Voice Of Merta Mupu

Voice Of Merta Mupu : Cerita Tak Tertata

Motivasi Menulis

Channel Youtube

Kepala Terputus, Ular Itu Tetap Hidup

Sedang menikmati udara segar di sebelah selatan rumah, kira-kira setengah kilo dari rumah. Entah berapa lama kemudian, saya hendak turun dari sengkedan. Tiba-tiba ada ular hitam panjang, hampir saja kaki saya menginjak ular itu. Kaget juga melihat ular tersebut. Ular itu bergerak dan kepalanya berdiri. Saya hantam ular itu pakai batu. Kena punggungnya tetapi tidak kenapa-kenapa. Dia berjalan ke arah timur di sengkedan, lalu saya hantam pakai kayu. Tidak juga kenapa-kenapa, malahan dia menyerang saya. Saya berhasil menghindar. Lalu saya mencari kayu. Tiba-tiba saya mendengar suara seseorang, entah dari mana datangnya suara itu, 'Baang mantra, baang mantra (kasih mantra)' ujarnya.

Tak lama kemudian saya menemukan kayu di ujungnya besar seperti kepalan tangan, bagian pegangannya kecil. Melihat saya membawa kayu itu, ularnya bergerak ke selatan tepi jalan. Saya hantam kepala ular itu dengan keras. Saking keras hantamannya, kepala ularnya sampai terputus. Anehnya kepalanya tetap hidup, malah mirip seperti seekor tikus. Dia bersembunyi di dekat gundukan kecil longsoran tanah. Dari arah selatan tiba-tiba datang Guru BD, om saya yang sudah jauh, mengendarai sepeda motor. Saya yakin ular itu bakalan digilas motor. Dalam hati saya tertawa pada saat guru BD lewat di tempat kepala ular itu bersembunyi. Dan benar ular itu digilas ban motor tetapi ia tetap hidup, lalu lari kebirit-birit ke arah selatan. Bersambung..

Masih berada di sekitar membantai ular tadi, tiba-tiba muncul kadal besar terbang seperti naga. Kadal besar itu hendak menyerang saya. Lalu saya arahkan telapak tangan ke kadal itu. Ajaib, dari telapak tangan muncul gumpalan awan cukup tebal dan menghalau kadal itu sehingga tidak berhasil menyerang saya.

Saya terbangun dari mimpi dengan perut mulas-mulas dan kentut berulangkali cukup keras. Hal ini menandakan berhasil mengobati diri sendiri dari serangan ilmu hitam berwujud ular. Lalu saya BAB dua kali. Saya berhasil mengalahkan ular itu berkat pertolongan dewa yang menyamar menjadi guru BD, dewa yang dimaksud Bhatara Hyang Guru. Selain itu saya memang sengaja mengobati diri sendiri dengan mantra 'panulak gering' dan mencoba memberikan energi prana pada perut sebelum tidur dan mimpi di atas. Itu sebabnya saya mimpi mengarahkan telapak tangan ke kadal itu. Hal itu saya lakukan gara-gara perut saya terasa sakit dan di dalam perut saya terasa ada sesuatu bergerak, cukup besar. Bagi saya hal itu aneh. Lalu diberi mantra panulak, awignam astu menghilang.

Muncul pertanyaan kemudian; siapa yang menyerang saya? Untuk mengetahui hal itu saya merujuk pada mimpi sebelumnya pada malam yang sama. Mimpinya sebagai berikut;
Saya pergi berjualan ke pasar TD seorang diri, tetapi ternyata saya pergi ke pasar bukan pada hari pasaran, biasanya hari pasaran pasah, malahan pergi ke pasar pada hari Kajeng sehingga tidak ada satu pun orang yang belanja. Sialnya lagi, saya jualan tidak di pasar TD melainkan di Telaga (nama daerah), menjajakan dagangan di tepi jalan sebelah selatan. Di seberang jalan ada dua orang gadis, seakan mereka masih ada hubungan keluarga. Lalu saya mendekati mereka, tiba-tiba datang seorang pemuda. Lelaki itu menyalip saya menggoda gadis yang lebih dewasa dan berhasil memperdayanya. Oleh karena didahului, saya tertarik menggoda gadis yang lebih muda . Saya rayu dia hingga dia luluh hatinya. Lalu saya pura-pura sakit perut. Saya menyuruhnya agar mau menekan perut saya pakai kaki. Ketika gadis itu naik ke perut saya, datanglah seorang lelaki tua. 'Ngapain kalian mesra-mesraan di sini? Nanti kalian bisa ditangkap pecalang' ujarnya. Lelaki itu menunjukan rumah pecalang (polisi adat) yang ada di seberang sungai, sangat jauh dan ia juga menyebutkan nama lingkungan atau nama banjarnya (saat sadar dari mimpi hilang dari ingatan). Meski jauh tetapi terlihat dekat seakan melihatnya di layar yang besar.

