Entah apa kehendak sang nasib, mungkin sudah garis tangan, kehendak
dewa. Sudah tiba waktunya memadu kasih dengan bidadari pujaan hati, akan
tetapi tak jua menemukan jodoh. Ini membuat kerisauan kakak cowokku.
Dia mengira aku memang tak ada niat mencari istri.
Malam hari..
Tak tahu dari mana datangnya, seorang gadis telah berada di kamarku. Mungkin gadis kesasar. Aku memandangnya tanpa berkedip, memperhatikan setiap senti tubuhnya, dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Loh! kok mirip kakakku? siapa gerangan gadis ini. Aneh! Belum sempat bertanya namanya, tiba-tiba kakaku yang cowok muncul di pintu.
“Ini bli bawakan istri buat kamu, tadi bli ketemuan sama dia, ternyata orangnya cantik. Ketemu berawal dari chating” selorohnya tanpa jeda, seakan bangga bisa mengajak gadis cantik calon istriku.
“Ajak aja dia tidur, kalau sudah tahu rasa enak, dia tak akan berpaling” aku tak dibiarkan berbicara, kakakku nyeroscos terus. Hendak bertanya padanya, malah langsung pergi. Tinggalah hanya aku di kamar bersama calon istriku.
Gadis yang tak ku kenal itu, keluar kamar. Tak lama kemudian, dia kembali membawa selimut. Menyelimuti tubuhku yang telah berbaring di tempat tidur. Lampu yang menyala terang dimatikan. Lalu, ia berbaring di sampingku. Senti demi senti sekujur tubuhku digerayangi. Tak jua membuatku bergairah. Tersentuhlah bagian tubuh yang paling rahasia, membuat kelakianku terbangun dari tidurnya.
Sejak tadi, aku tidur membelakanginya
Malam hari..
Tak tahu dari mana datangnya, seorang gadis telah berada di kamarku. Mungkin gadis kesasar. Aku memandangnya tanpa berkedip, memperhatikan setiap senti tubuhnya, dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Loh! kok mirip kakakku? siapa gerangan gadis ini. Aneh! Belum sempat bertanya namanya, tiba-tiba kakaku yang cowok muncul di pintu.
“Ini bli bawakan istri buat kamu, tadi bli ketemuan sama dia, ternyata orangnya cantik. Ketemu berawal dari chating” selorohnya tanpa jeda, seakan bangga bisa mengajak gadis cantik calon istriku.
“Ajak aja dia tidur, kalau sudah tahu rasa enak, dia tak akan berpaling” aku tak dibiarkan berbicara, kakakku nyeroscos terus. Hendak bertanya padanya, malah langsung pergi. Tinggalah hanya aku di kamar bersama calon istriku.
Gadis yang tak ku kenal itu, keluar kamar. Tak lama kemudian, dia kembali membawa selimut. Menyelimuti tubuhku yang telah berbaring di tempat tidur. Lampu yang menyala terang dimatikan. Lalu, ia berbaring di sampingku. Senti demi senti sekujur tubuhku digerayangi. Tak jua membuatku bergairah. Tersentuhlah bagian tubuh yang paling rahasia, membuat kelakianku terbangun dari tidurnya.
Sejak tadi, aku tidur membelakanginya
Entah kenapa, burung hantu yang biasanya mencari mangsa di malam hari, kali ini tak mau terbangun, meski tadi sempat terjaga dari tidurnya. Gadis itu mengeluh, merengek-rengek
Hingga larut malam, aku tak apa-apakan gadis itu. Tak hanya gadis itu kecewa berat, aku pun merasakannya, kecewa dengan burung hantu yang meninggalakan kebiasaannya.
“Selamat ya.. akhirnya kamu menikah juga” ujar temanku pagi hari, ketika aku baru bangun, dia muncul di halaman rumah.
“Enak aja.. tahu gak, aku gak suka sama dia”
Temanku berlalu saja, tanpa membalas kicauanku. Tak menyangka calon istriku ada di belakangku. Ia marah mendengar kata-kataku. Tapi aku tak peduli dengannya. EGP!
Mendengar keributan, kakakku datang. Dia menyadari kalau aku tak suka dengan gadis itu. Calon istri gagal itu disuruh pergi sama kakaku, supaya tak dicari orang tuanya, takut dilaporkan polisi bila pergi lebih dari 1x24 jam.
Sang bidadari pergi tanpa pamitan, naik bemo. Horeee.. ! aku berteriak menengadahkan wajah ke langit. Bahagia sekali rasanya tak jadi menikah dengannya.
Kebahagiaan itu terasa hingga aku terbangun dari mimpi. Aku tertawa terkekeh-kekeh,
Ditemani lagu lawas Bintang Kehidupan (Nike Ardilla)
Malam malam aku sendiri
Tanpa cintamu lagi oh..oh ho..ho
Hanya satu keyakinanku
Bintang kan bersinar
Menerpa hidupku
Bahagia kan datang ..oh oh
Labels:
Facebook
Thanks for reading Gagal Kawin (17+). Please share...!