Voice Of Merta Mupu

Voice Of Merta Mupu : Cerita Tak Tertata

Motivasi Menulis

Channel Youtube

Gegara Berebut Cewek Saya Dilaporkan ke Polisi

Siang hari sedang duduk di dekat sekolah SMP di Kayuselem, saya melihat dia (inisial WDA) bersama cowoknya (inisial GM). Mereka sedang duduk di pos kamling sambil menikmati bubur. Entah apa maksudnya, WDA menyuapi GM bubur dengan sendok makan. Melihat mereka mengumbar kemesraan di hadapan saya, emosi saya meledak, dibakar api cemburu buta. Siapa juga yang tidak cemburu bila cewek yang disayangi bermesraan dengan cowok lain, meski cinta berpandang sebelah mata.

Darah mendidih, kepala terasa panas. Degup jantung berdendang kencang, mengalirkan kemarahan ke sekujur tubuh. Saya bangkit, mendekati mereka. Lalu saya duduk di tengah-tengah mereka. 'Kalau kalian mau mengumbar kemesraan, jangan di hadapan saya!' Ujarku mengumpat, dengan nada meninggi.

Melihat ulahku, mereka kaget. Saya mengepalkan tangan hampir meninju GM. Dengan sigap WDA menarik tangan saya. Lalu cowoknya meloncat keluar ke jalan aspal. Saya mengejarnya. GM menyerang saya dengan tendangan, namun saya berhasil menghindar. Secepat kilat saya sapu kakinya sehingga GM jatuh tersungkur di aspal. Lalu saya cekik lehernya, hanya beberapa detik kemudian lengan melilit lehernya. Kaki saya melilit tubuh dan kakinya. Kedua tangan GM terjepit oleh lilitan lengan saya di pehernya. Dia tak bisa berkutik, matanya mendelik.

Di aspal itu saya melihat gelas bening, saya ambil dengan tangan kiri, lalu dipecahkan sedikit bagian atasnya, mau dipakai merobek-robek daging GM. Melihat hal itu, WDA menjerit histeris. Saya hendak menusuk leher GM dengan pecahan gelas itu, WDA menangis memohon kepadaku, 'Bli, tolong jangan lakukan itu! Saya mohon.' Tangisnya, bercucuran air mata.

Tak tega juga melihat orang yang disayangi menangis seperti itu. Selain itu saya merasa kasihan sama cowoknya, sudah tak bisa bergerak dengan lilitan lengan saya di lehernya. Saya tak jadi menusuk lehernya, tetapi saya goreskan sedikit di dahinya supaya dia kapok. Lalu saya melepaskan leher GM, karena dia sudah tak berdaya. Sebelum dia bangkit berdiri, kepala bagian depannya saya benturkan ke aspal. Ia pun berdiri dan berlari mengambil motornya.

Saya juga mengambil motor mau mengejarnya, tetapi motor saya dipegang WDA dari belakang, lalu saya gerung-gerungkan. 'Sudah bli, saya mohon. Hentikan!' ujarnya dengan derai air mata. Dalam hati saya menuruti permintaannya namun saya malah tancap gas biar WDA ngeri, main gertak. Saya pun mengejar GM ke arah utara namun sudah tak kelihatan. Saya kehilangan jejak. Di dekat warung wa Kadek saya melihat motor terjungkal, mungkin motor dia yang terjatuh, sedangkan orangnya bersembunyi.

Tak lama kemudian, saya kembali ke tempat berantem tadi. WDA sudah tak terlihat, dia menghilang. Sepertinya dia ke rumah neneknya. Lalu saya duduk di pos Kamling seorang diri. Ada perasaan sedih, kenapa saya bisa semarah itu hanya berawal dari rasa cemburu. Entah berapa lama waktu berlalu, tiba-tiba datang dua orang, kakaknya Gm namanya BD bersama orang yang tidak begitu dikenal. Dia mendekati saya dan duduk bersama. 'Katanya tadi berantem dengan Gm, kok bisa begitu ya?'

'Benar dah begitu. Sebenarnya saya menyesal. Entah kenapa saya emosi begitu tadi.' Balasku sembari menyandarkan kepalaku ke tubuhnya. Hal itu menunjukan betapa akrabnya saya dengan saudara GM sejak kecil, namun entah kenapa saya bermusuh-musuhan dengan Gm, adiknya, hanya gara-gara berebut cewek.

