Voice Of Merta Mupu

Voice Of Merta Mupu : Cerita Tak Tertata

Motivasi Menulis

Channel Youtube

Mimpi Terpanjang

Lagi asik menikmati indahnya kebun sekolah SMK, tak disangka ternyata ada lomba siswa antar kelas, pantesan ada suara riuh di sekolah itu. Pada lomba itu, pertanyaannya seperti quis. Saya mendengar salah satu anggota group peserta lomba menjawab sebuah quis bahwa sekolah unggulan di Karangasem adalah sekolah SWASTIKA. Dewan juri membenarkan jawaban itu, tetapi saya tidak setuju dengan dewan juri. Jawaban yang benar sekolah unggulan di Karangasem adalah sekolah SWASTYASTU. Entah kenapa saya begitu tertarik meluruskan kesalahan itu pada penilaian dewan juri, dan dewan juri sepakat bahwa jawaban yang benar adalah Swastyastu. Group siswa itu pun dinyatakan kalah meski awalnya dinyatakan sebagai pemenang.

Tak berapa lama kemudian saya jalan kaki menaiki bukit kecil. Di puncaknya terdapat jalan raya: dari barat ke timur. Tadi saya memarkir kedua motor saya disitu: Jupiter Z warna biru dan Scoopy warna merah. Jupiternya saya parkir agak di timur, sekira 100 meter. Lalu saya melaju membawa scoopy ke arah timur, eh malah kelewatan. Saya pun memutar balik meski ada rambu-rambu dilarang memutar balik. Entah dari mana datangnya, tiba-tiba salah satu anggota siswa yang kalah tadi menghampiri saya marah-marah, 'Tadi kamu menyalahkan jawaban kami di sekolah, tapi sekarang kamu yang melanggar aturan. Apa kamu tidak lihat rambu-rambu lalu lintas bahwa disini dilarang memutar? Nanti saya hajar kamu!' Bentaknya. Dia tampak agak hitam kulitnya dan bertato. Saya diam saja, merasa salah, tetapi tidak takut, cuek saja sama omongan orang itu, biarkan dia berbicara sendiri: anjing menyalak kafilah tetap berlalu. Yang membingungkan saya, bagaimana caranya membawa motor keduanya sekaligus, sedangkan saya seorang diri. 

Saya memutuskan meninggalkan Jupiternya, belakangan mau diambil. Lalu saya berjalan pulang ke rumah, dan melihat segerombolan siswa tadi datang dari arah utara. Salah satu dari mereka mencegat saya, dan ditambah muncul lagi siswa tadi yang marah-marah pada saya. Mereka nantangin saya untuk bertarung. Gregetan juga ditantang, lalu saya menyingsingkan lengan baju, 'Kamu kira aku ini siapa? Aku ini anaknya seorang preman' ujarku mendengkik sembari menudingnya. Mendengar kata-kata saya yang begitu berani, mereka hendak menyerbu saya berduaan; ada di sebelah kanan dan sebelah kiri. Kemudian tiba-tiba datanglah seorang teman yang tidak begitu saya kenal, dia memisahkan kami yang hendak bertengkar. Mereka pun tak berani bicara apa-apa, sepertinya teman itu begitu dihargai. Lalu saya pergi meninggalkan mereka, kemudian saya mendengar orang yang bertato membicarakan saya dengan maksud meledeknya, postur tubuhnya tak lagi muda, melainkan berubah jadi orang umur paruh baya, 'Wuiihh.. gagah sekali dia bicara, berlagak pemberani. Huahaha' ujarnya bicara pada temannya. Dalam hati saya tertawa mendengar pembicaraannya, soalnya apa yang dikatakannya itu benar adanya.

Saya melanjutkan perjalanan. Namun di sebelah timur laut saya melihat seorang gadis sekolahan terjatuh dari kendaraan scoopy. Di belakangnya ada teman-temannya, kemudian saya menolongnya bangkit, dan membangunkan motornya. Mereka pun berlalu tanpa bicara padaku.

Entah bagaimana ceritanya, tiba-tiba saya berjalan ke arah timur laut pada jalan menanjak, lalu jalan menurun sembari bawa tangki penyemprotan tanaman berisi obat anti virus flu burung, mau dipakai menyemprot pepohonan yang sering dijadikan tempat tidur ayam-ayam warga masyarakat. Sudah beberapa saya semprot, kemudian saya menuju ke lain wilayah (ceritanya ada di perbatasan kampung). Baru saya semprot salah satu pohonnya, datanglah dua orang paruh baya diikuti dua ekor anjing. Hampir saya digigit dua anjing. 'Ngapain kamu kesini semprot pohon saya? Padahal sudah pernah ada petugas lain yang menyemprotnya. Kamu itu sudah melewati batas kewenangan!' Ujarnya bernada marah.

Hari sudah malam, saya mau pulang ke rumah. Tapi anehnya saya merasa baru pulang dari berantem tadi, bukan habis nyemprot pohon orang. Saya membawa scoopy menuju ke arah utara (ngamenekang), menuju rumah. Seakan berada di sekitar Tianyar. Merasa takut juga jalan malam-malam sendirian. Tiba-tiba mendengar suara ayam, 'Kokokk.. kokookk'.

