Voice Of Merta Mupu

Voice Of Merta Mupu : Cerita Tak Tertata

Motivasi Menulis

Channel Youtube

Mantra Islam dalam Lontar Wraspati Kalpa

Iseng-iseng baca buku Lontar Wraspati Kalpa, yang disalin oleh Made Bidja, terbitan Kayumas, cetakan kedua, tahun 1989. Pada halaman 162 ada hal menarik yang membuatku bertanya-tanya dalam hati; kok ada mantra Islam?

Lontar Wrespati Kalpa merupakan lontar pegangan bagi para pecinta ‘pedukunan’ dalam masyarakat Hindu Bali. Isinya tentang tenung (ramalan), usadha (pengobatan), dan pyolas (guna-guna). Saya suka membacanya karena ingin mempelajari ilmu guna-guna meski hanya sedikit dimuat, namun penggunaannya sederhana. [Pang taen pangelingin cewek, masak tiang dogen ngeling ulian cewek, Huaha. Tapi pedalem kona.. Mbaan cobak ngarad cewek ane deminin, manine pelan pulang kampung itu cewek (Entah kebetulan atau bagaimana)].

Dilihat dari namanya, lontar ini kemungkinan ajaran dari Bhagavan Vraspati (Gurunya para dewa). Bila mencermati isinya, Lontar Wraspati Kalpa tak ubahnya seperti Yantra, Tantra, dan Mantra yang dikenal di India, hanya saja sudah mengalami penyesuaian dengan kebudayaan masyarakat Bali. Tanaman-tanaman
obatnya tentulah yang ada di Bali, demikian pula mantranya menggunakan bahasa Bali Kuno. Namun, sebagaimana mantra pada umumnya, selalu didahului kata suci ‘Om’.

Dari beberapa mantra yang ada dalam Lontar tersebut, terdapat satu mantra yang berasal dari Islam, hal ini terlihat dari bahasa yang digunakan. Mantranya sebagai berikut ‘Bismilah Irohmanirohim Muhamad’. Dengan mengulang-ngulang mantra ini sebanyak 7 kali dapat menangkal orang yang berniat jahat kepada kita.

Merasa penasaran, saya tanyakan kepada bapakku. Katanya, dari sumber lainnya juga ada mantra guna-guna berasal dari Islam, menggunakan sarana rokok. Dalam prakteknya di masyarakat tak jarang orang belajar mantra guna-guna dari Islam. Konon, dalam Islam caranya sederhana, hanya bermodalkan mantra. Kalaupun ada menggunakan sarana, itu pun mudah didapat seperti parfum, pupur/bedak, rokok, dsb. Menurut pendapat bapakku, tidak dibenarkan mencampur-adukan mantra-mantra seperti itu atau mempelajari maupun menggunakan mantra dari dua agama. Mereka yang mencampur-adukan mantra tersebut kebanyakan mengakibatkan buduh alias gila.

Pendapat tersebut barangkali selaras dengan ajaran Veda, dimana seseorang tidak dibenarkan gonta-ganti nama Tuhan dalam pemujaan. Umpamanya, bila seseorang percaya dan meyakini bahwa Tuhan Shiwa adalah Tuhan tertinggi maka orang bersangkutan tidak dibenarkan mengganti dewa pujaan menjadi Wisnu sebagai tertinggi, demikian sebaliknya dari Wisnu ke Shiwa ataupun Shakti. Dengan kata lain, setiap orang harus konsisten pada satu nama suci Tuhan sebagai Yang Tertinggi, dengan syarat tidak boleh meremehkan nama suci Tuhan lainnya. Alasan ini juga memperkuatkan bahwa seseorang tidak dibenarkan pindah agama. Wong dalam satu agama saja tidak dibenarkan gonta-ganti nama suci Tuhan, apalagi pindah ke lain agama.

Mungkin saja hal ini juga berlaku dalam menggunakan mantra guna-guna. Jika menggunakan mantra Islam dan Hindu secara bergantian, tentu nama suci Tuhan yang diagungkan menjadi gonta-ganti.

Back to topik, selain Mantra Islam tersebut, ada juga ‘rerajahan’ untuk memperoleh kekayaan menggunakan rerajahan aksara China. Hal ini tidak mengherankan, sebab dalam masyarakat Bali tidak asing dengan keberadaan aksara China, terutama penggunaan pis bolong yang bertuliskan Aksara China yang digunakan membuat upakara/sesajen.

Perlu diketahui, berdasarkan hasil penelitian, tidak semua pis bolong bertuliskan Aksara China kuno. Ternyata ada beberapa yang bertuliskan aksara Korea, bahkan Jepang (kalau tidak salah). Namun perlu juga diketahui, aksara Korea dan Jepang serumpun dengan aksara Dewanagari yang dalam masyarakat nusantara menjadi aksara Jawa-Bali-Lombok.
Labels: diskusi Hindu

Thanks for reading Mantra Islam dalam Lontar Wraspati Kalpa. Please share...!

1 Komentar untuk "Mantra Islam dalam Lontar Wraspati Kalpa"
Back To Top