Entah dari mana datangnya, saya melihat WDA duduk diam membisu dekat neneknya di depan palinggih Sang Wengi dekat sekolah itu. Tak lama berselang, kakaknya GM (BD) mohon pamit untuk pergi. 'Motornya jangan dibawa ya! Begitu juga bli jangan pergi, karena lagi sebentar polisi akan datang menjemput bli. Ternyata tadi GM lapor polisi seorang diri' ujarnya langsung pergi. Saya terkejut mendengar hal itu. Jantungku berdebar-debar juga dibuatnya, barangkali luka di dahi itu dijadikan bukti terkuat untuk melaporkan saya ke polisi. Saya pasrah.

WDA sudah menghilang, entah kemana dia pergi. Terakhir saya melihat wajahnya murung. Tiba-tiba datang bapakku, biasa dipanggil guru, bersama kakakku. Katanya, mau mengambil motor scoopy mau pergi keluar daerah. Bapak dan kakakku sepertinya pura-pura tidak tahu atas apa yang terjadi denganku. Mereka pun pergi, tinggallah saya seorang diri. Saya mondar-mandir gelisah menunggu kedatangan polisi. Saya sudah siap menghadapi tuntutan, dan saya yakin bisa menghindar dari vonis pengadilan, apalagi saya mantan mahasiswa hukum. Paling barter saya akan ditahan beberapa hari di polsek Kintamani, lalu dilepas. Saya mempersiapkan jaket tebal agar tidak dimangsa dinginnya suhu tahanan sementara polsek Kintamani.

Rasa-rasanya rasa takut dijemput polisi Kintamani masih terasa sampai saat saya tersadar dari mimpi. Agak aneh, berebut cewek di dunia nyata, terjadi juga di dunia mimpi, bahkan lebih seru sampai hendak berurusan dengan polisi alam mimpi. Herannya, saat terbangun kaki yang dipakai melilit tubuh GM terasa sakit. Padahal sebelum tidur tidak ada rasa sakit. Rasa sakit itu pada persedian lutut dan paha, seperti habis berantem sungguhan.

Selain itu, sore harinya sebelum mimpi di atas, paha kiri saya mendadak gatal dan membengkak. Dalam hati saya sempat bertanya-tanya dalam hati, kok aneh ya tiba-tiba kaki terasa gatal dan membengkak. 'Jangan-jangan ada yang mencoba saya ya?' Demikian pertanyaan yang muncul dalam hati. Namun sepupu saya bilang itu kena upas angin (salah satu jenis penyakit yang sakitnya seperti kena racun bulu ulat). Disuruh mengobati menggunakan garam dicampur dengan air jeruk nipis. Bila dihitung dengan tenung tanya lara mulai hari datang penyakit yaitu Buda Pahing nuju Maulu. Jumblah uripnya 19, 19:4=4, sisa 3, artinya manusa. Dengan demikian bisa jadi hal ini ulah manusia. Namun karena nuju Maulu, hal itu bisa juga diartikan datangnya dari Sang Wengi. Mimpi di atas seakan menjawab kegundahan hati saya sore harinya.

Malam harinya jam setengah satu dini hari, sebelum mimpi di atas, sempat saya mimpi singkat. Dalam mimpi itu saya mendengar sabda, 'Guru cang ngenain' (Guru yang akan membencanai). Saya pun tersadar dari mimpi dan dalam hati teringat bahwa saya lupa sembahyang kemarinnya. Padahal dari pagi hari sudah berencana sembahyang khusus karena hari sakral yaitu Tilem. Sadar dengan kealpaan, lupa sembahyang, dalam hati mohon maaf. Tiba-tiba hilang kesadaran. Saat kehilangan kesadaran, saya merasakan atap rumahnya bergetar seperti diguncang gempa. Saya pun tersadar, kaget juga, padahal tidak terjadi apa-apa setelah diperhatikan di sekeliling saya. Bingung juga dengan maksud sabda itu, apakah saya akan dibencanain ataukah keluarga saya yang lain, bahkan mungkin orang lain yang akan dibencanain? Tak lama kemudian saya pun akhirnya tertidur, dan kemudian mimpi di atas, terbangun jam 4 setelah mimpi.

