Voice Of Merta Mupu

Voice Of Merta Mupu : Cerita Tak Tertata

Motivasi Menulis

Channel Youtube

Kena Murka Leluhur

Perang gaib sebelumnya berimbas hingga leluhur turun tangan. Hal itu bisa dimaknai dari mimpi singkat yang dialami pada pagi dini hari. Pada awalnya saya mimpi melihat om dan tante saya berjalan dekat rumah. Tetapi lebih terlihat tantenya ketimbang om saya. Dalam kenyataan, tante dan om saya statusnya sebagai pemangku (pinandita/pendeta) Dewa Hyang. Dengan demikian dapatlah ditafsirkan bahwa itu pertanda hadirnya Dewa Hyang (leluhur).

Tanpa sempat terbangun dari mimpi di atas, saya mimpi lagi. Dalam mimpi itu saya bertemu dengan Ida Shri Mpu, seorang Sulinggih (brahmana) keturunan dari pasek Celagi. Beliau hendak menghaturkan puja ke Pura Kawitan Celagi.

Akhirnya tersadar dari mimpi. Saya mencoba merenungkan maknanya. Bila mimpi bertemu orang suci (sulinggih) itu pertanda hadirnya Bhatara. Pada kronologi mimpinya, Ida Shri Mpu hendak sembahyang ke pura Celagi. Hal itu menandakan bahwa Bhatara yang dimaksud adalah Bhatara Kawitan di Celagi.

Kemudian saya cocokan dengan kejadian kemarin siang. Kemarin sepulang dari 'Telu Bulanan' keponakannya, saya kedutan di leher kiri cukup keras. Hal itu menandakan akan datangnya musuh: Makedut ring baung kiwa; satru mara. Menyadari hal itu, dalam hati saya berdoa memohon perlindungan leluhur dan dewa.

Sekira setengah jam kemudian, saya kedutan di telinga kanan. Hal itu pertanda leluhur datang menyapa dan hendaknya mempersembahkan sodaan kepada beliau: makedut ring karna; pitra nyapa, wenang sodaang. Sekira dua jam kemudian lagi kedutan di telinga kanan. Oleh karena masih bekerja saya tidak sempat mempersembahkan sodaan kepada beliau. Baru malam harinya mempersembahkan sodaan saat sembahyang.

Dari hal itu kita dapat memaknai mimpi tersebut bahwa kedutan pertama di telinga melambangkan hadirnya dewa Hyang sesuai dengan mimpi melihat om dan tante, melambangkan leluhur lanang-istri. Kedutan di telinga kedua kalinya pertanda hadirnya Bhatara Kawitan di Celagi.

Mimpi tersebut saya gali lebih dalam dengan tenung tanya lara. Hari mimpinya jatuh pada Anggara Pahing nuju Aryang. Aryang ngaran dewa Hyang. Jumblah uripnya 3+9+6= 18:4= 4 sisa 2, artinya Kala. Bila digabungkan menjadi Kalan Dewa Hyang atau kemarahan leluhur. Hal itu sempat membuat saya kaget. 'Jangan-jangan saya dimarahi leluhur' demikian sepintas berlogika. Setelah direnungkan kembali, saya berasumsi bahwa kemarahan leluhur ditunjukan kepada orang yang menyerang saya. Bisa jadi beliau menghukum orang itu. Kemungkinannya saya juga akan dihukum, dikenakan sanksi. Hal itu bisa dimaknai dari mimpi selanjutnya, sbb:

Samar-samar saya berada di bale bengong yang tidak pernah saya temui di kenyataan. Tempat itu seperti berada di rejeng, di sekitar kaki gunung Batur. Di Bale bengong itu ada keluarga perempuan yang sudah menikah keluar, PS namanya. Melihat dia ada di samping saya, saya colek hidungnya. Lalu dia menepis tangan saya sembari berkata, 'Tunangan bli sekarang, WDA ya? Mantannya GM. Dia cantik ya!' Ujarnya. 'Gak kok, belum' balasku sembari malu-malu kucing. Saya teringat pernah berebut cewek dengan GM, memperebutkan WDA.

Tak lama kemudian datanglah MGKB, kakaknya PS. Dia pura-pura marah melihat saya dan PS berduan bercanda. Entah bagaimana ceritanya, kami pergi dari tempat itu. Lalu melihat ada orang jualan. Yang dijual ternyata ketela rambat yang sudah matang. Lalu saya membelinya dan memakan ketela itu. Beberapa saat kemudian saya beli lagi karena ketelanya kecil-kecil. Lalu saya membayarnya dengan uang kecil. Meski uangnya kecil tetapi masih ada kembalian dan saya tidak menerima kembaliannya, saya berikan ke pedagangnya.

