Voice Of Merta Mupu

Voice Of Merta Mupu : Cerita Tak Tertata

Motivasi Menulis

Channel Youtube

Gara-gara Perjodohan Palsu

Berselancar di negeri maya terkadang terkejut bisa bertemu seseorang yang pernah hadir dalam hidup kita. Itulah yang aku rasakan, tak sengaja menemukan fb seorang gadis yang pernah aku godain, bisa dikatakan aku mempermainkannya hingga membuat dia benci padaku.

Melihat fbnya, aku add dia. Ternyata sedang online dan dia menerima pertemananku. Tetapi aku add dia dari fb abal-abalku, facebook palsu yang aku gunakan untuk menulis status berbahasa inggris (belajar bahasa inggris), kadang update puisi.

Lalu aku menyapanya, “Apa kabar, nona manis? Kakak kangen loh! ingatkah kau denganku?” tulisku. Rasa rindu memang bersemi setelah melihat fotonya yang manis senyumnya. “Enggak, ini siapa?” balasnya.

“Waduuh.. parah! Kakak cowok yang pernah kau rindukan”
Lama tak dibalas, sekira 10 menit. Aku ingin klik prfilenya untuk memastikan apakah dia masih online ataukah sudah offline. Sungguh aku kaget bukan kepalang. Baru tadinya diterima pertemannya tetapi sudah dihapus dari friendlist.

Lalu ia membalas inboku singkat, “Mihh”
Kaget atas sikapnya, aku balas inboxnya, “Lucunya dirimu! Naah, kalau benci sama kakak, tak mengapa. Tapi lucu sih kalau ada seorang cewek yang benci tanpa sebab. Menurut sebuah teori (teori sendiri sih), kalau cewek yang benci tanpa sebab, pasti ada faktor cinta didalamnya. Huahaha.”
“Iiih ngarep”
“Bukan ngarep.. soal cinta kakak sudah berpengalaman. Dari pandangan matamu setiap berjumpa denganku, kakak sudah tahu maknanya. Gak usah munafik! Sering kakak lihat kamu selalu menoleh ke rumahku kalau kamu lewat. Biar kamu tahu, tempat yang paling spesial di mata seseorang itu adalah tempat orang yang kita suka atau kita sayang tetapi cinta belum bertemu. Silakan tak mau mengaku. Mulut boleh berbohong, tetapi hati nurani tak bisa kau bohongi.”
“Gr”
“Lebih baik Gr daipada minder, begitu kata Mario Teguh. Jujur-juran yuuk. Berani sumpah kalau kamu gak pernah suka sama kakak?”
“Berani..”
“Berani nanti memiliki suami yang gak beres kalau kamu gak pernah memiliki rasa padaku? Inget lohh, kamu itu jadi Jero. Kata-kata yang kamu ucapkan itu akan menjadi kenyataan.”

Setelah aku bilang begitu, dia tak berani membalas inboxku. Bukan aku gede rasa (GR), tetapi melihat gelagatnya jika bertemu aku memang dia suka padaku, tetapi salahku pernah mempermainkan perasaannya.

Tak dibalas inboxku, aku kirim pesan lagi, “Kamu gak bakalan bisa membohongiku, apalagi soal cinta. Kakak gak bermaksud untuk merayumu loh! cuma iseng saja untuk tahu perasaanmu darimu sendiri. Bukan dari melihat gelagatmu. Kalau dari gelagat mah sudah kelihatan banget. Hiks! Tapi itu dulu, sekarang kayaknya sudah gak. Entah apa penyebabnya kamu jadi benci sama kakak. Padahal kakak merasa tak pernah berbuat salah denganmu.”

Setelah itu, aku log out dari fb palsu, log in fb ini. Aku add dia, eh malah langsung dihapus permintaan pertemannya, sempat bikin kepala panas tetapi cepat sadar kalau aku pernah membohonginya. Mungkin itu sebabnya dia benci padaku. “Sebenarnya kamu cantik, tapi sayang munafik! Huu.. Ternyata kamu marah sekali denganku. Tapi gak apa sih, yang penting kakak gak ikut-ikutan marah sama kamu. Soalnya kakak pernah menyimpan rasa untukmu. Kakak gak suka jika rasa suka berubah menjadi benci. Seperti yang kamu lakukan.”