Saya hitung hari mimpinya yaitu jatuh pada Wraspati Pon nuju Tungleh. Wraspati ngaran tiing, pon ngaran pondok. Tungleh ngaran sarwa mati. Pengunya-ngunyaan dina kelod. Jumblah uripnya 8+7+7= 24, 24:4= 5, sisa 4, artinya sesuunan (dewata). Bila digabung maka artinya sesuunan di pondoke (dewata yang di rumah). Hal itu menandakan bahwa mimpi tersebut merupakan petunjuk dewata yang dipuja di rumah yaitu Bhatara Hyang Guru di Kamulan.

Kalau misalnya kita tafsirkan mimpi di atas secara membabi buta, hal itu menandakan bahwa saya ada yang mencoba menyerang dari alam niskala berawal dari berebut cewek. Antara GM dan saya memang kenyataan sedang berebut cewek, cewek yang jadi rebutan pun yang hadir dalam mimpi, WDA.

Peristiwa WDA menyuapi GM mungkin simbol bahwa GM mencoba mengunci cinta WDA agar tidak berpaling kepada cowok lain dengan ilmu tertentu. Terutama agar tidak bisa saya ganggu. Gm pun mencoba menyerang saya namun saya berhasil menghindar dan justru melumpuhkan dia. Serangan itu mungkin berusaha digagalkan guru saya di alam niskala. Itulah sebabnya dalam mimpi muncul bapak saya yang biasa dipanggil guru. Sedangkan kehadiran kakak saya ke alam mimpi menandakan hadirnya Dewa Hyang Alit, yaitu saudara saya yang telah tiada.

Sekedar berasumsi dari kronologi mimpi; dari pihak lawan adanya keterlibatan orang lain, yaitu orang yang diajak oleh BD, saya tidak begitu mengenali orang itu. GM mencari polisi menandakan dia berusaha meminta bantuan ke orang lain. Barangkali demikian. Hal di atas hanyalah asumsi semata, bukan bermaksud menuduh. Apapun maksud mimpi tersebut untungnya saya menang, meskipun akhirnya saya hampir ditangkap polisi. Kalau misalnya sampai saya benar-benar ditangkap polisi, lalu dipenjarakan, bisa-bisa saya jatuh sakit, sehingga perlu melaksanakan upacara nebusin Sanghyang atma.

Saya juga sempat ceritakan mimpi itu ke bapak saya tetapi tidak begitu ditanggapi, hanya sepintas mau dijelaskan. Katanya, kemungkinan saya punya hutang 'sesangi' (kaul) di pelinggih Sang Wengi dekat tempat bertarung itu dan juga masih dimarahi Bhatara Hyang Guru di Kamulan.

Memang saya kena marah Bhatara Hyang Guru, gara-gara ngomel-ngomel waktu ini. Itu pun sudah diberi petunjuk melalui mimpi. Kalau direnungkan, masak sih saya masih dimarahi oleh beliau? Tega benar! Sedangkan 'sesangi', saya pernah berkaul di banyak tempat dalam sekali berkaul, seperti di Dewa Hyang, Dewa Kembar, Pelinggih Sang Wengi. Kaul itu sudah saya bayar. Samar-samar sepertinya saya pernah juga berkaul di pelinggih dekat tempat bertarung itu, namun saya lupa antara sudah dibayar atau belum, antara pernah dan tidak.

Lucunya lagi, mimpi di atas hampir jadi kenyataan. Saya berpapasan dengan GM di jalan. Sepertinya dia hendak beli bakso di jalan. Sedangkan saya membonceng sepupu, mau mengajaknya ke dokter, sakit. Tak berapa lama, GM menyalip saya dengan menggerung-gerungkan motornya. Saya menduga itu disengaja, padahal tadinya berpapasan, dia hendak membeli bakso. Lalu saya mengejarnya, seperti orang balapan. Sayangnya saya agak lambat gara-gara sepupunya tak mengijinkan untuk kebut-kebutan.

Sampai di tukang cukur, dia berhenti. Saya cari kesana. 'Heee.. Sini kamu! tadi apa maksud kamu!' Ujarku sembari melambaikan tangan memanggilnya. Dia tak menghiraukan saya, malah masuk ke dalam. Saya cari ke dalam. 'Ehhh tadi apa maksud kamu gerung-gerungkan motor di jalan? Haa!'