Tak lama kemudian, saya pergi dari tempat belanja. Lalu saya melihat beberapa gadis berpakaian pramuka, murid smp. Saya berjalan ke arah gadis itu, diikuti oleh seorang lelaki di belakang saya. Setelah berada di samping gadis itu, saya peluk pinggangnya hingga membangkitkan gairah. Hal itu membuat saya lupa diri, lalu tangan saya menjalar ke selangkangan gadis itu dengan mengangkat roknya.

Saya pun tersadar dari mimpi. Langsung saya terfokus pada kronologi memakan ketela. Katanya, jika mimpi membeli ketela atau berkaitan dengan ketela, itu pertanda buruk, bila  ketela mentah. Dalam bahasa lokal, ketela itu disebut sela. Sela ngaran ala atau buruk. Hal buruk atau musibah yang datang akibat dari rebutan cewek hingga perang gaib, perang di niskala. Akan tetapi, karena ketelanya matang, itu pertanda baik. Hal itu melambangkan hal buruk sudah direbus. Apalagi apabila ketela yang dimakan ketela yang dibakar, itu melambangkan bahwa hal buruk telah dibakar. Yang menghancurkan hal buruk itu adalah leluhurnya. Meski demikian saya juga akan kena masalah atau musibah, hal itu dapat dimaknai dari memasukan tangan ke selangkangan. Orang-orang yang terlibat dalam masalah perebutan cewek itu, semua akan kena musibah. Siapa yang paling besar dosanya, dia yang paling belakang kena musibah namun akan parah. Demikian sebaliknya, siapa yang paling kecil dosanya dia paling terdepan akan kena musibah.

Hukum langit tidak akan memihak, siapa saja yang terlibat dalam kejahatan, kecil ataupun besar, di niskala atau di skala, pasti akan kena hukuman sesuai karmanya masing-masing.

Barangkali akan muncul pertanyaan, kenapa saya bisa dimasukan atau terdaftar sebagai tersangka di niskala, dan akan dijerat hukum langit? Jujur saja, saya memang sempat menyerang sekali setelah didahului diserang, itu pun untuk menghancurkan hubungannya, bukan menyerang perorangan. Serangan saya sempat merusak hubungannya. Sayangnya saya ceroboh, malah saya buat status bahwa doa saya berhasil memisahkan hubungan cinta seseorang sesuai petunjuk mimpi. Hal itu membuat lawan kaget luar biasa. Kekagetan perasaannya itu memancar ke tubuh saya sampai tubuh saya hampir terangkat dari tempat tidur saat hilang kesadaran. Lalu malamnya lawan menyerang kembali berwujud siluman babi. Tampaknya itu pemancut pemiat (pencabut guna-guna pemisah cinta). Selain itu, masalah yang timbul berawal dari status-status saya di facebook yang memancing emosi lawan. Saya menyadari kesalahan itu namun tetap senang menulis status tentang mimpi. Sebenarnya sudah sempat disinggung niskala soal saya membuat status di facebook mendatangkan musuh. Mimpi muntah gara-gara obatnya nempel di lidah, itu sebenarnya dewa memberi petunjuk bahwa masalah datang dari lidah yang tak terkendali.

Ada pula status di facebook yang memang secara khusus diberi tanda lampu kuning oleh niskala melalui petunjuk mimpi. Waktu hendak update status, saya kehilangan kesadaran. Lalu mimpi menggigit cabai hijau yang sangat pedas. Saat tersadar HPnya terjatuh dari tangan. Lalu saya ambil dan update status. Waktu itu tidak menyadari status itu akan menyinggung perasaan seseorang. Setelah seharian baru sadar maksudnya namun tetap saya diamkan. Oleh karena itu, untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan, sekiranya perlu belajar dari apa yang telah terjadi dengan lebih mengendalikan diri; mengendalikan emosi, mengendalikan lidah, dan yang terpenting mengendalikan pikiran.

Kesalahan lain yang saya lakukan yaitu cara sembahyang atau berdoa. Selama ini saya cenderung sembahyang menyampaikan permohonan berupa perlindungan, kesejahteraan dan kedamaian. Menyampaikan rasa syukur, berterima kasih pada leluhur, dewata, dan dewa utama (Tuhan). Akan tetapi saya sering melupakan hal utama, yaitu memohon pengampunan. Menurut sepupu saya, untuk menghindari terjadi perang di niskala (alam gaib) dan atau mendapat musibah, kudu sering-sering memohon pengampunan. Dan tentunya berusaha untuk menghindari perbuatan-perbuatan yang tak patut sehingga leluhur dan dewa-dewi akan senang berada di sekitar kita.
Labels: catatan harian

Thanks for reading Kena Murka Leluhur. Please share...!

0 Komentar untuk "Kena Murka Leluhur"
Back To Top