Dari kronologi mimpinya, saya menafsirkan mimpi tersebut ada kaitannya dengan masalah asmara. Saya memang ingin memindahkan rasa sayang untuk cewek baru, inisial NN, tetapi cewek itu belum begitu dikenal meski sudah tahu sejak lama. Saya mencoba untuk kontak batin dengan cewek itu menggunakan guna-guna alami, tidak ada efek sampingnya. Beberapa hari, dua kali berhasil bisa kontak batin; saat saya memikirkan dia, saya merasakan dia memikirkan saya atau setidaknya dia memimpikan saya. Hal ini diketahui dari tanda-tanda tertentu. Pada hari ketiga mau kontak batin ada sesuatu menghalangi, saya tidak bisa memikirkan wajahnya, malah saya masuk ke alam setengah mimpi; saya melihat ada air bah mengalir di tangga rumah seseorang, didekat itu seakan ada gadis itu berdiri dan di selatannya ada seorang lelaki paruh baya menjaganya. Setelah saya sadar, di perut saya ada sesuatu bergerak dan terasa sakit, pergerakannya seperti gerakan ular. Saya mulai curiga kalau saya kena ilmu hitam gara-gara kontak batin dengan cewek itu. Orang yang berulah kemungkinan orang yang memproteksi WDA (pacarnya GM) dengan ular juga. Selama ini, setiap saya mencoba kontak batin dengan WDA pasti saya diserang ular siluman. Makanya saya sering mimpi membunuh ular dan ditolong dewa. Meski diproteksi saya sering bisa menembus pertahanannya. Dan saya berhenti mengganggu WDA atas petunjuk mimpi, yaitu dewa Hyang Alit melarang saya untuk mengganggu WDA karena WDA dijaga oleh keluarganya GM dari pihak perempuan, yaitu orang suruhannya GM dari Telaga.

Dari situ saya menyadari bahwa NN juga diproteksi oleh orang suruhannya GM. Anehnya juga perasaan saya jadi hilang, hambar. Gara-gara saya mencoba kontak batin dengan NN, itu sebabnya 'ular' itu masuk ke tubuh saya. Lalu, saya mimpi membunuh ular di atas.

Selain mimpi tersebut, ada pula mimpi lainnya pada malam yang sama namun harinya berbeda yaitu sebelum tengah malam. Dalam mimpi itu saya berada dekat pesimpangan dewa Hyang. Di tempat itu ada ibu saya, bapak dan kakak saya. Saya berdebat dengan ibu tentang kedudukan keluarga antara keluarga A dan B. Saya menganggap anak-anak dari A dan B berbeda kedudukannya dengan keluarga saya. Sedangkan ibu saya menganggap sama. Karena perbedaan pendapat itu saya marah pada ibu lalu meninggalkannya
. Kakak saya mengikuti saya meski tidak sependapat dengan saya.

Mimpi tersebut menggambarkan bahwa dewa hyang marah kepada saya dan saya menjauh dari leluhur (dewa hyang), terutama ibu saya yang sudah almarhum. Penafsiran ke arah dewa Hyang karena mimpinya dekat pura pesimpangan dewa Hyang. Dewa Hyang yang dimaksud yaitu ibu saya yang sudah tiada, meninggal waktu saya masih bayi. Beliau menyamar menjadi ibu kedua saya, ibu tiri. Kenapa mesti menyamar menjadi ibu kedua saya? Bila langsung memimpikan beliau hadir ke dalam mimpi maka maknanya akan berbeda. Ada dua kemungkinan bila memimpikan orang yang sudah tiada. Pertama, pertanda akan ada keluarga yang akan meninggal atau sakit. Kedua, arwah orang yang dimimpikan di alam sana ada kendala sehingga di alam sana ia tersiksa. Umpamanya orang tersebut di alam nyata masih punya hutang yang belum dibayar, umpamanya hutang banten (ritual).

Kembali ke mimpi. Muncul pertanyaan; kenapa saya menjauh dari leluhur dan berdebat tentang kedudukan keluarga? Setelah saya renungkan, hal itu gara-gara kemarinnya saya bercanda dengan seorang gadis melampui batas. Bukan sekedar bercanda, malahan didominasi nafsu birahi. Saya anggap gadis itu sudah bolehlah dinakali meski masih ada hubungan keluarga, yang terpenting bukan keluarga dekat. Eh ternyata leluhur menganggap kedudukan gadis itu masih sama dengan keluarga dekat lainnya. Kenyataannya memang begitu setelah saya urut garis keturunan kami. Bahkan dilihat dari silsilah keluarga gadis itu tidak boleh diambil sebagai istri. Mungkin itu sebabnya saya secara otomatis menjauhi leluhur akibat pikiran bejat, perbuatan dosa. Hal itu pula menyebabkan saya bisa terkena ilmu hitam akibat perbuatan dosa itu meski tak sampai gitu-gituan.
Labels: catatan harian

Thanks for reading Kepala Terputus, Ular Itu Tetap Hidup. Please share...!

0 Komentar untuk "Kepala Terputus, Ular Itu Tetap Hidup"
Back To Top