'Gak ada apa-apa, cuma kebiasan bawa motor seperti itu' jawabnya. Saya pun meninggalkannya.

Sebenarnya saya tak marah sama GM cuma main gertak saja biar di lain waktu dia tak seperti itu lagi. Apalagi yang saya hadapi jauh lebih muda meski secara fisik hampir seimbang. Kudu saya yang mengalah. Kalau orang lebih dewasa, lain lagi urusannya, mungkin sudah berantem sungguhan. Saya pernah saling tantang dengan orang yang sudah punya anak, saya cari ke rumahnya bawakan pisau belati. Tetapi orangnya tak ada di rumahnya.

Paginya agak berbeda, WDA yang marah-marah sama saya via sms tetapi saya tanggapi datar saja. Gara-gara sms usil saya. Mungkin karena sayang sehingga tak bisa dia membuat saya marah. Saya juga cerita ke dia bahwa saya sudah punya pacar yang lebih cantik dari dia, dan di mata saya dia itu sudah seperti wanita tua, aura kecantikannya sudah jebol.

Pagi hari, waktu dia mau sekolah, sengaja saya tunggu di dekat rumah. Begitu dia terlihat bawa motor, saya pura-pura tak melihatnya. Namun begitu dia dekat, saya pura-pura menolehnya lalu berludah ke tanah, dia melihatnya. Sepertinya dia marah. Dalam hati saya tertawa, karena saya berludah bukan karena benci, hanya untuk mempermainkan sandiwara cinta. Biar seru!

Soal mimpi di atas, saya tak ambil pusing, saya anggap bunga tidur. Apapun maksud mimpi itu, biarlah kekuatan alam yang menjadi saksi sekaligus menjadi hakimnya. Tetap jalankan 'aji dharma'.

Mimpi berantem dengan seseorang itu banyak tafsirnya. Bisa jadi mahkluk gaib mengambil wujud seseorang lalu bertempur dengan kita. Ada pula orang yang senang ilmu mistis menyerang seseorang dengan menyamar menjadi orang yang kita kenal, kita hendak diadu domba.

Selain itu, seringkali kita mimpi bertarung dengan orang yang kita kenal menandakan bahwa dalam keluarga kita atau kita sendiri ada kendala secara niskala. Oleh karena itu, bila mimpi bertempur dengan seseorang, maka yang harus ditelusuri adalah kendala secara niskala yang ada di keluarga kita, bukan malah curiga ke orang yang diajak bertempur. Tak kalah penting, kita berusaha untuk sabar dan mengalah.

Soal berebut cewek, kalau saya pikirkan kembali malah bikin tertawa sendiri. Sama sekali tak ada perasaan marah. Seru aja di jaman modern seperti ini masih ada orang rebutan cewek. Sebenarnya wajar saja asalkan sportif. Dari jaman dahulu kala perebutan cewek itu akan terus berlangsung hingga di masa depan, menjadi bumbu kisah asmara seseorang. Hanya saja, semakin kesini (modern) semakin sembunyi-sembunyi rebutan cewek.

Saya sebagai orang yang lebih dewasa, sementara mengalah dulu, agar tidak sampai keras-kerasan berebut cewek. Malu sama peribahasa Indonesia; 'kalah jadi abu, menang jadi arang.' Ujung-ujungnya sama-sama rugi. Hal senada dengan sesonggan Bali 'buka senggake merebutin tulang tanpa isi' berebut sesuatu yang tak ada gunanya. Masih banyak cewek bertebaran diluar sana yang lebih cantik dari dia. Kalau terus diperebutkan nanti dia gede rasa, GR.

Hal yang paling membuat saya merasa tenang dan damai adalah petunjuk mimpi sebelumnya yang berjudul 'Menyenggol Payudara Gadis Kecil'.

Mimpi ini membawa saya hingga perang gaib secara langsung  dengan orang berilmu tinggi, namun atas bantuan Bhatara Hyang Guru, saya berhasil selamat dari kematian. Seperti apa yang saya tulis pada artikel lajuannya.
Labels: catatan harian

Thanks for reading Gegara Berebut Cewek Saya Dilaporkan ke Polisi. Please share...!

0 Komentar untuk "Gegara Berebut Cewek Saya Dilaporkan ke Polisi"
Back To Top