Dia membenciku karena sikapku yang kekanak-kanakan. Perjumpaan pertama waktu dia baru tamat smp, mau mengambil ijasah ke sekolahnya. Kalau gak salah, waktu itu aku sudah semester 5. dan sekarang dia sudah kelas 3 SMK. Waktu bertemu, aku ngaku baru kelas 3 SMA, sedang jomblo. Melihat sikapnya yang salah tingkah, aku yakin kalau dia naksir padaku.

Beberapa hari kemudian aku mencuri nomor HP-nya pada adikku yang satu sekolah dengannya. Aku iseng-iseng lihat HP adik angkatku ternyata ada nomor HP dia. Aku sms dia, dikerjai, ngaku sebagai pacarnya, pura-pura punya nomor baru. Dia bilang gak ada yang namanya pacar, dia bilang lagi jomblo. Terus ngaku bilang penggemar rahasianya. Terus ngaku pangeran yang sedang mencari tuan putri yang hilang. Pokoknya aku kerjain dia seru-seruan.

Tapi akhirnya aku mengaku kalau yang sms itu aku. Jadilah sering ceesan dengannya, sering telpon-telponan. Pertama menelpon dia, aku mendengar suaranya begitu gugup, seakan tak berani bercuap-caup denganku.

Suatu hari dia datang ke rumahku, mau belanja di warung ibu. Waktu dia mau pergi, aku naik ke motornya, diam-diam aku kecup pipinya dari belakang, membuat wajahnya memerah. Dia ngambul.. hari berikutnya lagi dia datang, tapi dia tak berani parkir di halaman rumahku, dia parkir motornya agak jauh dari rumahku. Tanpa sepengetahuan dia, diam-diam aku ambil kuncinya.Saat mau pulang dia kebingungan mencari kuncinya. Hampir sampai menangis. Lalu aku mengembalikannya karena dimarahi sama ibuku. Hehehe.

Beberapa minggu kemudian, aku ada masalah yang sangat pelik. Mau dijodohkan keluargaku, dijodohkan secara paksa. Tetapi aku tidak mencintai gadis yang diinginkan keluargaku. Saat itulah aku ingin kawin lari dengan dia agar perjodohanku dengan gadis idaman keluargaku gagal. Dia bilang kalau dia itu bingung sekali, dia ingin sekali sekolah tapi aku mengajaknya menikah.

Aku hentikan mengerjainya, tak lagi sms atau menelponnya beberapa hari. Setelah seminggu berlalu, aku sms dia, tetapi smsku selalu dikirim balik, ditelpon ditolak panggilannya. Ternyata adikku yang membongkar kebohonganku yang pura-pura dijodohkan, padahal tidak, hanya berakting. Juga dia tahu kalau aku sudah mau tamat kuliah, tetapi mengaku kelas 3 SMA.

Semenjak itu dia selalu cemberut kalau melihatku. Namun anehnya, setiap dia lewat di rumahku kalau mau sekolah, dia selalu menoleh. Jika ada aku, dia terlihat gugup. Matanya langsung dipalingkan.

Mungkin kebohonganku itu yang membuatnya benci padaku. Adakalanya keisengan membawa benci. Benci yang seharusnya tak terjadi. Biar bagaimana pun dia pernah mengisi hidupku walau hanya sementara.

"Jaga dirimu baik-baik, semoga menjadi gadis idaman, dan menemukan lelaki yang pantas untukmu. Hanya doa yang bisa kakak panjatkan untukmu. Dan maafkan kakak pernah mempermainkanmu walau itu hanya bergurau."
Labels: catatan harian, Fiksi

Thanks for reading Gara-gara Perjodohan Palsu. Please share...!

0 Komentar untuk "Gara-gara Perjodohan Palsu"
Back To Top