Voice Of Merta Mupu

Voice Of Merta Mupu : Cerita Tak Tertata

Motivasi Menulis

Channel Youtube

Mulut Dikunci Jin

Pada saat sandi kala (maghrib), saya jalan kaki seorang diri di jalan yang dikenal keramat. Hari sudah gelap dan saya tidak membawa lampu. Untuk mengurangi rasa takut saya berbekal kayu sebagai tongkat. Perjalanan berlanjut menuju arah selatan. Tiba-tiba saya melihat keranjang berisi rumput pakan sapi tergeletak menghalangi jalan dekat pohon bambu yang cukup lebat. Saya lewati keranjang itu dan tiba - tiba bulu kuduk merasa merinding. Lalu saya menoleh ke belakang. Ajaib! Keranjangnya menghilang. Saya mulai menyadari bahwa keranjang tadi itu mahkluk gaib bersiluman menjadi keranjang. Lalu saya pukulkan tongkat di sekitar tempat keranjang tadi tiga kali, siapa tahu mahkluk gaib itu masih ada disana.

Saya mulai setengah sadar dari mimpi tetapi belum terbangun seutuhnya; antara sadar dan tidur. Saya merasa ada mahkluk gaib di samping kanan saya. Anehnya mau bicara tidak bisa, kemudian berusaha memanggil bapak saya yang sedang tidur di kamar sebelah, akan tetapi mulutku seakan terkunci. Untuk mengatasi hal itu saya berusaha rileks sembari berjapa mantra dalam hati secara berulang, 'Om Namah Shiwa Ya'. Sesaat kemudian mulai bisa bicara namun belum bisa sadar seutuhnya, lalu saya memanggil bapak saya yang biasa dipanggil guru, 'Ruu.. ruu.. ruu'

Tampaknya bapak saya tidur nyenyak, namun bersyukur ibu saya mendengar panggilan saya. Ibu kemudian masuk ke kamar saya, anehnya saya tidak bisa bicara seperti orang bisu, hanya bisa wawa-wewe. Selain itu, penglihatan mata saya di sebelah kanan terasa gelap, tidak bisa melihat apa-apa. Tidak hanya itu, di samping kanan saya merasa ada mahkluk gaib yang menempel. Mau mengatakan hal itu pada ibu saya tetap tidak bisa bicara, hanya bisa menunjuk ke arah kanan saya, bermaksud menjelaskan di sebelah kanan ada mahkluk gaib. Ibuku semakin bingung melihat apa yang saya alami. Lalu beliau menarik lengan saya.

Akhirnya saya sadar dari mimpi. Ternyata apa yang saya alami hanya mimpi; mimpi di atas mimpi atau mimpi dalam mimpi, ada pula menyebutnya mimpi bertingkat. Mimpi tersebut saya yakin itu pertanda ada kendala dengan Sang Wengi (sebangsa jin) karena dalam mimpi menyerempet ke hal-hal mahkluk gaib yang mengganggu tidur saya dalam mimpi. Untuk memperkuat dugaan saya, lalu saya gali dengan tenung tanya lara, hasilnya memang berkaitan dengan Sang Wengi. Hari mimpinya jatuh pada Saniscara Pahing nuju Urukung. Saniscara ngaran Saang (kayu bakar), Sang Wengi (jin), Sesangi (kaul), Canggah (patok kayu), arahnya selatan. Pahing ngaran paon (dapur), arahnya selatan. Urukung ngaran rurung (jalan niskala), urung atau buung (batal), arahnya timur. Jumblah uripnya 9+9+5= 23:4=5, sisa 3, artinya manusa, memedi, sang wengi.

Dari hal tersebut bila disusun kalimatnya digabung dengan kronologi mimpinya menjadi; Rurung sang wengi di dangin jalan delod umah (Jalan niskala sang wengi di timur jalan di sebelah selatan rumah). Hal ini mengarah pada halaman rumah saya di luar pekarangan rumah. Kemarin sebelum tidur saya memakirkan semua kendaraan di halaman rumah yang diyakini dilalui jalan niskala (jalan di alam gaib). Hal itu saya lakukan gara-gara takut mobilnya dihantam reruntuhan bangunan, menghindari hal-hal yang belum terjadi akibat kemungkinan akan turun hujan lebat seperti kemarin hingga menelan korban jiwa sebanyak tujuh orang meninggal disapu longsor. Bapak saya menyuruh memarkirkan kendaraannya di luar. Mungkin karena saya yang memarkirkannya makanya saya diganggu atau diberi peringatan. Untunglah dalam mimpi saya ditolong ibu, kalau tidak begitu saya bisa jatuh sakit.

Selain mimpi di atas, ada juga mimpi selanjutnya, ceritanya berbeda namun kasusnya sama yaitu mimpi bertingkat. Dalam mimpi itu saya mimpi ada suara siluman babi dekat rumah sepupunya. Lalu saya bangun dan menafsirkan mimpi itu bahwa di sekitar tempat itu keluarga saya akan kena musibah; babi atau celeng dimaknai ngleleng (menjerit karena menderita). Sehari kemudian saya mendapat kabar bahwa benar ada yang kena musibah yaitu sepupu saya bli Kembar bertengkar menusuk kakeknya (tidak tahu kakeknya yang mana) dan juga bapa Sup kena musibah. Kemudian saya beserta keluarga hendak menjenguknya. Saya pun terbangun. Jadinya saya bingung bagaimana menafsirkannya soalnya cerita mimpinya ada dalam mimpi.

Menjelang pagi pun mimpi lagi tetapi bukan mimpi bertingkat melainkan mimpi biasa. Dalam mimpi itu saya berada di sebuah panti asuhan. Saya menjadi salah satu anak panti asuhan (ada-ada saja mimpinya). Pada siang hari datanglah seorang wanita cantik hendak mebagi-bagikan buku cerita cinta. 'Siapa yang ingin buku cerita?' Tanya wanita itu. Beberapa anak panti asuhan mengacungkan tangan, lalu mereka diberikan buku. Wanita itu kemudian bertanya lagi dengan pertanyaan serupa. Saya pun mengacungkan tangan ingin juga dapat buku cerita cinta karena senang dengan buku novel cinta. Kemudian saya ditunjuk untuk mengambil buku. Lalu saya diberi buku berjudul Ismail **** Cinta (lupa kata di tengahnya). Begitu hendak melangkah, tangan saya ditarik oleh wanita cantik itu. Buku cerita itu diambil lagi. Diganti dengan buku yang lebih tebal dan sampulnya lebih antik, seperti sampul Alkitab. 'Terima kasih ya, mbak' ujarku bahagia diberi buku bagus. Saya merasa buku itu kitab cinta, lalu ditaruh di kursi.

Saat saya mengambil kitab itu dari kursi, akhirnya tersadar dari mimpi. Unik juga mimpi diberi kitab cinta. Entah apa tujuannya. Saya menduga kemungkinan perjalanan kisah cinta saya akan memasuki babak baru. Bisa jadi dengan gadis yang berbeda atau mungkin dengan gadis yang sama. Tetapi karena diberi buku yang baru dan lebih bagus, lebih cenderung dengan gadis baru dengan kisah cinta yang lebih menarik. Wanita itu kemungkinan simbol Sang Wengi wanita, jin perempuan. Bisa jadi wanita itu akan membantu saya dalam menjalani kisah asmara, makanya saya mimpi berada di panti asuhan; akan diasuh atau dibimbing. Hanya dugaan saja sih.
Labels: catatan harian

Thanks for reading Mulut Dikunci Jin. Please share...!

0 Komentar untuk "Mulut Dikunci Jin"
Back To Top