Voice Of Merta Mupu

Voice Of Merta Mupu : Cerita Tak Tertata

Motivasi Menulis

Channel Youtube

Cinta yang Terkenang (17+)

Senja berganti malam, iseng-iseng aku kirim rekaman lagu dengan suara sendiri dari nomor lamaku. Teruntuk pujaan hati yang menolak cintaku. Kelas 3 SMP. Widya Pujayanti namanya.

“Takan mungkin ada yang lain di sisi, segenap jiwa hanya untukmu. Bagiku, semua sangat berarti. Ku ingin kau disini, tepiskan sepiku bersamamu. Hingga akhir waktu…. semoga suatu saat kebencianmu menjadi sebuah cinta”

“Mamaa,, papaa,, ” Dia membalasnya dengan rekaman suara adiknya yang masih kecil.

“Maaf, yang tadi hanya sebuah lagu. Aku sudah menemukan gadis yang jauh lebih sempurna darimu, dan tentunya lebih dewasa. Dibandingkan dengan dia, kamu tak ada apa-apanya”

“Ohh naahh. Jangan gitu dong!”

“Aku percaya, rasa sakit yang pernah kau beri padaku, suatu saat kau akan merasakannya. Ohya, jujur, bli gak bisa menghapus rasa sayangku begitu saja. Mungkin karena Wi masih dibawah umur, belum mengerti betapa hancurnya perasaanku, ketika rasa sayang yang tulus dicampakkan. Bulir’ air mata selalu mengiringi”

“Ow nah2.. sabar bli, mungkin belum waktunya”

“Oya, maafin bli udah hampir setahun menganggumu, Wi. Sering bikin Wi jengkel, marah, dll. Sekali lagi, maafin Bli! mudah-mudahan Wi memaafkannya. Mungkin Tuhan punya rencana lain yang lebih indah dari apa yang bli harapkan. Hanya doa yang bisa bli titipkan, semoga Wi bahagia nanti”

“Makasih dah, bli…”

Hari sudah larut malam, jam menyudut menunjukan pukul setengah dua belas. Aku membalas sms dia mumpung dia mau membalasnya, aji mumpung.

“Ya, sama-sama. Ada pesan bli; Jaga diri baik-baik, jadilah diri sendiri, jangan meniru cewek lain, apalagi meniru pergaulan bebas. Semoga Tuhan selalu menjagamu, adik sayang..”

Sms tak dibalas, aku sms lagi, aku ingin suasana mencair. Dari tadi aku merasa kikuk dia mau membalas smsku, biasanya hampir tak pernah mau balas sms dariku, kalau dibalas berantem melulu.

“Oya, kok belum tidur sampai jam segini? nanti ibu peri bersayap ngantuk loh jagain kamu.”
“O.. ”
“Pasti asal balas tuh! Tahu gak, kalau sms ‘O’ artinya jomblo, loh! Sedangkan sms kosong artinya kangen”
“Hahaha.. Oya, Bli. Aku mohon, jangan guna-guna aku. Aku takut…”

“Mimih Dewa ratu,, kenapa negative banget pikiranmu, Nona kecilku? Bli sudah sering bilang, aku tak akan pernah menyakiti orang yang aku sayangi. Lebih baik aku menderita karena rasa sayangku padamu. Aku pasti sedih jika melihat orang yang aku sayang hidup menderita” Balasku.

Aku duduk termangu di tempat tidur, memikirkan hal itu. Memang kadang menyakitkan bila cinta tak terbalas, apalagi sering dihina. Dalam keadaan seperti itu, terkadang perasan orang menjadi terbalik; sedih melihat orang bahagia, dan senang melihat orang lain menderita.

“Janji ya..”
“Masih ragukah akan hal itu? bukankah bli sudah membuktikannya selama ini?”
“Ya bli.. makasih dah. Dan maafkan aku selama ini”
“Bli gak pernah marah kok, kalau kecewa, Iya. Tetapi inget loh, benci sering menjadi cinta. Kalau tidak begitu, akan lebih menyedihkan lagi yaitu disakiti orang yang disayang”

“Mudah-mudahan gak begitu..”
“Harapan bli juga begitu. Gak mau melihat Wi menderita. Sebab, deritamu adalah deritaku. Kebahagianmu adalah kebahagianku juga, tetapi penderitaanku bukanlah deritamu”
“Haaa?”
Aku tertidur, tak sempat balas smsnya lagi.

***
Sepenggal kisah cinta yang terkenang. Aku menyimpannya dalam relung hati. Terukir indah seiring waktu berubah. Manakala aku mengingat kenangan yang tercipta, disitulah kadang aku merasa sedih. Sedih cinta tulusku tak berbalas.
Labels: Facebook, Fiksi

Thanks for reading Cinta yang Terkenang (17+). Please share...!

0 Komentar untuk "Cinta yang Terkenang (17+)"
Back To Top