiliki pikiran, budi, dan hati.
Dalam bahasa Sanskerta ibu disebut dauhrda yang berarti memiliki dua hati, yaitu hatinya sendiri dan bayi yang berada dalam kandungan karena bayi hanya memiliki karma dari kehidupan sebelumnya dan sekarang akan bergabung dengan karma ibu. Supaya pengaruh terhadap bayi menjadi baik, perlu dilakukan upacara, Simantonayana karena apa pun yang dirasakan oleh ibu akan mempengaruhi bayinya.
Dalam Susruta dikatakan, jika ibu yang sedang mengandung
anak dengan upacara-upacara keagamaan, ia akan melahirkan anak yang
tertarik terhadap agama. Demikian juga jika ibu selalu memikirkan
tentang dewa-dewa, anak yang akan lahir akan memiliki sifat kedewataan
: devata pratimayam tu prasute parsado-pamam. (Susruta).
Begitu besar pengaruh pemikiran ibu terhadap bayinya, sehingga apa pun
yang dilakukan oleh ibu sangat berpengaruh terhadap bayinya.
Seperti diketahui ketika Abhimanyu sedang dalam kandungan, Arjuna bercerita kepada istrinya tentang sebuah Cakra Vyuha, yaitu salah satu strategi peperangan. Pada waktu Arjuna menceritakan kepada istrinya, Abhimanyu yang
masih berada dalam kandungan mendengar semua. Setelah hampir semua
cerita strategi peperangan itu selesai istrinya tertidur, sehingga
tidak sempat mendengar secara lengkap. Abhimanyu, yang sudah dewasa bila menghadapi lawan-lawannya akan masuk ke dalam Cakra Vyuha. Karena ibunya tertidur pada waktu ia masih dalam kandungan, Abhimanyu tidak tahu bagaimana caranya untuk ke luar : Lalu Abhimanyu dibunuh dalam Cakra Vyuha (Cakra Vayu).
Perlu diupayakan agar anak berkembang dalam kandungan dengan
sempurna dan lahir dengan kekuatan mental yang sehat. Untuk itu, perlu
diucapkan mantra: yatheyam prthivi mahyuttana garbhma dadhe, vam tam garbhama dhehi dasame masi sutave. (Asvalayana : 1.14). Artinya, seperti ibu prthivi
yang luas dan besar mempunyai banyak tumbuhan dalam kandungannya,
istriku mempunyai bayi dalam kandungan selama sepuluh bulan dengan
baik. Di samping itu, istri perlu diberikan doa oleh para brahmana:
Semoga kamu mempunyai keturunan yang perwira, semoga kamu melahirkan
anak yang hidup, dan semoga kamu menjadi istri suami yang hidup. Virasustvam bhava, juasustavam bhava, jivapatni tvambhava (Ghobil: 2.7.12).
Labels:
Samskara
Thanks for reading Upacara Bayi Dalam Kandungan ,Ritual Mempengaruhi Bayi Dalam Kandungan. Please share...!
0 Komentar untuk "Upacara Bayi Dalam Kandungan ,Ritual Mempengaruhi Bayi Dalam Kandungan"