Voice Of Merta Mupu

Voice Of Merta Mupu : Cerita Tak Tertata

Motivasi Menulis

Channel Youtube

Satyawati dan Bhisma


Satyawati

Satyawati merupakan salah satu ibu ratu di Astina Pura. Ia merupakan simbol dari keserakahan seorang wanita yang membawa petaka bagi bangsa dan negara. Menurut cerita, Satywati lahir dari Ikan yang merupakan jelmaan bidadari, bersamaan dengan anak laki-laki. Mereka lalu dipungut oleh Dasabala, seorang nelayan. Lahir dari Ikan, anak gadis ini berbau amis. Setelah dewasa ia bekerja mengantarkan orang menyeberangi sungai dengan perahu.

Satyawati dinikahi oleh bhagavan Parasara yang menurunkan kitab Parasara Dharmasastra, kitab hukum Hindu untuk jaman Kali, Kali Yuga. Kisah pertemuannya dengan Bhagavan sebagai berikut:

Pada suatu hari, Bagawan Parasara, putera Bagawan Çakri yang merupakan cucu Maharsi Wasistha, berdiri di tepi Sungai Yamuna, minta diseberangkan dengan perahu. Durghandini menghampirinya lalu mengantarkannya ke seberang dengan perahu. Di tengah sungai, Resi Parasara terpikat oleh kecantikan Durghandini. Durghandini kemudian bercakap-cakap dengan Resi Parasara, sambil menceritakan bahwa ia terkena penyakit yang menyebabkan badannya berbau busuk. Ayahnya berpesan, bahwa siapa saja lelaki yang dapat menyembuhkan penyakitnya dijadikan suami. Mendengar hal itu, Resi Parasara mengatakan bahwa ia bersedia menyembuhkan penyakitnya, lalu ia meraba kulit Durghandini. Tak berapa lama kemudian, bau harum semerbak tersebar dan bahkan dapat tercium pada jarak seratus "Yojana". Karena Resi Parasara berhasil menyembuhkannya, maka ia berhak menjadikan Durghandini sebagai istri. Dari hasil hubungannya, lahirlah Rsi Byasa yang sangat luar biasa. Ia mampu mengucapkan ayat-ayat Veda bahkan ketika baru lahir. (Wikipedia).
.
Setelah Satywati tidak lagi bersama Bhagavan Parasara (apakah bhagavan wafat ataukah bhagavan bertapa, tidak jelas). Menurut Lontar Adi Parwa, Satywati dianugerahi oleh Bhagavan Parasara untuk kembali menjadi seorang gadis (daha). Disebutkan, “sira ta punah kanya, nungraha bhagavan Parasara”, yang artinya Ia kembali menjadi gadis oleh anugerah Bhagavan Parasara.
.
Selanjutnya Satyawati menikah dengan raja Santanu, melahirkan Citranggada dan Citrawirya. Kemudian ia menjadi ibu ratu di Astina Pura.
.
Satywati memiliki beberapa nama lain. Dalam Lontar Adi Parwa berbahasa Jawa Kuno, ada beberapa nama lain yang disebutkan, diantaranya; Sayojanagandhi, Ghandawati dan Saugandhini. Dalam Wikipedia disebutkan bahwa nama lain dari Satywati adalah Durghandini. Hal ini kemungkinan salah kaprah dalam masyarakat Indonesia, terutama dalam pewayangan Jawa. Mencermati teks lontar Adi Parwa, tidak ditemukan bahwa nama lain dari Satywati adalah Durghandini.
.
Note: Catatan ini sekaligus menjawab kenapa Satyawati bisa hidup begitu lama sedangkan Satyawati bukan tergolong Ciranjiwin; manusia abadi.

Bhisma Inkarnasi Astavasu

Dalam film Mahabharata berkisah tentang Bhisma menantang dewa Surya atas kematian Wicitrawirya pada penobatannya. Siapakah Bhisma hingga berani menantang dewa Surya (dewa Matahari)? mungkin pertanyaan itu muncul dalam benak pemirsa.

Dalam kitab Mahabharata dijelaskan bahwa Deva Brata (bhisma) merupakan Inkarnasi Astavasu, yang merupakan delapan dewa (dewa Agni, dewa Chandra, dewa Vayu, dsb). Astavasu harus turun ke dunia akibat dikutuk Rsi Wasista yang agung yang mampu menciptakan alam semesta baru.

Untuk mempersingkat kutukan itu, astavasu menjelma menjadi anak dari dewi Gangga yang juga harus turun ke dunia akibat dikutuk dewa Brahma. Astavasu satu persatu lahir ke bumi dan langsung dibunuh dengan dibuang ke Sungai oleh dewi Gangga. Dari ke delapan dewa itu membiarkan sedikit bagiannya menjadi satu dalam diri dewa Prabhasa; lahir ke dunia menjadi deva brata. Deva brata dididik oleh para guru surgawi di surga, setelah dewasa turun ke bumi lagi, yang kemudian dikenal sebagai Bhisma.
Labels: diskusi Hindu

Thanks for reading Satyawati dan Bhisma. Please share...!

0 Komentar untuk "Satyawati dan Bhisma"
Back To Top