'Kok ada suara ayam jam segini ya?' Bertanya-tanya dalam hati. Merasa aneh di tempat sepi ada suara ayam namun tak terlihat. Saya mempercepat pergerakan motor, tapi anehnya suara ayam itu terus mengikuti. Kemudian saya memperlambat gas motor sembari mencari sumber suara ayam. Ternyata suara ayam itu datang dari depan motor. Ada ayam yang diam di bawah lampu depan scoopy. Saya mengusir ayam itu, lalu terbang, dan ayam itu hanya sebentar pergi, kemudian lagi hinggap di motornya. Motor terus melaju, namun ayamnya tak juga mau pergi. Saya usir lagi dengan menendangnya dan ia terbang, tapi balik lagi hinggap lagi. Lagi-lagi saya tendang. Ayam itu lalu terbang, dan berubah jadi kupu-kupu. Kaget juga melihat keanehan yang terjadi. Kupu-kupu itu terus mengikuti saya, kadang terbang di samping saya, terkadang terbang mendahului.

Entah apa yang terjadi, tiba-tiba saya sudah bawa mobil pick up dengan tempat yang berbeda. Saya melewati jalan sempit dan menanjak, ada longsorannya lagi. Sesaat kemudian saya berpapasan dengan seorang teman yang rumahnya ada di utara rumah saya. Lokasi yang saya lalui pun sudah berada di utara rumah. Dia membawa mobil yang lebih besar dari mobil saya sehingga dia tidak bisa lewat di jalan yang ada longsorannya itu. Saya membantunya untuk menggali tanah longsor itu agar dia bisa lewat. Setelah dia bisa lewat, saya melanjutkan perjalanan. Dam bertemu om saya, Guru Nas saya memanggilnya. Saya diajak untuk memetik buah Jepang mau dijual ke pasar. Setelah merasa cukup buah yang dipetik, kami hendak pulang ke rumah, disitu saya melihat kedua adik saya nyanyi bersama, meniru lagu-lagu yang ada di HP.

'Alapa ane baang Bhatara Hyang Guru Nunas (diambil berkat yang diberikan Bhatara Hyang Guru' ujarku saat sadar dari mimpi, apalagi mimpinya pada hari sakral Kajeng Kliwon. Terperangah juga dengan mimpi itu, dan menariknya disertai inti dari makna mimpi yaitu berkat dari Tuhan telah diambil. Makna ini berasal dari kronologi memetik buah Jepang bersama Guru Nas (ngalap Jepang ajak guru nas). Saya merasa sedih dan menyesal. Ternyata bhatara duka pada saya gara-gara malamnya melakukan perbuatan dosa menggunakan ilmu magis Ajian Jaran Goyang. Sehingga Bhatara duka atas perbuatan itu. Saya menduga, karunia yang diambil yaitu perlindungan diri. Tumben saya mimpi sepanjang itu, sudah mirip seperti cerpen, sehingga untuk memaknai secara detail agak rumit. Hanya bisa dimaknai sepenggal-sepenggal. Kira-kira maknanya sebagai berikut:

Menyalahkan Swastika (keselamatan) dan menyatakan Swastyastu (salam) yang benar artinya menyalahgunakan karunia perlindungan dengan menggunakan mantra guna-guna. Penyalahgunaan ini berakibat seorang gadis smk terkena imbasnya. Tetapi bersyukur dalam mimpi gadis itu saya selamatkan juga. Penyalahgunaan ini juga membuat orang lain marah, yaitu dua dukun yang melindungi gadis itu, sehingga dukun itu ingin mengeroyok saya karena saya sudah melampui batas. Diambil dari kronologi dua anjing hampir menggigit saya yang dimiliki dua orang yang protes gara-gara saya menyemprot tempat ayam tidur di pohon miliknya.

Tidak hanya manusianya yang marah, leluhur saya juga duka pada saya. Hal ini makna dari ayam yang saya tendang berubah jadi kupu-kupu. Ayam simbol sang roh, kupu-kupu simbol dewa Hyang (leluhur). Jadi sebenarnya leluhur selalu menyertai saya namun saya menjauhkan leluhur dengan perbuatan dosa saya. Akibat kesalahan itu saya akan mendapat musibah, yaitu jatuh sakit; makna dari melihat tanah longsor. Dan berkat dari Bhatara Hyang Guru diambil. Meski begitu, masih ada perlindungan dari saudara empat (kanda pat), makna dari melihat adik saya bernyanyi.

Yang terjadi kemudian siangnya tubuh saya bentol-bentol sebesar ulat dan gatal-gatal tiba-tiba, terutama di paha, bersyukur masih bisa diobati dengan energi prana. Berhasil juga dukun itu mengenai saya dengan ilmu hitam gara-gara perlindungan dari dewa telah diambil. Hal ini mengajarkan saya bahwa kita tidak dibenarkan berbuat sewenang-wenang, melampui batasan dan menyalahgunakan berkat dari dewa. Padahal berkat itulah yang selalu menghancurkan ilmu hitam yang masuk ke tubuh saya sehingga dukun dari T tak pernah berhasil menyerang saya. Begitu masuk langsung hancur dan jadi kentut. Tapi kini...

Seringkali ketika kita melakukan perbuatan dosa, kita diberi peringatan melalui petunjuk mimpi. Seperti mimpi dimarahi guru yang mengajar kita, ditinggal ayah-ibu, dijauhi teman, dlsb. Hal itu karena kita disayang oleh-Nya namun seringkali kita mengabaikan petunjuk-Nya. Ketika kita abai akan hal itu, kita dibiarkan larut dalam dosa hingga waktunya tiba dimana karma berbuah, disitulah kita dibiarkan menderita akibat dosa-dosa kita.
Labels: catatan harian, Fiksi

Thanks for reading Mimpi Terpanjang. Please share...!

0 Komentar untuk "Mimpi Terpanjang"
Back To Top